PWMU.CO – Mencetak Pribadi Berjiwa At-Thariq, Khutbah Jumat Terkini, naskah oleh H Akhmad Jufri Ubaid SAg, Anggota Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhamamdiyah Jatim.
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِي أَنْزَلَ السَّكِيْنَةَ فِى قُلُوْبِ الْمُؤْمِنِيْنَ لِيَزْدَادُوا إِيْمَانًا مَعَ إِيْمَانِهِمْ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. فَيَاأَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ. فَقَدْ فَازَ مَنِ اتَّقَى، كَمَا قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى كِتَابِهِ الْعَزِيْزِ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا . يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا.أَمَّا بَعْدُ
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Marilah kita tingkatkan kadar keimanan dan ketakwaan kita dengan menjalankan perintah-perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangan larangan-Nya. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW begitu juga keluarganya para sahabatnya serta kita selaku umatnya.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Mari kita perhatikan firman Allah Taala yang ada dalam Surat at-Thariq ayat 1-3;
وَٱلسَّمَآءِ وَٱلطَّارِقِ، وَمَآ أَدۡرَىٰكَ مَا ٱلطَّارِقُ، ٱلنَّجۡمُ ٱلثَّاقِبُ
Artinya: Demi langit dan demi at thariq, dan apa yang engkau ketahui tentang at-thariq itu, yaitu bintang yang tajam cahayanya menembus kegelapan malam.
Lafadz at-Thariq merupakan isim fa’il yang berarti mengetuk atau memukul dengan palu. Maka hal inilah yang membikin decak kagum astronot dari Cina pada saat berada di luar angkasa. Dia mendengar ada benda di luar angkasa sana mengeluarkan bunyi sebagaimana orang mengetuk atau memukul dengan palu.
Lantas kekagumannya atas peristiwa yang dialaminya dia ungkapkan pada saat dia mendarat di bumi. Betapa terkejutnya dia ternyata peristiwa yang dia alami itu sudah diberitakan oleh Allah Ta’ala dalam al-Quran.
Proses Kehidupan Manusia
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Pada ayat yang kelima Allah Taala mengajak kita untuk memperhatikan dari apa manusia diciptakan. Dan Allah memberikan penjelasan, manusia diciptakan dari air (sperma) yang memancar kuat yang keluar dari antara tulang punggung (sulbi) dan tulang dada.
Kuatnya rangsangan yang dialami seorang laki-laki menjadikan spermanya mamancar kuat dan menjumpai sel telur sehingga memiliki daya lesat menembus ke dalam rahim perempuan sebagaimana kuatnya cahaya bintang menembus kegelapan malam.
Setelah melalui proses embriologi dari satu fase ke fase berikutnya yang sangat mengagumkan itu lalu terlahirlah manusia ke dunia sebagai bayi yang masih fithrah.
Seiring dengan perjalanan waktu bayi mulai tengkurap, merangkak, belajar berdiri hingga akhirnya bisa berdiri tegak dan bahkan berlari dengan kencang yang dari waktu ke waktu umur mulai beranjak remaja dan tanpa terasa sudah usia senja.
Yang tadinya berdiri tegak perlahan mulai berubah agak merunduk, gigi yang tadinya kuat mulai goyah dan tanggal, pandangan mata pun mulai buram, suara kian gemetar dan terkadang pendengaran mulai terganggu. Saatnya ajal yang telah Allah Taala tentukan pun tiba.
Maka tahap berikutnya Allah menunjukkan kekuasaan-Nya untuk menghidupkan kembali manusia dari alam kuburnya sebagaimana at-Thariq yang cahaya menembus kegelapan malam.
Setelah itu manusia digiring ke sebuah padang mahsyar untuk kemudian diungkaplah segala hal yang dulu mereka rahasiakan, disingkapkan semua aibaibnya sehingga semuanya bisa menyaksikannya.
Dan terungkapnya rahasia-rahasia itu bagaikan cahaya bintang at-Thariq yang menembus kegelapan malam. Sehingga tidak ada satupun makhluk yang memiki kekuatan untuk menutupinya dan tak ada satupun makhluk yang mampu untuk menolongnya. Itulah maksud firman Allah Ta’ala;
يَوْمَ تُبْلَى السَّرَائِرُ، فَمَا لَهُ مِنْ قُوَّةٍ وَلَا نَاصِرٍ
Artinya: “Pada hari dinampakkan segala rahasia. Maka sekali-kali tidak ada bagi manusia itu suatu kekuatanpun dan tidak (pula) seorang penolong.” (at-Thariq 9-10)
Rahmat Hujan
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Berikutnya Allah Ta’ala di dalam menurunkan hujan itu dengan cara memendarkan cahaya matahari ke bumi sehingga terjadi proses penguapan air-air yang ada di bumi menuju langit, berupa gelembung-gelembung yang tak bisa dilihat oleh mata biasa.
Lalu Allah kirimkan angin untuk menerbangkan butiran debu yang halus untuk dikawinkan dengan gelembung-gelembug uap air, hingga terjadilah letusan-letusan pada masing-masing gelembung-gelembung itu dan jadilah letusan-letusan itu menjadi bakal awan yang tipis.
Kemudian Allah mengirimkan angin untuk menghalau awan tipis itu hingga bertumpuk tumpuk menjadi awan yang tebal kemudian dari celah-celah awan yang tebal itu turunlah butiran-butiran air hujan kembali ke bumi bagai awan yang diperas hingga hujan terjadi deras.
Turunnya hujan membasahi bumi sehingga menjadikan bumi yang sekalipun kering kerontang pun berubah menjadi subur dan tumbuhlah aneka ragam pepohonan, tetanaman serta bunga bunga yang indah mempesona. Kemampuan uap air naik ke langit hingga kembali ke bumi berupa hujan serta kemampuan tunas-tunas tanaman yang masih lunak mampu menerobos lapisan tanah itu bagai cahaya bintang yang menembus kegelapan malam.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Allah Ta’ala berfirman: “Sesungguhnya al-Quran itu benar-benar firman pemisah antara yang hak dan yang bathil.”
Al-Quran yang diturunkan Allah dari Lauhul Mahfudh menembus kegelapan malam serta kegelapan zaman sehingga dengan cahaya al-Quran yang terang dan mulia menjadikan malam itu menjadi malam yang diberkahi dan memiliki nilai lebih baik daripada seribu bulan.
Dengan al-Quran yang diajarkan oleh Rasulullah kepada kaum jahiliah dengan penuh kesabaran yang pada akhirnya menerima al-Quran sebagai lentera kehidupan. Kemampuan al-Quran menembus menerangi hati sanubari yang gelap atau jahiliah sehingga menjadi jiwa-jiwa yang berperadaban yang penuh dengan kedamaian, hal itu seperti cahaya bintang menembus kegelapan malam.
At-Thariq, Thariqah
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Ada hal yang menarik dari kata at-Thariq, terutama bagi saudaraku yang pernah pergi ke dua Tanah Suci (haramain) dalam rangka menunaikan ibadah haji atau umrah. Yaitu saat para petugas kebersihan kedua Tanah Suci tersebut ingin menerobos kerumunan jamaah, maka mereka bilang thariq, thariq, thariq, artinya kurang lebih kasih jalan.
Begitu juga para pengajar yang mendapatkan kesulitan untuk memberikan suatu pemahaman terhadap siswanya maka dia berupaya untuk mencari terobosan atau pola menuju kemudahan dengan waktu yang efektif, maka hal ini disebut metode atau thariqah.
Dalam dunia tasawuf upaya seorang salik menembus jalan untuk merasakan nikmatnya rohani saat berkomunikasi dengan Rabb-nya melalui praktik ibadah berdzikir serta ibadah-ibadah yang lainnya, maka hal ini disebut thariqah atau dalam bahasa Indonesia tarekat.
Negeri Butuh Jiwa At-Thariq
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Pada dasarnya negeri Indonesia yang kita cintai ini membutuhkan banyak jiwa-jiwa bagai at-thariq yang kehadirannya diharapkan mampu menerobos serta membongkar tembok tembok tirani, keculasan, kebohongan yang begitu masif. Ketidakadilan serta kebodohan yang akut yang justru mereka mendapatkan panggung kekuasaan dengan begitu mudahnya walau dengan dipenuhi bau anyir ketidakjujuran dan kemunafikan.
Pemilik jiwa at-Thariq tidak akan merasa takut ancaman, teror serta apapun yang menghalangi tertembusnya cahaya kebenaran, yang nantinya negeri yang kelam menjadi tercerahkan dengan cahaya kebenaran dan iman. Bukankah saat kebenaran itu datang dengan teroganisir atau berjamaah maka ia akan menjadi air bah yang akan melenyapkan segala bentuk kebathilan, insyaallah.
Jiwa-jiwa at-thariq bukanlah jiwa yang haus kekuasaan serta materi yang menyilaukan. Jiwa at-thariq bukanlah jiwa yang ciut nyali yang dengan sekali bentakan penguasa saja sudah ketakutan. Jiwa at-thariq itu jiwa yang tak akan berhenti menyuarakan kebenaran walau di hadapan penguasa yang jahat. Bukankah Nabi kita Muhammad SAW telah bersabda:
أَفْضَلُ الْجِهَادِ كَلِمَةُ عَدْلٍ عِنْدَ سُلْطَانٍ جَائِرٍ أَوْ أَمِيرٍ جَائِرٍ
Artinya: “Jihad yang paling utama adalah menyampaikan kebenaran kepada penguasa yang dhalim, atau pemimpin yang dhalim.” (HR Abu Dawud No. 3781).
Jiwa At-Thariq KH Ahmad Dahlan
Alhamdulillah, sejarah mencatat bahwa KH Ahmad Dahlan pendiri Muhammadiyah, telah membuktikan bahwa beliau serta pelanjut-pelanjut estafet kepemimpinan persyarikatan Muhammadiyah baik dari pusat hingga tingkat ranting saat ini telah membuktikan sebagai jiwa-jiwa at-thariq.
Jiwa yang membawa sebuah perubahan yang mencerahkan, mewujudkan persyarikatan menjadi organisasi Islam terbesar di negeri ini. Pastilah mereka menghadapi rintangan-rintangan, namun mereka terus bergerak dan menerobos untuk mewujudkan sebuah negeri yang baik gemah ripah loh jinawi toto tentrem kerto raharjo atau baldatul thayyibatul warabbun ghafur (as-Saba’: 15).
Semoga para pemimpin di persyarikatan ini terus menerus tanpa kenal lelah senantiasa menyuarakan serta memperjuangkan kebenaran, dengan tidak pernah menjual eceran persyarikatan ini dengan harga duniawi. Semoga persyarikatan Muhammadiyah ini semakin dewasa, matang dan cerdas serta semakin tangguh dalam membangun peradaban negeri ini. Amin.
أَقُوْلَ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، إِنَّهُ هَوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah Kedua
ومن ولاه. أشهد أن لا إله إلا الله وأشهد أن محمدا رسول الله. معاشر المسلمين رحمكم الله أوصيكم وإياي بتقوى الله فقد فاز المتقون
قال الله تعالى فى القرآن الكريم, أعوذ بالله من الشيطان الرجيم, إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَٰٓئِكَتَهُۥ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِيِّۚ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ صَلُّواْ عَلَيۡهِ وَسَلِّمُواْ تَسۡلِيمًا. اللهم صل على محمد وعلى آله وصحبه أجمعين. اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات الأحياء منهم والأموات إنك سميع قريب مجيب الدعوات وقضي الحجات. لَا يُكَلِّفُ ٱللَّهُ نَفۡسًا إِلَّا وُسۡعَهَاۚ لَهَا مَا كَسَبَتۡ وَعَلَيۡهَا مَا ٱكۡتَسَبَتۡۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذۡنَآ إِن نَّسِينَآ أَوۡ أَخۡطَأۡنَاۚ رَبَّنَا وَلَا تَحۡمِلۡ عَلَيۡنَآ إِصۡرٗا كَمَا حَمَلۡتَهُۥ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِنَاۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلۡنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِۦۖ وَٱعۡفُ عَنَّا وَٱغۡفِرۡ لَنَا وَٱرۡحَمۡنَآۚ أَنتَ مَوۡلَىٰنَا فَٱنصُرۡنَا عَلَى ٱلۡقَوۡمِ ٱلۡكَٰفِرِينَ. رَبَّنَا ظَلَمۡنَآ أَنفُسَنَا وَإِن لَّمۡ تَغۡفِرۡ لَنَا وَتَرۡحَمۡنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ ٱلۡخَٰسِرِينَ. لَّآ إِلَٰهَ إِلَّآ أَنتَ سُبۡحَٰنَكَ إِنِّي كُنتُ مِنَ ٱلظَّٰلِمِينَ. رَبَّنَا هَبۡ لَنَا مِنۡ أَزۡوَٰجِنَا وَذُرِّيَّٰتِنَا قُرَّةَ أَعۡيُنٖ وَٱجۡعَلۡنَا لِلۡمُتَّقِينَ إِمَامًا. عباد الله, إِنَّ ٱللَّهَ يَأۡمُرُ بِٱلۡعَدۡلِ وَٱلۡإِحۡسَٰنِ وَإِيتَآيِٕ ذِي ٱلۡقُرۡبَىٰ وَيَنۡهَىٰ عَنِ ٱلۡفَحۡشَآءِ وَٱلۡمُنكَرِ وَٱلۡبَغۡيِۚ يَعِظُكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَذَكَّرُونَ. ولَذِكْرُ اللَّهِ أكبر! أَقِمِ الصلاةَ
Editor Mohammmad Nurfatoni
Naskah Khutbah ini kali pertama dimuat majalah Matan Edisi 173, Desember 2020.