PWMU.CO – Mahasiswa UMM ajak budidaya tanaman obat keluarga. Hal ini dilakukan mahasiswa UMM di Dusun Gondang, Desa Tegalgondo, Kecamatan Tegalgondo, Kabupaten Malang.
Mahasiswa ini tergabung dalam kelompok 68 gelombang II Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
PMM UMM ini yang terdiri Bella Sintia, Karina Widodo, Vidiant Ihza Pradana, Johan Risby Nugraha, Nurma Putri Trisnatasari siap untuk mengabdikan diri di masyarakat untuk mewujudkan mahasiswa yang bermanfaat. Kelompok ini didampingi Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Sholahuddin Al-Fatih.
Koordinator kegiatan Bella Sintia menyampaikan PMM akan dilaksanakan selama kurang lebih satu bulan dan dibuka pada Senin (1/3/2021).
“Acara pembukaan dihadiri oleh Sekretaris Desa, perangkat desa dan sejumlah perwakilan dari warga setempat. Acara diselenggarakan di balai desa dengan menerapkan protokol kesehatan. Seperti membatasi tamu, menjaga jarak, dan memakai masker demi mencegah penularan Covid-19,” ungkapnya
Sementara itu Sekretaris Desa Tegalgondo Sanik Dharmawati menyatakan masyarakat menerima dengan baik mahasiswa UMM dan berharap semua program kerja yang dilaksanakan dapat berjalan dengan lancar dan membawa manfaat bagi masyarakat.
Edukasi dan Siap Bibit Herbal
Bella Sinta menambahkan kegiatan pembukaan PMM bertujuan sebagai silaturahim dan perkenalan anggota PMM kepada masyarakat.
“Selain itu dalam kegiatan pembukaan ini tim PMM memaparkan program kegiatan selama satu bulan dari tim PMM kelompok 68” jelasnya.
Kegiatan kali ini, lanjutnya, mengangkat tema Budidaya Tanaman Obat Keluarga (TOGA) di Taman Baca sebagai Sarana Edukasi dan Penyediaan Bibit Tanaman Herbal.
“Tanaman TOGA dipercaya dapat meningkatkan imunitas tubuh ditengah pandemi untuk mewujudkan masyarakat yang sehat. Taman Baca dipilih sebagai tempat kegiatan PMM berlangsung. Tempat tersebut juga memiliki lingkungan yang sesuai untuk budidaya tanaman herbal,” urainya.
Resiko Penularan Covid-19
Kegiatan ini, ungkapnya, diharapkan dapat memberi edukasi terhadap warga. Selain itu taman baca dan lingkungan Desa Tegalgondo dipilih karena kondisi lingkungan padat penduduk yang meningkatkan resiko penularan penyakit terlebih dalam kondisi pandemi Covid-19.
Kegiatan PMM sendiri, menurutnya, merupakan alternatif dari pelaksanaan kuliah kerja nyata (KKN) ditengah pandemi virus corona.
“Konsep dasar dari kegiatan PMM ini adalah pelaksanaan kegiatan KKN dalam skala kecil berjumlah maksimal 5 orang,” tuturnya. (*)
Penulis Karina Widodo. Editor Sugiran.