Almarhum Zarkowi Soejoeti di Mata Habib Chirzin, International Institute of Islamic Thought (IIIT), Representative, Indonesia; Ketua Badan Hubungan dan Kerjasama Luar Negeri Pimpinan Pusat Muhammadiyah tahun 1990-1995.
PWMU.CO – Innalillahi wainna ilaihi rajiun. Mas Zarkowi Soejoeti, mantan Dirjen Bimas Islam dan Sekretaris Jenderal Departemen Agama, wafat, Senin (15/3/2021).
Mas Zarkowi, yang pernah menjadi Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi dan Suriah adalah seorang birokrat yang sekaligus pemikir dan pekerja keras. Beliau juga selalu menyediakan diri untuk membantu berbagai kegiatan.
Saya punya beberapa kenangan indah bersama beliau. Pertama, menjelang reformasi, Pak Zarkowi dengan senang hati hadir dalam lokakarya nasional pesantren kejuruan yang kami selenggarakan bersama kawan-kawan PPM (Pusat Peranserta Masyarakat) di daerah Cirebon.
Pak Zarkowi sebagai Dirjen Bimas Islam waktu itu, tidak sekadar hadir memberikan pidato amanat, tetapi juga menfasilitasi terselenggaranya lokakarya tersebut.
Pada saat itu kami bersama kawan-kawan PPM sedang menginisiasi pesantren kejuruan di berbagai wilayah di Indonesia: Sumatera Barat, Riau, Palembang, Yogyakarta, Tuban Jatim, Mataram, dan lain-lain.
Membantu Rekomendasi Umrah
Pengalaman kedua, ketika pada bulan Ramadhan 1989, saya ingin melakukan umrah selepas konferensi di Berlin. Saat itu saya harus mencari rekomendasi dari Dirjen Bimas Islam serta izin dari Dirjen Imigrasi.
Karena pada saat itu, umrah di bulan Ramadhan dari Indonesia harus mendapat izin dari dua lembaga tersebut. Padahal waktu keberangkatan ke Berlin tinggal tiga hari lagi.
Kebetulan saya diundang rapat oleh Dirjen Bimas Islam yang dipimpin oleh Mas Zarkowi. Seusai rapat, sambil berjalan ke kamar Dirjen, saya dekati Pak Dirjen: “Mas Zarkowi, nuwun sewu, aku kepingin umrah Ramadhan, ning kudu ana rekomendasi seka Dirjen Bimas Islam….”
Belum selesai saya bicara, Mas Zarkowi langsung minta paspor saya, sambil berkata, “Wis kene tak gaweke surat rekomendasine.”
Tidak sampai menunggu 30 menit, surat rekomendasinya sudah selesai. “Wis selamat jalan, yo Dik!” kata Pak Dirjen sambil memberikan suratnya. Alhamdulillah, makplong!
Besok paginya berbekal surat dari Dirjen Bimas Islam, saya mengurus surat izin umroh ke Ditjen Imigrasi, yang waktu itu masih di daerah Cikini—tidak jauh dari tempat tinggal saya di Pegangsaan. Saat itu Pak Dirjen, saya lupa namanya, sedang keluar. Saya bersama Hindun Fauziah, isteri saya, menunggu di luar ruang Pak Dirjen.
Begitu Pak Dirjen datang, saya langsung masuk ke kamarnya. Alhamdulillah surat izin langsung ditandatangani. Sehingga pada sore harinya sudah bisa berangkat konperensi di Berlin dan Bonn. Kemudian berangkat umrah Ramadhan dari Amsterdam.
Terima kasih Mas Zarkowi Soejoeti. Selamat jalan. Semua kebaikan dan jasa-jasa dan keteladananmu akan selalu kami kenang. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni