Selalu ada Before and After di PWMU.CO merupakan ungkapan perasaan Ria Tri Wulandari menjadi Juara I Lomba Penulisan Feature Tahun 2021.
PWMU.CO – Acara Milad ke-5 PWMU.CO tahun ini sedikit berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Akibat adanya pandemi Covid-19, panitia menggelar acara milad tahun ini secara virtual melalui aplikasi Zoom Clouds Meeting dan disyiarkan livestreming kanal Youtube SDMM, Ahad (22/03/2021).
Dengan peralatan seadany, dan bantun suami tercinta, Anton Auliya Martadinata, saya mempersiapkan mengikuti kegiatan Resepsi Virtual 5 Tahun PWMU.CO dari rumah.
Ini adalah kali pertama kami mengikuti acara Zoom meeting dengan menggunakan green screen dan iVCam. Beruntung pihak penyelenggara acara memberikan arahan berupa tutorial YouTube yang dibagikan pada grup WhatsApp Kontributor PWMU.CO.
Akhirnya kami belajar bagaimana cara menggunakan green screen, mengganti back ground pada aplikasi Zoom Cloud Meeting, dan memperjelas foto dengan aplikasi iVCam dengan menghubungkan HP Android dan laptop.
Gemetar, haru, dan tangis menjadi satu, saat saya menyaksikan video kenangan kontributor PWMU.CO yang telah wafat melalui Video berdurasi 10 menit.
Sebagai salah satu kontributor PWMU.CO, saya bisa merasakan perjuangan empat kontributor yang telah wafat tersebut dalam menyampaikan dakwah melalui berita. Bagi saya, apapun yang mereka tulis adalah suatu hal yang luar biasa, karena kebanyakan dari para kontributor bukanlah dari kalangan wartawan.
Meski demikian, kami semua mempunyai keinginan yang besar untuk belajar menulis berita. Semoga tulisan itu mampu menjadi amal jariah para kontributor yang telah wafat. Amin.
APD Level III
Perasaan haru juga saya rasakan saat nama saya diumumkan sebagai juara I lomba menulis berita softnews atau feature.
Semula dari adanya pandemi Covid-19 yang membuat banyak perubahan bagi berbagai aspek kehidupan. Salah satunya adalah kehidupan profesi saya, perawat.
Kala itu, saya bertugas di instalasi rawat inap, tepatnya di ruang Rawat Inap Dewasa Umum (RDU) Rumah Sakit Muhammadiyah Gresik (RSMG). Namun semenjak pandemi Covid-19 melanda negeri ini, ruangan saya pun dengan berbagai pertimbangan akhirnya dimodifikasi menjadi Ruang Isolasi Khusus (RIK).
Semenjak di RIK, banyak perubahan terjadi. Pekerjaan merawat pasien pun kami rasa menjadi lebih penuh tantangan. Kami harus menggunakan APD level III yang menutup tubuh kami rapat-rapat sehingga seringkali merasakan panas yang luar biasa saat mengenakannya.
Berangkat dari kondisi ini serta motivasi dari editor, akhirnya saya memutuskan akan sedikit menuliskan kisah kami menjadi perawat RIK.
Selama 12 hari di sela kesibukan menjalani profesi sebagai perawat RIK, saya mewawancarai beberapa nara sumber. Di antaranya Kepala Bagian Keperawatan, Kepala Ruangan RIK, Perawat RIK dan salah satu pasien kami yang telah sembuh dari Covid-19.
Alhamdulillah, tepat pada batas akhir pengumpulan naskah, saya telah selesai menyusun naskah berita yang berjudul Satu Tahun Covid-19, Tetaplah Berjuang para Perawat.
Ilmu Before dan After
Jujur, saya bukanlah kontributor yang rajin ataupun sering menulis berita. Saya tergolong kontributor yang jarang dalam menulis berita, karena mungkin kurang pandai dalam membagi waktu sebagai seorang perawat, kontributor, istri, serta ibu bagi Auliya Ukasya Al Khawarizmi.
Saya mengaku tak bisa cepat dalam menulis sebuah berita. Tapi saya akan terus belajar secara bertahap dari setiap tulisan yang saya kirim, “before and after“.
Usai berita terbit, saya selalu membandingkan dengan tulisan awal. Di mana editor mengubah tulisan saya, akan selalu teringat. Bagi saya, PWMU.CO adalah sekolah menulis yang cukup efektif. Gratis, pula. He..he..
Semangat menulis dengan baik juga tak lepas dari dukungan kakak kembar yang hebat, Ria Eka Lestari dan Ria Pusvita Sari. Terima kasih sudah menjadi inspirator bagi saya, terimakasih atas motivasi serta sharing ilmunya kepada saya.
Suasana Dramatis
Jujur saya tidak menyangka akan meraih juara I. Ketika nama saya tidak ada dalam pengumuman harapan III sampai juara II. Saya sudah putus asa.
“Belum rezeki saya saat ini, harus lebih banyak belajar lagi untuk nulis,” gumam saya dalam hati.
Beberapa saat kemudian, ketika Pemimpin Redaksi PWMU.CO mengatakan juara I lomba menulis kategori softnews ini bertemakan Covid-19, tiba-tiba ada rasa optimis dan gugup dalam hati saya. Karena tulisan saya juga bertemakan itu.
Dan, begitu mendengar nama saya benar-benar disebutkan, sontak air mata haru ini mengalir tanpa bisa dibendung. Ya Allah terima kasih atas nikmatmu ini.
Lidah saya pun terasa kelu, ingin rasanya mengucapkan beribu terima kasih pada para editor dan co-editor yang telah banyak memberikan ilmu menulisnya. Tapi apalah daya tangis haru ini membuat saya tidak bisa berkata banyak.
Terima kasih PWMU.CO, sekolah menulis yang sangat berarti bagi saya. Terima kasih atas pecutan semangatnya. Terima kasih telah memberikan ruang untuk kami semua mengaktualisasikan diri.
Selamat dan sukses PWMU.CO, semoga dapat terus menginspirasi dalam dakwah berkemajuan. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni