Pengalaman Tak Terlupakan Boyong Keluarga di Kopdar PWMU.CO ditulis Yulia Febrianti, kontributor dari Banyuwangi. Ada kisah lucu di dalamnya.
PWMU.CO – Tak terasa sudah empat tahun saya bergabung dengan portal berita milik Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur: PWMU.CO.
Suka dan duka pasti ada. Namun hal itu tetap menjadi penyemangat untuk berkarya. Dan saya merasa mendapat pengalaman sangat berharga bergabung dengan PWMU.CO. Termasuk belajar tentang keikhlasan berjuang melalui tulisan. Berjuang tanpa mementingkan ujrah (honor) tetapi lebih menekankan ajrun (pahala).
Sebagai kontributor—yang harus merelakan waktu untuk menyuguhkan berita yang terperinci, faktual, dan tidak garing—tentu menguras energi. Karena itu, kita harus benar-benar menjadi relaban, rela berkoban, meminjam istilah Pak Nadjib Hamid. Jadi bukan sekadar relawan.
Tetapi ternyata di balik semua itu, saya mendapat banyak manfaat. Salah satunya dipercaya menjadi bagian dari bidang penerangan dan pers Kodim 0825 Banyuwangi. Lainnya: saya punya banyak kenalan dari berbagai daerah.
Kali Pertama Kenal PWMU.CO
Saya mengenal PWMU.CO kali pertama pada pada medio Maret 2017 lewat Ibu Dwi Deritaning Tyas, Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Banyuwangi.
Kala itu beliau memberi saya link berita berjudul Bersilaturrahmi dengan Polres, Muhammadiyah Berharap Ada Sinergi yang Baik antara Ulama dan Aparat.
Tulisan tersebut berisi permohonan pengamanan kegiatan di SMK Muhammadiyah 2 Genteng, Banyuwangi, terkait rencana kunjungan Mendikbud yang saat itu dijabat oleh Prof Muhadjir Effendy.
Setelah membaca berita tersebut saya merasa tertantang untuk menulis berita di PWMU.CO. Maka saya pun mengirim naskah. Waktu itu Pemimpin Redaksi PWMU.CO masih dijabat oleh Mas Muh Kholid As dengan admin Mas Aan Hariyanto.
Tulisan pertama saya sangat amburadul. Bolak-balik naskah saya dikembalikan oleh Mas Aan. Sempat sedih dan kecewa juga, karena target tayang tidak memenuhi ekspektasi.
Lucunya, saat itu Mas Aan mengganti nama saya dengan nama Ketua PDA Banyuwangi: Dwi Deritaning Tyas. Saat saya tanyakan ke Mas Aan, ternyata karena saya tidak menyertakan nama sendiri di akhir tulisan.
Saking lamanya proses editing itu, membuat Mas Kholid turun tangan langsung membenahi tulisan saya. Tentu, ini menjadi pelajaran berharga bagi saya.
Akhirnya Dapat Dua Jempol
Setelah pergantian pemimpin redaksi ke Mas Mohammad Nurfatoni, banyak ketentuan dalam menulis berita yang dibuat dan “memaksa” saya untuk semakin rajin belajar.
Saya pun menghasilkan tulisan demi tulisan yang semakin rapi, walau belum sempurna. Nama saya juga tidak lagi hilang walau kadang nama depan saja yang ditampilkan.
Tulisan pertama tersebut kemudian dibagikan oleh Ibu Dwi Deritaning Tyas di grup Pimpinan Daerah Muhammadiyah Banyuwangi. Saya sempat khawatir juga. Takut ada yang tidak berkenan dengan tulisan tersebut.
Namun ketika melihat senyum lebar Ibu Dewi yang memberi apresiasi dua jempol, saya mulai bisa membangun rasa percaya diri untuk terus menuliskan kegiatan demi kegiatan. Tidak hanya di persyarikatan namun juga sekolah saya sendiri.
Walau sempat terdengar selentingan yang tidak mengenakkan hati, saya yakin langkah awal ini akan dijadikan sebagai alat ATM (amati, tiru, dan modifikasi) oleh rekan-rekan di Banyuwangi.
Selentingan itu pun menjadi cambuk bagi saya secara pribadi untuk terus berusaha memberikan karya terbaik dalam bentuk tulisan. Alhamdulillah, hingga kini saya masih aktif menulis.
Boyong Kelurga Ikut Kopdar
Aktif menulis dari jarak jauh membuat hati saya begitu bahagia ketika ada acara kopdar alias Kopi Darat Kontributor PWMU.CO yang digelar di Aul Mas Mansur Gedung Muhammadiyah Jatim di Surabaya.
Momentum itu tidak pernah saya sia-siakan, meskipun butuh perjuangan tersendiri, karena harus datang jauh-jauh dari Banyuwangi ke Surabaya. Tapi saya selalu mengikuti kopdar milad PWMU.CO: dari 2017 hingga 2019.
Saya baru absen saat kopdar ke-4 tahun 2020 karena pandemi Covid-19 mulai melanda tanah air membuat acara tersebut dibatalkan. Kopi darat juga akan diganti—meminjam Mas Nurfatoni—menjadi kopi virtual pada milad ke-5 PWMU.CO tahun 2021, karena pandemi belum juga berlalu.
Dari tiga kopdar itu, pengalaman paling mengesankan terjadi pada tahun 2019. Saat itu saya memboyong seluruh angota keluarga saya: suami dan anak-anak saya.
Ada beberapa alasan yang mengharuskan saya memboyong mereka. Pertama, saat itu sulung saya, Noufal Rayyan Afinanto, akan melaksanakan ujian nasional.
Dia juga sedang mempersiapkan diri sebagai anggota kontingen Banyuwangi dari Cabang Olahraga Karate dalam Pekan Olahaga Provinsi yang digelar di Tuban.
Jadi, kalau ditinggal di rumah malah dia gak fokus. Dia juga perlu mengendurkan syarat karena ketegangan saat mempersiapan dua event itu.
Kedua, Nayla Rahmi, anak kedua, sangat ingin tahu bagaimana bentuk Gedung Muhammadiyah Jatim, dengan harapan perjalanan tersebut menjadi salah satu sarana refreshing. Kami sekaligus ingin mengajarkannya menjadi kader kintilan.
Kedua, Nabil Roeshyied Afinanto yang masih berusia tiga bulan pun tak mungkin saya tinggal karena masih membutuhkan ASI.
Nah, bisa dibayangkan bagaimana riweh-nya membawa pasukan krucil dengan moda transportasi umum. Untunglah suami mendukung 100 persen kegiatan saya. Jadi, tidak mungkin kan dia tak mengawal saya. Sehingga apa yang kami khawatirkan tidak terjadi, termasuk bagaimana mengatasi Nayla kalau lagi trantum.
Kisah Lucu soal Lift
Ada kejadian lucu yang sampai saat ini selalu menjadi bahan cerita bila mengenang kopdar ketiga itu. Saat hendak naik menuju Aula Mas Mansur yang berada di lantai 3, Nayla lebih memilih lewat tangga biasa. Ternyata dia takut masuk lift.
Ikutnya Sabrina Aulia Farzana alias Shafa—putri sulung Mbak Dian Rahma berhasil mencairkan suasana. Kekhawatiran saya bila Nayla akan gabut karena yang hadir di acara tersebut orang dewasa tidak terbukti.
Shafa pula yang akhirnya membikin Nayla berani menggunakan lift. Bahkan sempat bolak-balik, naik-turun, sampai-sampai ibu-ibu Aisyiyah menegurnya, karena lift dipakai untuk bermain.
Yang juga tak terlupakan sebagai kenangan indah adalah saat Nayla (juga Syafa) dipanggil ke depan untuk mendapat potongan kue ulang tahun PWMU.CO dari Pak Saad Ibrahim (Ketua PWM Jatim) dan Pak Nadjib Hamid (Wakil Ketua PWM Jatim).
Semoga pandemi Covid-19 segera berlalu, sehingga anak-anak kami dapat kembali mengikuti acara kopdar kontributor PWMU.CO di tahun 2022.
Dengan harapan semoga mereka mampu mengabadikan jejak hasanah melalui tulisan seperti yang telah kami contohkan selama ini, amin. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni