PWMU.CO– Surat al-Humazah diturunkan berkenaan dengan gangguan tokoh Quraisy, Umaiyyah bin Khalaf, terhadap Rasulullah saw. Dalam surat 104 al-Quran itu Allah memperingatkan orang-orang pengumpat dan pencela dengan ancaman keras.
Dalam kitab Sirah Ibnu Hisyam menjelaskan asbabun nuzul surat ke 104 al-Quran itu. Orang-orang kafir Quraisy menolak memanggil Rasulullah dengan nama Muhammad. Mereka mengganti nama beliau dengan kata Mudzammam. Arti kata itu orang tercela. Kebalikan makna dengan kata Muhammad yang artinya orang terpuji.
Dikisahkan, jika Umaiyyah bin Khalaf bin Wahb bin Hudzafah bin Jumah melihat Rasulullah saw, dia mengumpat dan mencaci maki Nabi. Kemudian Allah ta’ala menurunkan ayat tentang dirinya dalam surat al-Humazah.
Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela. Yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya. Dia mengira bahwa hartanya dapat mengekalkannya. Sekali-kali tidak, sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam Huthamah. Dan tahukah kamu apa Huthamah itu? (Yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan. Yang (membakar) sampai ke hati. Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka. (Sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang. (Al-Humazah: 1-9)
Ibnu Hisyam menerangkan, al-humazah ialah orang yang mengumpat orang lain dengan terang-terangan dengan mengarahkan matanya kepadanya dan mencelanya. Kata jamaknya humazaat.
Sedang kata al-lumazah ialah orang yang mencela orang lain dan menyakitinya secara diam-diam. Kata jamaknya lumazaat.
Riwayat Lain
Dalam kitab Asbabun Nuzul karya KH Qomaruddin Shaleh diterangkan, suatu riwayat disampaikan oleh Utsman dan Ibnu Umar bercerita, masih segar terdengar di telinga kami bahwa ayat ini (surat al-Humazah) turun berkenaan dengan Ubay bin Khalaf, seorang tokoh Quraisy yang kaya raya. Dia selalu mengejek dan menghina Rasul dengan kekayaannya.
Riwayat Ibnu Abi Hatim bersumber dari as-Suddi menjelaskan kisah lain. Menurut dia, surat ini berhubungan dengan al-Akhnas bin Syariq yang selalu mengejek dan mengumpat orang. Ayat ini turun sebagai teguran terhadap perbuatan itu.
Riwayat IbnuJarir bersumber dari seorang suku Riqqah berkisah, surat ini turun berkenaan dengan Jamil bin Amir al-Jumb, seorang tokoh musyrik yang selalu mengejek dan menghina orang.
Penulis/Editor Sugeng Purwanto