PWMU.CO – Suyoto, atau yang akrab dipanggil Kang Yoto, telah sukses dua periode menjadi Bupati Bojonegoro. Resep kesuksesan memimpin, dia tularkan dalam “Ngaji Bisnis” di Rumah Makan Handayani, Gresik, Ahad (13/11).
Apa rumus suksesnya? Kang Yoto ternyata punya pondasi dasar (believe system) yang menjadi pegangan hidupnya. Dia menjabarkannya dalam tiga hal. “Pertama, percaya bahwa dengan bersikap baik dan jujur akan membuat kita unggul. Kedua, bermanfaat untuk sebanyak-banyaknya orang. Dan ketiga, bersikap zuhud dan tidak iri terhadap orang lain,”ungkapnya.
(Berita terkait: Ingin Bahagia Carilah Masalah, Resep Hidup Sukses Bupati Bojonegoro)
Kang Yoto termasuk orang yang tidak percaya dengan kekuatan uang. “Tapi saya percaya dengan kekuatan cinta,” ujarnya. Menurutnya, tugas manusia adalah merebut cinta dengan daya tarik, di antaranya dengan memberi dan melibatkan. “Jurus sukses adalah memberi. Dan jalan terbaik adalah melibatkan semua orang. Setiap masalah orang lain, di situlah bisnis. Your problem is my business,” tandasnya.
Mengapa Kang Yoto, seorang bupati, yang dipilih sebagai nara sumber dalam Ngaji Bisnis yang baru kali pertama dihelat itu? Koq bukan pebisnis murni? Ketua panitia Kemas S Rizal punya jawabannya. “Persoalan penguasaan kekayaan ekonomi sesungguhnya lebih banyak dipengaruhi oleh sikap mental,” kata dia. Kemas menambahkan, bila sikap mental salah, ragu-ragu, atau tidak percaya diri, maka dipastikan tidak akan pernah melangkah pada upaya penguasaan ekonomi itu.
(Baca juga: Kiat Sukses Kang Yoto Bangun Kepercayaan Masyarakat Bojonegoro)
“Dan Kang Yoto layak untuk memberi contoh rasa kepercayaan diri. Sekalipun warga Muhammadiyah minoritas di Bojonegoro, tetapi beliau dipercaya untuk menjadi pemimpinnya. Bahkan hasil kepemimpinannya kini diakui oleh dunia internasional,” jelas pria asal Bawean itu.
Mengenai latar belakang digelarnya kegiatan itu, PNS di Bappeda Kabupaten Gresik itu merasa terdorong oleh kenyataan rendahnya penguasaan ekonomi oleh umat Islam Indonesia. Mengutip pernyataan BJ Habibie, Kemas menjelaskan bahwa penguasaan itu hanya berkisar 3-5 persen. Karena itu, kata Kemas, umat Islam, terutama warga Muhammadiyah, perlu mulai diakrabkan untuk membahas persoalan penguasaan ekonomi, salah satunya melalui Club Ngaji Bisnis itu.
(Baca juga: Petuah JK pada Saudagar Muhammadiyah, Niat Dagang Kok Takut Rugi)
Acara yang diselenggarakan atas kerjasama Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan (MEK) Pimpinan Daerah Muhammadiyah dengan Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Gresik itu ditutup dengan paparan Cahyo Suryanto, penulis buku “Kang Yoto: Resonansi Kepemimpinan Transformatif”. Dia menceritakan bagaimana interaksinya dengan sang bupati selama ini.
“Kegiatan yang mendapat apresiasi positif dari peserta itu, direncanakan akan diadakan setiap 1-2 bulan sekali dengan menghadirkan para saudagar (pengusaha) Muslim lainnya,” kata Kemas. (MN)