PWMU.CO – Haedar Nashir mengajak Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG) untuk meningkatkan adrenaline peran dan kualitas.
Hal itu dia sampaikan pada Pelantikan Rektor (baru) UMG Dr Eko Budi Leksono ST MT yang menggantikan Prof Dr Setyo Budi MS untuk masa jabatan 2021-2025, Rabu (24/03/2021)
Dalam pelantikan yang digelar secara online dan offline itu Haedar Nashir mengatakan, tidak ada yang istimewa dalam pergantian rektor.
“Karena Persyarikatan Muhammadiyah berjalan tersistem dan terus menerus, dan itulah kehebatan seluruh kader Muhammadiyah,” tuturnya.
Oleh sebab itu dia memberikan pesan kepada UMG agar meningkatkan kualitas dengan indikatornya adalah kenaikan ranking menjadi universitas terbaik. Karena menurutnya, kualitas itu menjadi barometer objektif.
“Maka saya percaya rektor yang baru bisa melakukan sinergitas dengan jaringan persyarikatan, maupun di luar persyarikatan untuk kemajuan kampus dalan pelaksanaan catur dharma perguruan tinggi dan menjadikan kampus yang bermanfaat bagi masyarakat,” ucapnya.
Belajar dari Para Pendahulu
Haedar menegaskan, modalnya adalah kesungguhan dalam meningkatkan potensi dengan mencontoh para pendahulu.
“Seperti Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) terdahulu Prof Malik Fadjar yang bersungguh-sungguh memajukan Perguruan Tinggi Muhammadiyah,” tegasnya.
Selanjutnya dia mengingatkan, agar rektor senantiasa meningkatkan jaringan internal secara kuat dan memberikan kemampuan yang terbaik dengan bekerja lebih, bukan hanya memberi apa adanya.
Haedar menyatakan, UMG harus melihat kompetisi di kanan atau di kiri, dan jika ingin menjadi lebih baik maka harus melihat yang di atas untuk meningkatkan andrenalin.
“Ciptakan tantangan ini dengan sistem yang baik, dan jangan mengandalkan orang. Sebab orang itu datang dan pergi,” tandasnya.
Kepada kampus UMG, Haedar juga berharap agar senantiasa memberikan yang terbaik bagi kemajuan persyarikatan. Memberikan yang terbaik untuk Gresik, Jawa Timur, maupun secara Nasional.
“Juga memberikan yang terbaik kepada masyarakat dengan melahirkan lulusan yang memiliki kualitas kader yang punya visi islam dan mempunyai keahlian serta integritas yang tinggi,” harapnya.
Haedar menuturkan, kekuasaan duniawi sifatnya datang dan pergi. Namun kualitas diri dan peran kita tergantung pada apa yang kita hadirkan, “karena manusia terbaik adalah yang memberikan manfaat terbaik pada manusia,” paparnya.
Menurut Haedar, agar menjadi manusia terbaik, dia pun mengingatkan kepada seluruh Civitas Akademika UMG baik dosen maupun karyawan untuk aktif di persyarikatan. Sehingga hal itu menjadi driving force bagi kemajuan bersama.
“Dosen dengan gelar dan kepangkatan tertinggi merupakan kebanggaan akademik, namun bersama dengan itu jika tidak ada rasa untuk terlibat dalam persyarikatan Muhammadiyah maka itu hanya bagi tempatnya sendiri. Tidak memberi nilai lebih bagi pergerakan Muhammadiyah sebagai kekuatan Islam yang membawa misi dakwah tajdid,” tandasnya. (*)
Penulis Aries Kurniawan Co-Editor Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni