PWMU.CO – Tiga Bulan Kebanjiran, Ini Suara Hati Warga. Tiga Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Desa Weduni, Sidomulyo, dan Laladan, Kecamatan Deket, Kabupaten Lamongan terdampak banJir, sejak 27 Desember 2020.
Menurut H Yatno, banjir itu akibat curah hujan yang tinggi. Di samping itu karena kurang maksimalnya pompa menyedot air ke aliran Bengawan Solo. Saat ini kondisi banjir di dalam rumah masih setinggi 10 cm. Sedangkan air yang menggenangi jalan kampung setinggi 40 cm.
Sekretaris Pimpinan Cabang Muhammadyah (PCM) Deket itu menyampaikan, selama tiga bulan ini kegiatan konsolidasi organisasi praktis berhenti. “Terkecuali shalat lima waktu di masjid. Kebetulan masjidnya sudah ditinggikan,” ujarnya pada PWMU.CO, Kamis (25/3/2021).
Menurut warga Desa Weduni itu, selain berdampat pada persyarikatan, dampak banjir ini juga dirasakan warga. “Mata pencaharian warga rata-rata adalah petambak. Karena banjir ini semua petambak merasa rugi,” kata Kepala Klinik Muhammadiyah Deket Lamongan itu.
Berharap PDM Sambang
Yanto mengungkapkan selama ini Lazismu Lamongan bersama organisasi otonom Muhammadiyah telah hadir di tiga PRM itu. “Mereka melaksanakan bakti sosial dengan membagi sembako. Juga pengobatan,” ujarnya. Tetapi, sambungnya, kami masih memerlukan kehadiran Lazismu lagi bersama Kokam dan Aisyiyah saat.
Ia menyampaikan, Muhammadiyah sebagai organisasi sosial keagamaan sudah sangat cukup memberi support kepada warga baik lewat Lazismu maupun lewat ortom. “Juga lewat MCCC saat Covid-19 yang sangat kami rasakan dampaknya,” ujarnya.
Tapi dia berharap kepada anggota Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan, agar bisa terjun langsung ke lokasi. Setidaknya melihat warga yang terisolasi banjir ini selama tiga bulan.
“Kami warga Muhammadiyah di ranting ingin mendapat support langsung dari bapak-bapak pimpinan Muhammadiyah yang di atas,” harapnya.
Kepada pemerintah daerah dia berharap agar mencari solusi terbaik bagaimana supaya banjir ini, minimal bisa di cegah. Misalkan ada pengerukan sungai yang dangkal atau menertibkan bangunan yang ada di atas sungai.
Yatno berharap ada penanganan serius dari pihak terkait masalah banjir ini. Karena hal ini terjadi hampir setiap tahun. Apabila terjadi banjir sampai berbulan-bulan baru surut.
“Semoga ke depan ada solusi terbaik yang dilakukan pemerintah daerah Lamongan mengenai penanganan banjir ini,” pintanya. (*)
Penulis Fathurrahim Syuhadi Editor Mohammad Nurfatoni