Serunya Lomba Penyiar TV di Berlian School merupakan kelanjutan berita Siswa Berlian School Belajar Jadi Penyiar TV. Simak keseruannya.
PWMU.CO – Untuk membangkitkan semangat siswa yang hendak mengikuti lomba membaca berita, dengan lincah dan ceria, Irma Sonya Suryana SKom mengajak para siswa bernyanyi mengikutinya siang itu.
“Zig-zig-za-ga, zig-zig-zig-za-ga!” suara nyaring dan semangat ustadzah yang saat itu mengenakan berkerudung hijau telur asin itu disambut riuh suara peserta melalui Zoom Cloud Meeting.
Dengan nada khas yang dipopulerkan Gen Halilintar itu, ia mengajak siswa bernyanyi bersama. Para siswa langsung ikut menyanyi dengan lirik yang sudah diganti sesuai arahannya, “Za-kat-pu-a-sa, sha-lat-se-de-kah…. Ge-ne-ra-si-Ber-li-an!”
Kepada para siswa yang bergabung, Sonya menerangkan calon news anchor harus memiliki iman dan Islam yang kuat. Untuk mengawali kegiatan, ia mengajak para siswa mengingat kembali poin penting dalam rukun Islam melalui lagu tersebut.
Sonya kembali hadir di Berlian School, Jumat (26/2/2021). Kali ini, dengan berseragam hitam khas tvMu, ia meramaikan studio meeting room. Ia hadir sebagai juri tunggal dalam ajang pencarian bakat Berlian Got Talent: News Anchor Competition.
Dengan berbagai bekal pengalamannya sebagai juri, Sonya mengaku sempat menduga beberapa siswa di antaranya terpilih sebagai juara. Ada juga siswa yang tidak ia duga mampu, ternyata bisa menunjukkan potensi menjadi news anchor sebaik itu.
Pasalnya, sebelum direkrut sebagai tim tvMu Jatim Stasiun Mugeb, ia berkiprah di Bidang Kesiswaan Berlian School hingga tahun 2020.
Sebelum lomba dimulai, para siswa dari kelas satu sampai enam—baik yang mengikuti lomba maupun tidak—mendapat materi tentang news anchor dari Direktur tvMu Jatim Stasiun Mugeb. Menjelang lomba dimulai, Isa Iskandar menyampaikan pesan untuk para siswa.
“Menjadi siswa itu sudah biasa, menjadi siswa yang hebat itu baru luar biasa. Jangan berhenti belajar, karena kalau belajar di kelas itu biasa-biasa saja, tapi yang luar biasa adalah belajar tanpa batas ruang dan waktu, kepada siapapun dan di manapun!” tuturnya memotivasi.
Tips Juri untuk Calon Peserta
Beberapa saat sebelum lomba dimulai, Sonya mengingatkan kembali kepada peserta agar melihat kamera saat membaca berita. “Mata fokus menghadap kamera!” pesannya. Karena, jelas dia, kamera ibarat pemirsa yang sedang diajak berinteraksi.
Lantas ia meminta operator untuk memutarkan video salah satu news anchor tvMu saat sedang membaca berita. Ia menekankan bahwa saat membaca, kontak mata news anchor tetap melihat kamera di depan teleprompter.
“Di depannya ada laptop, tapi matanya tidak melihat ke laptop yang mati. Laptop hanya sebagai properti tambahan saja, sebab teks sudah ada di teleprompter,” jelas lulusan Universitas Muhammadiyah Gresik ini.
Sonya juga mengingatkan peserta untuk duduk tegak saat membaca berita. Langsung saja ia mencontohkan cara membaca naskah berita yang sudah diberi tanda baca slash (garis miring). Naskah berita pembukaan itu tampak jelas di layar Zoom. Sementara itu, tampak di layar, Andini Dea Anandita ikut berlatih membaca naskah berita.
Tanda baca garis miring tersebut, ungkapnya, menunjukkan news anchor diberi kesempatan mengambil nafas dulu sebelum melanjutkan membaca. “Ustadzah Sonya sarankan, nanti sebelum membaca berita, teksnya dikasih garis miring dulu,” sarannya kepada para peserta.
Poin penting selanjutnya yang diingatkan Sonya adalah perihal suara. “Suaranya nggak boleh cemlenteng, pakai suara dalam!” tuturnya. Ia pun mencontohkan saat menggunakan suara dalam dan menggunakan suara yang cemlenteng alias memekikkan telinga.
Pada kesempatan ini, Sonya juga mengenalkan lokasi kantor tvMu Jatim Stasiun Mugeb, yaitu di Ruang 404 Lantai 4 SMA Muhammadiyah 10 GKB Gresik. Dengan ramah ia mempersilakan para peserta dan orangtua untuk berkunjung dan belajar menjadi presenter kecil di sana.
“Kita sudah punya kamera, komputer, tele-prompter, dan studio yang akan diperbesar,” jelasnya menggambarkan kondisi kantor tvMu saat ini.
Penobatan Juara News Anchor Competition
Setelah semua peserta menunjukkan kemampuannya dalam membawakan berita, Sonya langsung merekap penilaian. Tidak perlu waktu lama, hanya sekitar sepuluh menit, ibu kelahiran Gresik ini sudah memegang nama-nama sang juara.
Saat hendak mengumumkan para juara, Sonya menghimbau para pada orangtua untuk menemani anaknya. Tampak di layar, siswi Kelas IV Kapuas Malihah Ratu Aneira dan siswi Kelas V Al-Cazar Amira Ardia Putri Asmarany langsung bersama sang ibu.
“Siapapun nanti yang ustadzah Sonya sebut sebagai juara, harus tetap rendah hati! Mengasah lagi dan lagi. Karena kalian sudah berani, tinggal mengasah sedikit lagi. Nanti kalau kalian sudah besar, potensi itu akan semakin berkembang,” pesannya kepada seluruh peserta yang menunggu pengumuman juara.
Akhirnya satu per satu juara dari setiap jenjang kelas dibacakan langsung oleh sang juri tunggal. Berikut para juaranya:
- Juara kelas I diraih siswi Kelas I Bima, Fatin Kayyis Nurkamila Putri
- Juara kelas II diraih siswi Kelas II An-Nahl, Alisha Zhafira
- Juara kelas III diraih siswi Kelas III Kelvin, Andini Dea Anandita
- Juara kelas IV diraih siswi Kelas IV Kapuas, Malihah Ratu Aneira
- Juara kelas V diraih siswi Kelas V Al-Cazar, Amira Ardia Putri Asmarany
- Juara kelas V diraih siswa Kelas VI Khalid bin Walid, Pradnya Quinsha Athaya
Sonya mengungkap, ia menemukan seorang calon bibit unggul news anchor. Ialah siswi kelas II An-Nahl Alisah Zhafira. Ternyata ia memperoleh nilai yang tinggi di setiap aspek, bahkan tertinggi dari seluruh peserta yang ikut.
“Alisha membawakannya sudah sesuai dengan nada pembawa berita. Suaranya juga berpotensi bagus. Penampilannya juga rapi dan menarik,” ungkap ibu yang hobi membaca dan menonton film ini.
Kisah sang Juara
Siang itu sekitar pukul 11.00 WIB, ibu ananda Dea—sapaan akrab Andini Dea Anandita—sedang memasak untuk persiapan makan siang. Setelah mendengar imbauan Sonya agar orangtua menemani sanaknya menjelang pengumuman para juara, Dea masih duduk di depan laptop sambil harap-harap cemas.
Tak terasa, ia menggigit pinggiran kerudungnya. Ia baru memanggil ibu untuk menemani di depan layar Zoom saat namanya dipanggil Sonya sebagai juara.
Ternyata menyabet juara dalam ajang lomba tidak terlepas dari perjuangan yang mengiringinya. Hal inilah yang dialami Dea, di mana ia telah berlatih sejak dua hari yang lalu dengan sang ayah. Terungkap setelah wawancara, Dea mendapat arahan dari ayahnya, kemudian ia berusaha memahaminya.
Awalnya, ia dan ibunya mengira lomba ini tidak dilaksanakan secara langsung di hadapan juri. “Saya tadi juga gak ngeh (tidak paham), tak kira habis Zoom terus kirim video,” ujarnya melalui pesan obrolan WhatsApp (26/2/2021).
Dea telah berencana mengirim video rekaman—ketika ia membaca berita—selepas mengikuti pertemuan pembekalan materi (talk show) melalui Zoom tersebut. Beruntung Dea memperhatikan dengan seksama penjelasan dari pemandu acara. Sehingga ia tetap singgah di ruang virtual Zoom tersebut hingga tiba giliran namanya dipanggil untuk membaca berita.
Ibu Dea mengaku bersyukur atas terselenggaranya kegiatan ini. Dengan meluangkan waktu latihan sejak dua hari sebelumnya, Dea bisa menyeimbangkan waktunya untuk bermain dan belajar. Lebih lagi, Dea bisa terpacu berlatih dengan semangat.
“Wes (sudah) enak gak main di luar terus, ada kesibukan untuk memacu dea semangat,” ungkap Ibunya yang selama ini terus mendorong Dea untuk menyibukkan diri dengan kegiatan positif.
Dalam ajang lomba menjadi news anchor ini, Dea membuktikan kemampuannya. Tapi terlepas dari kegiatan ini, Dea termasuk siswi berprestasi di sekolah. Terakhir, ia menjadi juara lomba menyanyi pada Excellent Anniversary Competition (27/1/2021).
Usai kegiatan, Sonya menitipkan pesan penting kepada tim kesiswaan. “Upgrade terus kemampuan anak-anak. Siapkan panggung untuk mewadahi berbagai potensi unik anak, agar anak merasa dihargai. Justru dari penghargaan itu, anak semakin punya semangat belajar,” tuturnya.
Mendengar pesan itu, seluruh koordinator bidang di bawah naungan kesiswaan menjawab, “Siap insyaallah” dengan mantap. (*)
Penulis Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni