Bisnis Vaksin Triliunan, Ini yang Nikmati oleh Drh Zainul Muslimin, Ketua Lazismu Jawa Timur.
PWMU.CO– Situs resmi United Nation menerangkan pada tahun 2020 penduduk dunia sebanyak 7,7 miliar jiwa. Maka untuk mencapai herd immunity setidaknya dunia membutuhkan dua kali 5 miliar dosis vaksin covid 19 yaitu sebesar 10 miliar dosis.
Kalau vaksin dengan kualitas yang baik itu harganya Rp200 ribu maka transaksi ekonomi yang dilahirkan dari produk vaksin itu adalah Rp2.000 triliun. Bayangkan angka itu dengan tambahan nol sebanyak 12. Bandingkan juga dengan utang negara kita yang katanya lebih Rp6.000 triliun.
Hitungan transaksi ekonomi sangat besar itu. Ternyata bisnis vaksin melahirkan berbagai persepsi. Kata duit… duit… serta fulus dan fulus. Teman-teman pun sering bercanda mafii fulus ente mamfus.
Saat ini yang memproduksi vaksin covid adalah Sinovac Cina harganya Rp 200.000 per dosis. Novavax dari AS harganya 16 dolar AS atau Rp 225.000 per dosis. AstraZeneca-Oxford dijual dengan harga sekitar 4 dolar AS atau Rp 60.000 per dosis. Pfizer-BioNTech harga sekitar 19,50 dolar AS atau Rp 275.000 per dosis. Indonesia punya produk vaksin merah putih. Tapi masih jadi perdebatan. Nunggu izin edar.
Sudah jamaknya manusia ketika diiming-imingi keuntungan materi. Keuntungan ekonomi biasanya langsung exciting, langsung tertarik bahkan sangat tertarik dan berminat berkecimpung di dalamnya. Hari ini produsen itulah yang menikmati bisnis vaksin.
Vaksin Jadi Rebutan
Produk vaksin covid 19 saat ini menjadi produk yang sangat dibutuhkan dunia. Semuanya karena implikasi dari kebenaran ilmiah yang penduduk dunia yakini sehingga kita harus melakukan vaksinasi terhadap 70 sampai 80 persen penduduk dunia. Walau tampak seringkali kita tidak begitu konsisten bahkan tak punya komitmen terhadap kebenaran ilmiah yang kita yakini.
Vaksin covid-19 yang sangat dibutuhkan dunia dan melahirkan transaksi ekonomi ribuan triliun itu sesungguhnya berasal dari sebuah niat dan kesungguhan pihak-pihak yang ingin melahirkan sebuah produk kebermanfaatan.
Vaksin covid-19 sangat dibutuhkan dunia saat ini karena memang sangat bermanfaat untuk menjadi jalan keluar bagi persoalan dunia yang membelit kita. Narasi-narasi yang terus dibangun sehingga melahirkan trending topic dunia. Itu semua menguasai mindset kita bahwa harus vaksin. Walhasil dunia memperebutkan produk tersebut.
Tentu bagi orang-orang yang kelaparan, ketika ditawari vaksin kemungkinan besar sangat tidak menarik bagi mereka karena memang tidak terlalu dibutuhkan. Karena yang mendesak buat orang yang kelaparan adalah makan dan minum.
Menurut data yang dirilis PBB pada tahun 2018 ada 821 juta lebih penduduk dunia yang kelaparan. Kita bisa perkirakan berapa kenaikan jumlah orang yang kelaparan akibat pandemi ini.
Kuasai Ekonomi
Tampak jelas ada banyak bidang yang bisa kita lakukan untuk menebar kebermanfaatan. Melahirkan produk barang maupun jasa yang sangat mendesak yang dibutuhkan oleh warga dunia yang ikutannya adalah transaksi ekonomi atau keuntungan lainnya.
Bukankah kita senantiasa dimotivasi Sang Pemilik, Sang Penguasa Jagad Raya senantiasa menebar kebermanfaatan agar menjadi orang baik.
Sebagai bagian orang-orang baik dari warga dunia, semestinya orang muslim dan mukmin yang menguasai dunia dengan produk barang dan jasa yang penuh dengan kebermanfaatan bagi penduduk dunia.
Seharusnya umat Islam inilah yang menguasai ekonomi dunia. Bukankah setiap produk yang sangat bermanfaat itu bisa dipastikan sangat dibutuhkan. Pasti laku terjual. Tapi faktanya produk itu dikuasai pihak lain.
Jauhi Kesia-siaan
Saking pentingnya untuk melahirkan produk yang bermanfaat itu, Allah swt menjadikannya sebagai salah satu syarat menjadi orang yang baik.
Ke depan kita haruslah lebih serius dan fokus terhadap setiap sikap dan sepak terjang kita. Adakah kebermanfaatan yang dihasilkan dari karya-karya yang kita lakukan.
Agar seluruh sikap dan karya yang kita lakukan melahirkan kebermanfaatan, Allah memerintahkan manusia untuk meninggalkan kesia-siaan. Menjauhi laghwu, yang sia-sia, nggak ada manfaatnya agar kita menjadi mukmin yang sukses. (Al Mu’minuun 23: 1-3).
Allah juga mengingatkan fii jannatin ‘aaliyah, laa tasma’u fiihaa laaghiyah…..di surga yang tinggi itu kalian tidak akan mendengar sesuatu yang sia-sia (Surat al-Ghasyiyah: 10-11). Tiada tempat di surga yang tinggi itu bagi siapapun yang kesehariannya bergelimang dengan kesia-siaan, yang berkecimpung dengan hal-hal yang tak ada manfaatnya.
Tetap semangat berbagi dan tebar manfaat. Bersama Lazismu. Bismillah. (*)
Editor Sugeng Purwanto