Bukukan Tulisan di PWMU.CO setebal Bundel Majalah, ditulis oleh Anis Shofatun, kontributor dari SMP Muhammadiyah 12 GKB (Spemdalas) Gresik.
PWMU.CO – Belajar dan berproses melalui PWMU.CO sungguh mengasyikan. Banyak tantangan dan penuh nilai. Tidak pernah terpikir sebelumnya, pada akhirnya saya bisa bergabung dalam ruang belajar bersama guru-guru hebat, para pakar dari berbagai bidang.
Juga bisa mengenal para relaban yang sangat menginspirasi. Relaban adalah julukan kontributor PWMU.CO portal berita milik Lembaga Informasi dan Komunikasi (LIK) PWM Jawa Timur
Teringat saat kali pertama saya menulis berita di PWMU.CO yang terbit pada 22 Nopember 2018 dengan judul Tujuh Guru Muhammadiyah GKB Hadiri Gelar Wicara Inobel.
Berita itu saya tulis sepanjang perjalanan pulang dari Universitas Negeri Malang (UM) ke Gresik. Duduk di jok mobil paling belakang dalam suasana gelap gulita—karena cuaca mendung dan hujan deras sepanjang perjalanan—tak menyurutkan langkah jari-jemari ini merangkai aksara.
Entah mengapa materi yang disampaikan oleh Pemimpin Redaksi PWMU CO, Mohammad Nurfatoni, dalam pelatihan jurnalistik pertama yang saya ikuti 13 Nopember 2018 itu begitu mengena dalam kalbu ini.
“Tidak ada teknik khusus dalam menulis berita. Kuncinya ya praktik,” terangnya saat memberikan pelatihan Be a Good Writer in Digital Era yang diselenggarakan oleh Majelis Dikdasmen Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) GKB Gresik.
Sontak saat mengikuti kegiatan di UM itu, jiwa bonekku memengaruhi pikiran dan langkah saya. Berlagak sok wartawan, kuberanikan diri mengambil foto terdepan, mencari angel foto dari arah samping, tengah, dan arah belakang menghalau ribuan peserta di Graha Cakrawal UM itu.
Usai acara pun saya beranikan diri mendekat ke para nara sumber dan mewawancarainya. Ndredeg iya, dengan keringat mengucur deras dan iktikad kuat insyaallah bisa. Dan pada akhirnya saya pun berhasil menulis berita pertama sepanjang perjalanan pulang di mobil sekolah. Tepat pukul 16.04 tulisan itu terkirim di nomor pemred. Sungguh proses belajar yang mengasyikan.
Hati inipun merasa sangat bahagia, kala malam hari itu juga memperoleh respon dari redaktur tepatnya pukul 23.01 WIB. Sungguh luar biasa redaktur ini membaca, mengoreksi, dan menata ulang mozaik-mozaik tulisan dari para kontributor mulai pagi, siang, hingga dini hari.
Saya pun bersyukur pagi harinya, redaktur justru menerbitkan dua tulisan saya sekaligus yang berjudul ‘Tujuh Guru Muhammadiyah GKB Hadiri Gelar Wicara Inobel’ dan Pujian untuk Siswa ICP SMPM 12 GKB.
Meliput Prof Din Syamsuddin
Teringat pula saat bulan-bulan pertama tergabung dalam liputan khusus kuliah kebangsaan dan tabligh akbar di Hall Sang Pencerah Universitas Muhammadiyah Gresik yang menghadirkan Prof Dr HM Din Syamsudin MA.
Meskipun tidak banyak mengenal para peserta yang hadir, yang mayoritas bapak-bapak. Awalnya muncul perasaan tidak percaya diri. Namun, pada akhirnya saya berhasil duduk dibangku paling depan dengan niatan memperoleh hasil foto terbaik dan bisa berfokus untuk meliput.
Dan Alhamdulillah liputan berjudul Din Syamsuddin : Kita Butuh Pemimpin Otentik Bukan Kosmetik bisa terbit hari itu juga. Bahkan info dari Editor, sudah dibaca langsung oleh Pak Din. Karena masa itu sedang hangat-hangatnya menjelang pemilu presiden. Betapa bahagia dan bersyukurnya kala itu, pertama kalinya bisa meliput tokoh sekelas Prof Din Syamsuddin.
Aktivitas mengabadikan kegiatan melalui PWMU.CO terus berlanjut. Bahkan semakin ketagihan. Hari demi hari di setiap ada even menarik, tertantang untuk menuliskannya.
Mulai dari menuliskan profil perjuangan pemungut sampah, kegiatan di sekolah Muhammadiyah GKB yang tiada henti tiap pekannya, tokoh-tokoh besar Muhammadiyah hingga liputan kegiatan di luar negeri (Jepang).
Untuk semua liputan itupun saya abadikan dalam ‘buku’ saya kemas dalam hard cover dan menjadi pelengkap perpustkaan pribadi di rumah. Alhamdulillah pada tahun pertama bisa menghasilkan liputan setebal kumpulan majalah Matan setahun. Terimakasih PWMU.CO semakin menambah warna kehidupan ini.
Semua itu tidak terlepas dari ketelatenan, kesabaran, dan kegigihan dari para editor PWMU.CO. Tulisan yang awalnya bagai tempelan-tempelan mozaik dan dengan alur yang ruwet itu, di tangan kreatifnya menjadi tulisan yang utuh, mengalir, dan dapat dinikmati pembaca.
Bergabung di group PWMU.CO serasa berada di ruang sekolah maya yang berkelas (premium) semacam MOOC (Masive Open Online Course) yang saat ini sedang dikembangkan di era digital ini.
Setiap hari bisa mendapatkan beragam ilmu mulai bidang agama, politik, psikososial, pendidikan, spiritual motivation, terlebih penguatan dalam bermuhammadiyah. Setiap terbitnya tulisan dari laman PWMU.CO tiap harinya, saya membacanya dan merasakan seolah berada dalam bangku perkuliahan yang dihadiri langsung oleh pakarnya. Dan itu semua gratis saya peroleh melalui PWMU.CO.
Bersekolah di PWMU.CO inipun penuh tantangan dan memberikan pengalaman pembelajaran yang berharga. Beberapa kali terlibat langsung dalam liputan maraton sehingga dalam satu kegiatan seperti workshop, training atau seminar, saya bisa menuliskan 5-10 berita sekaligus.
Seperti saat mengikuti Internasional Training on Education bersama Al-Irsyad Trust Singapore dan Majelis Dikdasmen PWM Jatim, Diklat STEM bersama Kemdikbud, Bimtek bersama Forum Guru PP Muhammadiyah dan saat bertugas mendampingi kegiatan Spemdalas study in Japan.
Hal yang patut disyukuri, melalui PWMU.CO inilah bisa merekam ilmu-ilmu dari Prof Haedar Nashir MSI, Prof H Syafiq A Mughni MA PhD, Prof Dr H Baedhawi MSi, Dr M Saad Ibrahim MA, Prof Dr Biyanto, Prof Kanakubu Noriko, Prof Mochizuki Yoshito dan orang-orang hebat lainnya yang bergerak dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan dakwah pencerahan dan berkemajuan di persyarikatan Muhammadiyah.
Para editor inilah yang banyak memberikan mentoring, pengalaman, dan menyuguhkan tantangan demi tantangan sehingga semakin menstimulasi untuk terus belajar dan mengasah skill di dunia menulis yang notaben sebelumnya tidak pernah menginginkannya dan tidak memiliki passion di dalamnya.
Berkah Tersembunyi
Bagi saya, bergabung dalam jurnalis PWMU.CO membawa berkah tersembunyi (a blessing in disguise). Saat meliput pengajian Ramadhan di lingkungan Muhammadiyah GKB, di bawa komando Ustadz Ichwan Arif MHum—Ketua Sinergi Jurnalistik dan Literasi—berhasil mempublikasikan 19 berita dalam waktu dua hari.
Hal ini semakin membuat kegiatan persyarikatan semakin dinamis dan menggaung di dunia maya. Tak menyangka di akhir kegiatan tim ini diminta naik ke panggung dan diberikan penghargaan oleh panitia.
Begitupula saat kegiatan di FGM PP Muhamamdiyah yang dihadiri oleh guru dari penjuru tanah air: mulai Sabang hingga Merauke. Saya mencoba menuliskan setiap rangkaian kegiatannya dan berhasil meliput lima berita dalam even itu.
Sempat kaget, saat penutupan acara saya dipanggil sebagai peliput berita terbanyak, sebagaimana yang terpublikasi dalam berita dengan judul Ketua umum PP FGM: Jika Tak Ingin Ditinggalkan Siswa, Sekolah Harus Terapkan Digitalisasi. Padahal kegiatan itu juga diliput bersama oleh media mainstream lainya.
Pengalaman di Jepang
Pengalaman berharga saat meliput kegiatan di Jepang tepatnya di Tsukuba Gakuin University. Saking semangatnya dan berharap dapat menyajikan berita yang cepat, di sela kegiatan saya mulai menepi dan menulis melalui note di HP.
Usai shalat Magrib dan acara diskusi, saya diberikan teguran dengan sangat halus sekali oleh mereka. Di Jepang di saat beraktivitas ternyata tidak ada yang menyibukan diri dan menggunakan layanan yang tersedia di mobile phone-nya.
Mereka berfokus dengan aktivitasnya, di sekolah, di kantor, juga di toko-toko atau swalayan. Begitupula saat saya meliput kegiatan disarankan membawa catatan melalui buku tulis atau clipboard (papan dada). Malu sebenarnya waktu itu, tapi saya berpikir positif untungnya baru di hari pertama.
Selanjutnya selama di Jepang, setiap hal penting saya tuliskan di buku dan baru di malam hari usai mengkondisikan semua peserta beristirahat baru saya merangkai kembali kata demi kata untuk dikirimkan ke meja redaksi. Walhasil, sepanjang kegiatan Spemdalas study in Jepan,aAlhamdulillah berhasil mempublikasikan sembilan liputan yang diterbitkan oleh PWMU.CO.
Selama musim pandemi ini, bekal menulis dari PWMU.CO ini sangat bermanfaat. Di dunia serba online dengan pembatasan interaksi sosial secara langsung dan physical distancing ini, merangkai kata melalui tulisan menjadi salah satu solusi menghilangkan kejenuhan dan wahana mengekspresikan diri.
Menulis cerita di website, menulis berita dan menulis buku menjadi bagian dari kehidupan saat ini. Bahkan tidak menyangka pula—dan saya meyakini dengan berbekal teknik kepenulisan dan bimbingan yang tulus dan kemurahan hati dari editor PWMU.CO—justru saat pandemi ini Allah SWT kembali memberikan anugerah dan amanah yang semakin dekat dengan dunia tulis menulis melalui penugasan belajar di program doktoral dari Majelis Dikdasmen PCM GKB.
Kini, PWMU.CO ini genap berusia lima tahun. Terima kasih atas ilmu, spirit, dan inspirasinya. Semoga PWMU.CO terus bersinar mencerdaskan, memajukan dan mencerahkan umat manusia di segala penjuru dunia. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni