PWMU.CO – Dukungan psikososial sangat dibutuhkan untuk menguatkan warga terdampak banjir. Hal tersebut disampaikan Maryam, relawan Aisyiyah Peduli saat melakukan bakti sosial bagi warga terdampak banjir Nganjuk, Ahad (28/2/2021).
Aisyiyah Peduli bersama Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) didukung oleh Kantor Layanan Lazismu (KLL) Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jawa Timur memfokuskan sasaran bakti sosial pada balita, ibu hamil dan lansia.
Sapa Balita, Ibu Hamil ,dan Lansia
Ibu-ibu Aisyiyah menyapa balita, ibu hamil, dan lansia terdampak dengan memberikan dukungan psikososial dan juga memberikan bingkisan untuk sedikit mengurangi beban mereka.
Dalam kegiatan tersebut anak-anak diajak bernyanyi dan berdoa untuk menghilangkan trauma mereka.
Maryam mengungkapkan, saat awal banjir terjadi, anak-anak di sekitar Perumahan Candi Loceret bergembira karena bisa bermain air. Namun ketika air bertambah tinggi dan listrik padam, suasana menjadi gelap dan mencekam.
“Sehingga sekarang ketika turun hujan, anak-anak dan orang dewasa pun masih takut. Takut kalau banjir menerjang lagi,” katanya.
Penerima manfaat dari bakti sosial Aisyiyah Peduli Nganjuk ini ada 835 balita, 130 ibu hamil dan 911 Lansia. Di laksanakan di 4 Kecamatan dan 22 desa atau kelurahan mulai Ahad, (28/2/2021) sampai nanti Selasa, (9/3/2021)
Ujian Mengandung Hikmah
Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Kota Nganjuk Nisa’i Mahmudah mengatakan, musibah banjir yang kembali menerjang Kota Nganjuk setelah lebih dari 60 tahun ini merupakan ujian dari Allah yang tentu mengandung hikmah.
“Hikmahnya supaya kita menjadi lebih kuat dalam menghadapi kehidupan, tidak takut berkelanjutan. Dan setelah peristiwa banjir ini supaya kita lebih dekat kepada Allah,” katanya.
Hal ini, imbuhnya, juga menyadarkan bahwa ternyata saudara kita banyak sekali.
“Terbukti dengan cepat bantuan atau donasi datang dari berbagai penjuru. Membuat hati terenyuh,” tutur Ketua PDA yang rumahnya juga terdampak banjir selama 2 hari ini. (*)
Kontributor Novita Rully Co-Editor Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni