PWMU.CO– Kehidupan neraka dan surga ditampakkan Allah kepada Nabi Muhammad saw ketika perjalanan Israk Mikraj. Dalam kitab Sirah Ibnu Ishaq disebutkan hadits dari Abu Sa’id al-Khudri ra yang berkata bahwa dia mendengar Rasulullah saw bercerita tentang perjalanan malam ke Baitul Maqdis kemudian berlanjut naik ke sidratul muntaha.
”Ketika aku selesai di Baitul Maqdis, aku melakukan mikraj dan aku tidak pernah menyaksikan sesuatu yang lebih indah daripada peristiwa mikraj. Mikraj ialah sesuatu yang dilihat kedua mata seseorang dari kalian jika sakratul maut,” cerita Nabi.
Kemudian sahabatku, Jibril, membawaku mikraj hingga perjalananku bersamanya tiba di salah satu pintu langit. Pintu langit itu bernama al-Hafadzah. Pintu al-Hafadzah dijaga malaikat bernama Ismail yang membawahi 12.000 malaikat. Masing-masing malaikat itu juga membawahi 12.000 malaikat lagi.
Ketika aku memasuki langit dunia, aku melihat seseorang sedang duduk dan arwah anak keturunan Adam diperlihatkan kepadanya. Jika arwah tersebut diperlihatkan kepadanya dalam keadaan baik dan ia senang dengannya, orang tersebut berkata, ini arwah yang baik yang keluar dari badan yang baik.
Jika sebagian ruh ditampakkan kepadanya, orang tersebut berkata, ah, ia berkata begitu dengan wajah masam. la berkata, ini arwah jelek yang keluar dari badan yang jelek.
Aku berkata kepada Jibril, siapa orang ini wahai Jibril?
Jibril berkata, dia adalah ayahmu, Nabi Adam. Semua arwah anak keturunannya diperlihatkan kepadanya. Jika arwah orang mukmin dilewatkan padanya, ia sangat senang. Jika arwah orang kafir dilewatkan kepadanya, ia membencinya.
Kemudian Rasulullah ditampakkan kehidupan neraka. Aku melihat orang-orang yang bibirnya mirip bibir unta dan tangannya memegang potongan dari neraka seperti batu-batu. Mereka memasukkan potongan dari neraka tersebut ke dalam mulut mereka. Potongan itu lalu keluar dari duburnya.
Aku berkata, siapa mereka wahai Jibril?
Jibril berkata, mereka adalah orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim.
Pemakan Riba dan Pezina
Kemudian aku melihat orang-orang yang perutnya belum pernah kulihat punya perut seperti mereka. Mereka duduk di jalan seperti unta yang menderita kehausan. Perut mereka dinjak-injak. Jibril menerangkan, mereka orang-orang yang memakan harta riba.
Lantas aku melihat orang-orang yang memegang daging gemuk yang bagus. Di sampingnya ada daging busuk. Tapi mereka memilih makan daging busuk.
Jibril menerangkan, mereka orang-orang yang meninggalkan wanita-wanita yang telah dihalalkan Allah baginya, dan pergi kepada wanita-wanita yang diharamkan Allah baginya.
Kemudian aku melihat wanita-wanita yang bergantung pada payudaranya. Jibril berkata, mereka wanita-wanita yang memasukkan laki-laki luar ke dalam rumahnya (berzina).
”Kemarahan Allah ta’ala sangat keras terhadap wanita yang memasukkan laki-laki luar ke rumahnya, kemudian orang tersebut memakan harta mereka dan melihat aurat mereka,” kata Nabi.
Bertemu Para Nabi
”Lalu malaikat Jibril membawaku naik ke langit kedua. Di sana terdapat dua anak bibi yaitu Isa bin Maryam dan Yahya bin Zakaria. Kemudian malaikat Jibril membawaku naik ke langit ketiga. Di sana terdapat orang laki-laki yang postur tubuhnya seperti bulan pada saat purnama. Aku bertanya, siapa orang ini, wahai Jibril?
Jibril menjawab, ini saudaramu, Yusuf bin Ya’qub. Lantas malaikat membawaku naik ke langit keempat. Di sana terdapat orang laki-laki. Aku bertanya, siapa orang ini, wahai Jibril?
Malaikat Jibril menjawab, dia Idris. Setelah itu Rasulullah saw membaca ayat, dan Kami mengangkatnya ke tempat yang tinggi.
Kemudian malaikat Jibril membawaku naik ke langit kelima. Di sana terdapat orang tua yang rambut, jenggotnya memutih, lebat dan aku tidak pernah melihat orang tua setampan dia. Aku bertanya, siapa dia wahai Jibril?
Jibril menjawab, dia orang yang dicintai di kaumnya, yaitu Harun bin Imran.
Malaikat Jibril membawaku naik ke langit ketujuh. Di sana terdapat orang yang berwarna kulit sawo matang, tinggi, berhidung mancung dan ia seperti orang dari kabilah Syanu’ah. Aku bertanya, Siapa dia wahai Jibril?
Malaikat Jibril menjawab, dia saudaramu, Musa bin Imran.
Nabi Ibrahim Mirip Rasulullah
Lalu Jibril membawaku naik ke langit ketujuh. Di sana terdapat orang tua sedang duduk di atas kursi di pintu Baitul Makmur dan dalam setiap harinya ia didatangi tujuh puluh ribu malaikat yang tidak keluar daripadanya hingga Hari Kiamat.
Aku tidak pernah melihat seseorang yang amat mirip dengan sahabat kalian dan sahabat kalian tidak mirip dengan siapa pun kecuali mirip dengannya. Aku bertanya, siapa dia wahai Jibril?
Jibril menjawab, dia ayahmu, Ibrahim.
Setelah itu Jibril membawaku masuk ke surga. Di surga, aku melihat perempuan yang berwarna hitam agak kemerahan. Aku bertanya kepadanya, engkau milik siapa?
Aku sungguh terpesona dengannya ketika melihatnya. Wanita tersebut berkata, aku milik Zaid bin Haritsah. Maka Rasulullah Shallallahu Aiaihi wa Sallam memberitahukan hal ini kepada Zaid bin Haritsah.
Itulah kehidupan neraka dan surga yang dilihat Rasulullah dalam perjalanan mikraj ke tempat akhir yang jauh. (*)
Penulis/Editor Sugeng Purwanto