Kreasi batik menarik hadir dalam pembelajaran jarak jauh (PJJ) Play Group Tunas Aisyiyah (PGTA) Perumahan Pongangan Indah (PPI), Manyar, Gresik.
PWMU.CO – “Wah bagus, bisa dibuat jalan-jalan,” celoteh Auliya Ukasya Al Khawarizmi, siswa PGTA. Wajahnya tampak sumringah sembari membuka kain yang telah terlepas dari ikatan karetnya.
Sebelumnya, dalam layar Zoom, Ukasya tampak sibuk dengan kain putih yang sudah diikat. Tangannya tampak terampil mengoleskan cat warna-warni.
Ekspresi riang juga ditunjukkan Kanaka saat mengikuti kegiatan Zoom sesi malam hari. Kegiatan puncak tema Tanah Airku ini diikuti siswa PGTA di rumah mereka masing-masing, Jumat (5/3/21).
Mengusung tema “Batik Warisan Budaya Indonesia”, para siswa PGTA diajak lebih mengenal dan mempraktikkan pembuatan batik sederhana. Mereka terlihat antusias saat bunda guru meminta menyiapkan bahan dan alat yang digunakan untuk membatik.
“Siapkan piring sebanyak tiga buah untuk masing-masing warna (merah, kuning, hijau), mangkuk untuk diisi air pembilas, kuas, tisu, dan kain putih,” seru Bunda Ari—sapaan Rizki Anzasari—di depan layar laptop sembari menunjukkan alat dan bahan yang disebutkan.
Sebelumnya, video kartun tentang batik diputar. Bunda Ari mengulas beragam jenis batik. “Nah, yang sekarang akan kita lakukan adalah membuat batik dengan media kuas dan pewarna,” ujarnya penuh semangat.
Setelah mendengar penjelasan, para siswa langsung praktik membuat batik. Pewarna yang telah disiapkan, dioleskan ke kain putih yang sudah diikat sedemikian rupa sebelumnya. “Hal ini bertujuan agar hasil membatiknya terlihat abstrak dan bagus,” papar Bunda Ari.
Pembelajaran yang Menyenangkan
Kegiatan pembelajaran daring di PGTA dilaksanakan rutin tiga kali dalam sepekan dan dibagi menjadi dua sesi, pagi dan malam.
Selain mengenalkan batik sebagai salah satu warisan budaya Indonesia, lanjut Bunda Ari, kegiatan ini menarik siswa dalam pembelajaran agar tetap fun, tidak membosankan, dan mengandung aspek perkembangan.
“Seperti pengenalan aneka warna, keterampilan motorik halus saat membatik, juga merangsang seni yang ada pada diri anak dari batik yang telah dibuatnya tadi,” jelasnya. (*)
Kontributor Rahmi Yuliastutie dan Nurhana Editor Mohamamd Nurfatoni