PWMU.CO – Kiat sukses ala M Sande Ariawan. Guru sekaligus pelatih Tapak Suci (TS) SMP Muhammadiyah 1 dan SMA Muhammadiyah 1 Babat (Muhiba).
Saat ditemui PWMU.CO pada Jumat (26/03/2021) Sande mengaku bisa mengantarkan para siswa menjadi berprestasi adalah visinya dalam mendidik.
Alumni SMP Muhammadiyah 1 ini menceritakan, dirinya mulai melatih Tapak Suci di almamaternya sekitar tahun 2008. “Kemudian dipercaya untuk melatih di SMA Muhammadiyah 1 Babat—yang juga almamaternya—sejak tahun 2012 sampai sekarang,” katanya.
Di samping itu, dia juga diminta untuk melatih di MI Muhammadiyah Kebalandono, Babat, mulai Tahun 2019 sampai sekarang.
Saat ditanya terkait kiat sukses di bidang Tapak Suci, Sande mengatakan, untuk menjadi pesilat, selain melakukan seleksi dalam kecakapan skill dan teknik pertandingan, kedisiplinan dalam latihan juga menjadi kunci.
“Kedisiplinan dalam mengikuti latihan adalah pondasi awal para atlet untuk mengembangkan teknik dan fisiknya, ini merupakan modal untuk menjadi juara,” tambah pesilat yang mendapatkan gelar Kader Utama dalam tapak suci ini.
Dia juga menjelaskan, dalam pertandingan pencak silat, teknik berlatih merupakan hal yang paling ditekankan, karena setiap anak punya style masing-masing dalam bertanding.
“Ada tipe atlet yang agresif dalam melakukan serangan, ada juga yang cenderung defend atau bertahan, serta mencuri-curi poin dalam berlaga,” katanya.
Peran Pelatih
Sebagai pelatih, dia memiliki peran untuk menstabilkan pola permainan atlet antara kedua tipe tersebut.
“Kalau terlalu agresif tidak baik dan berakibat sering kecolongan poin. Begitu juga kalau pola defend yang terlalu, juga akan menghambat penambahan nilai poinnya,” ujar pembina teater di SMP Muhammadiyah 1 Babat ini
Dia bercerita, pertama kali mengikuti Tapak Suci sejak duduk di bangku SMP Muhammadiyah 1 Babat sekitar tahun 1998.
“Alhamdulillah sekarang menjadi pelatih tapak suci, mengajar mata pelajaran Bahasa Inggris juga menjadi pemain teater,” ungkapnya.
Setelah diamanahi sebagai Asisten Bidang Kesiswaan dan Keislaman dia pun menerbitkan program Baca Tulis al-Quran dan akselerasi tahfidh yang kini disinkronkan dengan program terbarunya yaitu asrama tahfidh putri.
Selain itu, dia juga membiasakan aktifitas ibadah sholat wajib beserta sholat Sunnah dan memaksimalkan momentum perayaan hari besar Islam dalam kegiatan kajian keislaman.
Dia mengatakan, dalam pertandingan ada yang paling berkesan saat bertanding di kejuaraan tapak suci tingkat nasional yang diadakan oleh Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).
“Di mana saat itu seleksinya sangat ketat. Kita juga hanya mengirimkan tiga atlet, sempat berfikir pesimis, namun alhamdulilah tiga anak pulang membawa medali kejuaraan semua,” ucapnya bangga.
Tiga anak tersebut adalah Ahmad Dani Firmansyah mendapat Juara 3 Putra. Risa Dwi Meilani mendapat Juara 3 Putri, serta Flora Hanin Azzarqo mendapat juara 1 Putri.
Selain kejuaraan tingkat nasional, beberapa perlombaan tingkat propinsi juga seringkali ia dapatkan. Termasuk kejuaraan Pencak Silat Asia Eropa Paku Bumi Open yang diadakan Di Bandung.
Pesilat yang juga Sekretaris Kwartir Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan ini mengatakan, sebagai guru Bahasa Inggris dan pelatih tapak suci, dia sangat akrab pada siswa, baik di SMP Muhammadiyah 1 Babat maupun SMA Muhammadiyah 1 Babat. (*)
Penulis Hilman Sueb Co-Editor Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni