Jangan Tinggalkan Aku Sendiri, Membedah 30 Kisah Inspiratif buku ke-17 karya Ustadz Nur Cholis Huda, Wakil Katua PWM Jawa Timur.
PWMU.CO – Jangan tinggalkan aku sendiri. Aku tidak berdaya tanpa-Mu. Manusia tidak ada daya tanpa campur tangan Allah. Allah beserta kalian di manapun kalian berada.
Dan Allah apa yang kalian semua lakukan diketahui. Allah selalu mengulurkan tangan tapi kitalah yang sering meninggalkan Allah. Biasanya setelah kebutuhannya selesai yah kita menjauh.
Ungkapan tersebut disampaikan oleh Nur Cholis Huda saat mengawalai bedah bukunya berjudul Jangan Tinggalkan Aku Sendiri”. SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Surabaya memebdah buku terbitan Hikmah Press Surabaya itu, dalam rangka memperingati Isra Mikraj, Sabtu, 13/3/21).
Nur Cholis mengungkapkan, buku ini memuat 30 kisah-kisah insipratif sebagai ungkapan keinginan seseorang kepada kekasihnya agar selalu bersamanya. Kekasih yang dimaksud dalam buku ini adalah Tuhan.
“Allah telah menengaskan bahwa Dia selalu bersama umat-Nya di manapun berada. Sebagaimana dalam surah al-Hadid (4), ‘Allah selalu bersamamu di mana saja kamu berada.’,” ujarnya.
Ustadz Nur menyampaikan, meski Allah sudah menjelaskan demikian, akan tetapi manusia sering memperlakukan Tuhan seperti pakaian. “Kalau butuh dipakai. Kalau perlu dipakai. Kalau selesai dilepas, entah diletakkan di mana sudah lupa. Biasanya setelah kebutuhannya selesai kita menjauh,” ungkapnya.
Buku Ke-17 Penuh Inspirasi
Buku Jangan Tinggalkan Aku Sendiri merupakan karyanya yang ke-17. Sebelumnya ia mengeluarkan buku berjudul Di Hatiku Ada Kamu (2020). Menariknya, Ustadz Nur menerbitkan bukunya setiap menjelang Ramadhan. Karena baginya, menerbitkan buku merupakan bentuk rasa syukur kepada Allah SWA.
Dihadiri 500 peserta melalui Zoom dan di-streaming-kan di YouTube Smamda.id, Ustadz Nur menceritakan pelbagai kisah inspiratif yang ada dalam bukunya. Salah satunya tentang harapan Harapan Itu Kekayaan Tak Ternilai. Menurutnya, milik manusia yang paling mahal adalah harapan.
“Orang boleh kehilangan apa saja asalkan tidak kehilangan harapan. Kalau kehilangan uang, kesehatan itu dia kehilangan miliknya yang berharga, tapi kalau kehilangan harapan dia kehilangan segala-galanya,” tuturnya.
Pria yang menjabat sebagai Wakil Pimpinan Wilayah Jawa Timur ini mengisahkan tentang sebuah harapan dari kisah seorang guru kelas V SD yang dalam setiap pembelajarannya mengingingkan semua siswanya aktif.
Maka, ia sering melontarkan pertanyaan-pertanyaan bahkan kuis. Namun, di kelasnya terdapat seorang siswa yang duduk di belakang dengan pakaian yang kumal. Sang guru pun sudah memberikan pertanyaan yang mudah tetapi ida tetap tidak aktif sama sekali.
Sang guru pun bertanya, “Bagaimana membangkitkan siswa tersebut?” Akhirnya, saat rapotan tengah semester ia hendak menulis di rapot siswa tersebut bahwa siswa tersebut tidak bisa aktif selama mengikuti pelajaran.
Kaget Latar Belakang Siswa
“Tetapi, ketika guru tersebut membolak-balik rapot si siswa ia menemukan pelbagai catatan,” kisah Ustadz Nur.
Waktu kelas I, siswa ini ceria, periang, suka bergaul, masa depan ceria. Guru kelas I ini pasti salah mencatat prestasi, pikirnya. Dibuka catatan kelas II, kadang ia terlambat karena harus merawat ibunya yang sakit. Sang guru pun kaget.
Di catatan di kelas II, ibunya meninggal, siswa ini sangat sedih dan seperti kehilangan harapan. Sang guru pun kaget, dia merasa bersalah memvonis anak tersebut pemalas. Lalu di catatan kelas IV, ayahnya kadang melakukan kekerasan pada siswa itu. Maka, siswa ini harus dibangkitkan lagi harapannya.
“Akhirnya sang guru pun melakukan pendekatan dan menawari untuk diberikan pelajaran tambahan,” katanya. “si siswa pun terharu ternyata ada yang memperhatikan dirinya.”
Ustadz Nur mengatakan, “Berkat sang guru tadi, harapan dan semangat si siswa ini kembali lagi. Hal itu yang mengantarkan si siswa mampu menyelesaikan SMA-nya dengan baik hingga mendapat beasiswa masuk ke Fakultas Kedokteran dan menjadi dokter yang penuh dengan rasa syukur dan tahu rasa sakit.”
Hal ini membuktikan bahwa perbuatan kecil yang telah dilakukan seseorang dapat mengubah orang menjadi besar. “Jadi orang baik itu jangan melihat besar kecilnya, Allah yang mengatur, siapa tahu dari perbuatan kecil itu memberikan dampak yang besar,” ungkapnya.
Jadi, sambungnya, buku Jangan Tinggalkan Aku Sendiri ini berpesan bahwa akan selalu ada harapan. “Allah pasti akan turun tangan membantu kita, kita harus yakin. Kedua, buku ini juga bersifat menguatkan sehingga wawasan kita luas dan tidak gampang bersifat negatif,” tutur pria kelahiran Karangrejo, Manyar, Gresik ini.
Pembinaan Keislaman
Kepala Smamda Surabaya Astajab SPd MM menyampaikan bedah buku ini merupakan bagian dari pembinaan keislaman untuk warga besar Smamda.
“Pada hari ini kegiatan Isra Mikraj kami mengadakan bedah buku semoga dapat memberikan wawasan pencerahan kepada kita semua dan senantiasa untuk meningkatkan ibadah, keimanan, dan menguatkan takwa kita kepada Allah,” harap dia.
Bunga Agrima Yuanita, siswa kelas X MIPA 3, menuturkan bahwa cerita-cerita yang disampaikan Ustadz Nur sangat inspiratif. “Pembicaranya mengisahkan cerita-cerita yang inspiratif, sehingga pendengar mengerti apa yang disampaikan. Acara bedah buku ini sangat membantu di tengah pandemi seperti ini,” kesannya. (*)
Penulis Masitha Gemilang Editor Mohamamd Nurfatoni