HW Watukebo, Siar Dakwah Bersepeda hingga ke Lumajang ditulis oleh Disa Yulistian, kontributor Jember. Tulisan ini Juara II Lomba Feature 5 Tahun Milad PWMU.CO.
PWMU.CO– Tangan keriputnya meraih pigura foto. Melihat lamat-lamat dua pemuda yang berpose berdiri gagah dalam foto itu. Harsono melihat sosok dirinya 64 tahun silam. Dia berdiri di sebelah kanan. Itu foto tahun 1957. Dia bersama Marwan, saudaranya. Mengenakan seragam HW, Hizbul Wathan lengkap.
Dia masih teringat, berdua sengaja pergi ke sebuah studio foto di Kecamatan Ambulu, Jember. Kala itu untuk mengabadikan momen memakai seragam HW. ”Gelatinya saja itu dipesan dari Kwartir Pusat Yogyakarta, yang sekarang bernama Kedai HW,” ungkap Harsono.
Ditemui di rumahnya, Kamis (4/3/2021), Harsono mengisahkan sejarah HW Watukebo. Statusnya Kwartir Cabang (Kwarcab) Watukebo, Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember. Waktu itu pada era kebangkitan HW pada tahun 1957. Geliat HW yang telah lama mati suri kembali terlihat.
Harsono bercerita, Hizbul Wathan yang didirikan oleh KH Ahmad Dahlan pada tahun 1918 dengan nama Padvinder Muhammadiyah di Yogyakarta berhasil menarik semangat pemuda di seluruh nusantara.
Kegiatannya seperti baris-berbaris, bermain tambur, olahraga, PPPK, dan kerohanian. Menjelang Jepang masuk ke tanah air tahun 1941, situasi serba sulit. Hizbul Wathan pun kena imbasnya. Dilarang berkegiatan.
HW Pembangunan
Menginjak tahun 1951, HW kembali dibangkitkan yang disebut era HW Pembangunan. Zaman dulu, Hizbul Wathan diperuntukkan untuk remaja dan pemuda.
Harsono bercerita pada era HW Pembangunan, dia bersama teman santri di Pondok Al Mukhtar, Watukebo rajin berlatih setiap Jumat. ”Rutin latihan baris berbaris sama tali temali dengan teman-teman pondok,” tuturnya.
Kehadiran HW Watukebo sebelumnya sudah dibawa oleh KH Ahmad Zainuri, tokoh pendiri Muhammadiyah di Jember.
Selain latihan rutin, Harsono bersama Syafii, salah satu penggerak HW pada zaman itu, pernah syiar mengembara ke Lumajang naik sepeda ontel. ”Dulu tidurnya di panti asuhan,” ceritanya.
Semangat dakwah yang ditularkan oleh KH Ahmad Zainuri sangat kentara sehingga menular kepada para santrinya yang wajib anggota Hizbul Wathan. Dakwah KH Ahmad Zainuri itu sampai ke daerah Banyuwangi dengan naik sepeda ontel.
Puncaknya, Harsono dan teman-temannya pernah mengikuti Jambore Nasional di Malang di penghujung era HW Pembangunan sebelum HW dilebur menjadi satu menjadi Pramuka sesuai Keppres No. 238 Tahun 1961.
Banyak anggota HW Watukebo yang kemudian beralih ke Pramuka. Namun Harsono memilih berhenti karena jiwanya sudah ber-HizbulWathan. ”Bagiku sekali HW, tetap HW,” tandasnya.
Bekerja di Sawah
Ketika kepanduan HW didirikan lagi sejak reformasi, HW Watukebo langsung menjadi besar. Harsono kembali menjadi anggota HW Wreda. Sebutan untuk anggota HW yang lanjut usia.
Harsono menceritakan awal mula persahabatannya dengan Marwan juga dari Pondok Al Mukhtar, Watukebo. Sesama santri pondok. Dia mengajaknya turut aktif HW. Marwan yang kala itu pendatang dari Madiun, kerap dimintai tolong oleh Harsono untuk membantu menggarap tanah di sawah.
”Dulu itu yang namanya santri harus kerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Tidak seperti santri sekarang yang apa-apa sudah disediakan oleh orang tuanya,” paparnya. Dari kedekatan menjadi sahabat di pondok dan seperjuangan Hizbul Wathan, Harsono lantas mengenalkan Marwan kepada adiknya, Siti Almi.
Karena sering main ke rumah, kemudian terpikirkan menjodohkan mereka berdua. ”Ya jadi dulu begitu ceritanya awal ketemu almarhum akungmu itu dengan si Mbah,” kenangnya.
Saat ini HW Watukebo sudah memiliki anggota beratus orang. Mulai dari siswa-siswi yang tersebar di empat sekolah Muhammadiyah Watukebo. Seperti Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah sampai Madrasah Aliyah Muhammadiyah.
Drumband HW
HW Watukebo juga memiliki Corps Drumband Hizbul Wathan Surya Melati yang telah melanglang buana pada berbagai kesempatan acara Muhammadiyah. Di antaranya, menjadi salah satu pengisi acara Muktamar Satu Abad Muhammadiyah tahun 2011 di Yogyakarta.
Lalu mengisi acara Muktamar HW ke-2 di Jakarta tahun 2013 sampai dengan mengikuti lomba Marching Band Tingkat Nasional yang diadakan oleh Kabupaten Jember tahun 2011.
Terbaru, HW Watukebo membentuk Corps Music yang berisikan anggota Drumband HW Surya Melati. Karya mereka berupa cover lagu Indonesia Raya dan Mars Hizbul Wathan saat ini dipakai di setiap acara HW Kwartir Pusat Yogyakarta.
Muhammad Arsyad, pelatih Drumband HW Watukebo mengatakan, ini merupakan salah satu bukti bahwa Corps Music bisa berkarya tak hanya dalam kegiatan offline saja. Mengingat pada kondisi saat ini wabah Covid-19, kegiatan banyak yang diadakan secara daring.
”Kalau Mars Hizbul Wathan dikemas dengan cara kekinian kan bisa dinikmati oleh generasi muda,” ujar Ramanda Arsyad, sapaan akrabnya. (*)
Editor Sugeng Purwanto