PWMU.CO – Lima syarat jadi siswa inovatif saat pandemi disampaikan Foni Libriastuti MPd dalam upacara bendera secara virtual, Jumat (19/3/21).
Dalam amanatnya Kepala SMP Muhammadiyah 12 GKB (Spemdalas) Gresik mengatakan selain disiplin menjalankan protokol kesehatan untuk memutuskan mata rantai penyebaran virus, siswa harus tetap semangat untuk berinovatif.
“Hal ini untuk menjaga daya saing dengan pelajar yang lain. Maka, siswa harus tetap belajar mandiri di rumah,” ujarnya.
Dia menjelaskan hal pertama yang harus dilakukan adalah tetap giat belajar dan bekerja. Tidak hanya, sambungnya, belajar berkaitan dengan mata pelajaran yang diberikan sekolah, tetapi siswa juga turut membantu orangtua di rumah.
“Giat membantu pekerjaan rutin orangtua di rumah masing-masing.”
Orientasi ke Depan
Foni menjelaskan poin kedua supaya siswa tetap inovatif adalah memiliki orientasi ke depan. Siswa tidak perlu sering-sering melihat ke belakang.
“Dulu seperti ini. Dulu kayak gini,” katanya.
Siswa, sambungnya, harus terus menggaungkan mimpi dan cita-citanya dengan melihat ke depan, masa depan. Melihat mimpi dan berusaha untuk mencapainya dengan terus belajar. “Ini yang harus terus menjadi semangat diri.”
Miliki Ide Cemerlang
Foni memaparkan selain memiliki visi, siswa juga harus memiliki ide cemerlang yang kreatif. Ide ini tidak akan muncul kalau siswa hanya berdiam diri, tidak belajar.
“Ide berlian itu lahir karena berusaha melakukan yang terbaik. Tidak hanya dalam pikiran, tetapi juga diaplikasikan.”
Syarat keempat, lanjutnya, adalah selalu berprasangka positif. Siswa harus memiliki prasangka ini sehingga tidak pernah menyalahkan siapa pun.
“Apalagi menyalahkan Tuhan ketika masa pandemi. Mungkin wabah ini adalah teguran supaya kita bisa menjaga kebersihan,” jelasnya.
Tidak Miliki Mesin Waktu
Foni menegaskan kita tidak memiliki mesin waktu yang bisa memutar kembali ke belakang. Waktu tidak bisa berjalan mundur. Waktu juga tidak dijual di lapak online yang bisa dijual belikan.
“Untuk itu, menghargai waktu menjadi kunci kelima supaya kita tetap inovatif,” katanya.
Hanya, tekannya, siswa yang mampu menghargai waktu dengan melakukan aktivitas bermanfaat, meningkatkan kompetensi diri, maka dia akan lebih maju, lebih berhasil ke depannya. (*)
Penulis Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.
Discussion about this post