Momen Haru Mengenang Kegigihan Nina Yovanti Menulis Berita di PWMU.CO. Meski sakit ia tetap menulis yangm bahkan, menurutnya membuatnya lebih baik. Tapi takdir menentukan lain.
PWMU.CO – Savira Ahadia tak bisa menyembunyikan rasa harunya. Air matanya tumpah. Mataya sembab. Suaranya terbata-bata. Jilbab warna gelap yang dia kenakan menambah keharuan.
“Sebelumnya saya ucapkan terima kasih pada PWMU.CO karena sudah memberi apresiasi pada ibu,” ungkapnya.
Savira Ahadia adalah putri semata wayang almarhumah Nina Yovanti Windayani. Siang itu, perjuangan sang ibu menulis berita di PWMU.CO kembali dikenang bersama tiga pahlawan jurnalis lainnya: yaitu Arief Santosa, Agustine Nurhayati, dan H Abdul Rozak.
Panitia Resepsi Virtual 5 Tahun PWMU.CO sengaja menghadirkan Savira Ahadia dan keluraga mendiang lainnya untuk menerima penghargaan atas dedikasi mereka menulis di PWMU.CO semasa hidupnya.
Sebuah video 10 menit yang ditampilkan membuat suasana resepsi berubah menjadi haru. Secara bergantian para pahwalan jurnalis itu dikenang dengan menampilkan potongan-potongan gambar berita atau aktivitas mereka bersama PWMU.CO.
Dengan backsound lagu Gugur Bunga, tedengar suara yang menarasaikan momen-momen mengharukan keempatnya.
“Nina Yovanti termasuk pribadi yang pantang menyerah. Walaupun sering dikembalikan naskahnya oleh redaktur, tapi beliau tetap semangat menulis,” begitu salah satu cuplikan narasi video tentang almarhumah Nina Yovanti.
“Nina Yovanti pergi 19 Februari 2020 di usia 55 tahun. Meski telah pergi, puluhan tulisan karyanya tetap abadi,” narasi berikutnya.
Tak urung terlihat wajah-wajah haru. Tampak beberapa peserta dalam layar Zoom tak kuasa menahan ari mata. Termasuk MC Dian Rahmah Santoso. Mereka terharu mendengar sekelumit kisah kegigihan para kontributor itu dalam menghasilkan kaya jurnalistik.
Semangat sang Ibu
Setelah pemutaran video itu, Dian Rahman Santoso meminta keluarga untuk memberikan kesan tentang almarhum/mah, termasuk keluaraga Nina Yovanti.
Dengan menahan air mata dan suara yang terbata-bata Savira Ahadia mengungkapkan semangat dan keggihan sang ibu ketika menulis berita.
Dia bercerita, “Memang waktu memulai menulis itu ibu kan sudah sakit. Jadi mungkin menulis itu membuat semangatnya lebih baik, karena kan kondisinya memang kurang baik saat itu,” ungkap gadis alumnus Fakultas Psikologi Unversitas Airlangga Surabaya tahun 2020 itu.
“Alhamdulillah waktu menulis itu semakin ada motivasi buat sembuh. Tapi mungkin sudah waktunya (wafat), jadi ya udah. Pokoknya tulisan yang sudah diberikan memberkan motivasi buat semuanya,” ujarnya.
Kepada Savira Ahadia, Pemimpin Redaksi Mohammad Nurfatoni mengucapkan terima kasih. “Mohon maaf jika selama ini ada kesalahan dan kekurangan (PWMU.CO) tehadap ibu. Mudah-mudahan amal jariahnya diterima Allah SWT. Dosanya diampuni dan keluarga diberi kesabaran dan kekuatan menjalani hidup tanpa ibu. Tetap semangat ya,” tuturnya.
Guru Inovatif
Nina Yovanti adalah Guru Bahasa Inggris SMA Muhamnadiyah 1 (Smamsatu) Gresik. Dia meninggal 19 Februari 2020 dan dimakamkan pada tanggal 20 Februari 2020, tepat pada hari ulang tahunnya yang ke-55.
Dia adalah sosok guru Smamsatu yang memiliki semangat dan selalu berusaha melakukan inovasi dalam setiap pembelajaran yang diberikan kepada muridnya.
Keinginan besarnya untuk bisa memberitakan kegiatan menarik di Smamsatu membuatnya pantang menyerah untuk menulis. Meskpun dia harus bolak-balik merevisi tulisannya karena ditolak redaktur.
Kepada PWMU.CO, Hilman Hadi, suami almarhumah, mengaku ikut menyaksikan acara penghargaan yang diberikan pada istrinya. Namun dia tak berkenan hadir di depan kamera.
“Saya ingat ketika almarhumah masih mau membina anak didiknya yang akan mengikuti lomba meskipun sedang tergolek sakit di rumah sakit,” tuturnya. (*)
Penulis Yulia Dwi Putri Rahayu. Editor Mohammad Nurfatoni.