PWMU.CO – Tantangan untuk Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) itu telah ditabuh oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI Prof Muhadjir Effendy. Saat membuka Muktamar XX IPM di Samarinda, dia menyatakan bahwa IPM harus mampu menjadi organisasi yang inklusif , berani berkiprah, dan eksis di sekolah-sekolah negeri maupun swasta di luar lembaga pendidikan Muhammadiyah.
Tantangan semacam ini sebenarnya merupakan nasehat biasa yang seharusnya itu selalu diucapkan oleh seorang bapak pada anaknya setiap kali punya kesempatan. Bukan harus menunggu dalam sebuah moment besar seperti muktamar.
Menengok kembali eksistensi IPM, kelahirannya tidak lepas dari sejarah membangun kebangsaan melalui ‘gerakan pelajar’ berbasis dan berkonstruksi persyarikatan Muhammadiyah.
Sejak diputuskan dalam konferensi Pemuda Muhammadiyah di Garut, yang kemudian diperkuat dalam Muktamar II Pemuda Muhammadiyah (24-28 Juli 1960) di Yogyakarta, maka diputuskan dibentuk IPM di dalam Keputusan II No. 4.
(Baca juga: Minus Jawa Timur, Inilah 9 Formatur PP IPM 2016-2018)
Poin penting dari Keputusan itu antara lain adalah Muktamar Pemuda Muhammadiyah meminta kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah Majelis Pendidikan dan Pengajaran supaya memberi kesempatan dan menyerahkan kompetensi pembentukan IPM kepada PP Pemuda Muhammadiyah.
Kemudian Muktamar Pemuda Muhammadiyah mengamanatkan kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah untuk menyusun konsepsi IPM dari pembahasan-pembahasan muktamar tersebut, dan untuk Pimpinan Pusat Muhammadiyah Majelis Pendidikan dan Pengajaran segera dilaksanakan setelah mencapai kesepakatan pendapat.
Kata sepakat akhirnya dapat tercapai antara Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah dengan Pimpinan Pusat Muhammadiyah Majelis Pendidikan dan Pengajaran tentang organisasi pelajar Muhammadiyah. Kesepakatan tersebut dicapai pada tanggal 15 Juni 1961. Rencana pendirian IPM tersebut dimatangkan lagi dalam Konferensi Pemuda Muhammadiyah di Surakarta tanggal 18-20 Juli 1961, dan secara nasional melalui forum tersebut IPM dapat berdiri. Tanggal 18 Juli 1961 inilah yang kemudian ditetapkan sebagai hari kelahiran Ikatan Pelajar Muhammadiyah.
(Baca: Ini Tantangan Mendikbud untuk IPM)
Pasca kelahirannya, pada era 1965-1969 IPM sudah eksis dan mampu memberi warna dalam panggung sejarah bumi nusantara. IPM menyatu dengan semangat perubahan dalam pergolakan politik saat itu. Sehingga pada muktamar ke-2 di Palembang, dikeluarkanlah memorandum yang mengharuskan semua pelajar Muhammadiyah bergabung dan turut aktif dalam gerakan KAPPI (Kesatuan Aksi Pelajar Pemuda Indonesia ). Bergabungnya IPM di KAPPI telah menambah amunisi perlawanan terhadap hegemoni komunisme saat itu.
Di bawah kepemimpinan Wirsyam Ahmadi, IPM kala itu telah berhasil merumuskan khittah perjuangannya. Sebagai pelajar yang kritis, IPM terus melakukan berbagai pembenahan. Di era 1970-an, IPM telah memantabkan sebagai organisasi dakwah pelajar dan partisipasi pembangunan. Kemudian pada era 1980-an IPM telah meneguhkan langkahnya dengan trisula programnya.
(Baca: Fenomena Ghazwul Fikr dan Ketidaksiapan Generasi Bangsa)
Yaitu, pertama, terbinanya IPM sebagai organisasi otonom Muhammadiyah yang memiliki mutu dan efektivitas dalam menyelenggarakan kepemimpinannya untuk mencapai tujuan. Kedua, terbinanya peran serta aktif IPM sebagai ortom dalam fungsinya sebagai pelopor, pelangsung, peyempurna amal usaha Muhammmadiyah.
Ketiga, bersinergi dan berintegrasi dalam Angkatan Muda Muhammadiyah. Namun, pada era itu IPM mulai nampak mengalami kemunduran. Sehingga pada perhelatan muktamar VII pada tahun 1986 di Cirebon mulai dipertajam dengan dengan visi kepelajarannya, yaitu terciptanya tradisi keilmuan dan kreatifitas di kalangan anggota yang dijiwai oleh akhlak mulia sehingnga menjadi teladan di lingkungannya.
Kelahiran UU Keormasan oleh Orde Baru, membuat organisasi pelajar di sekolah Muhammadiyah mengalami dualisme. Sebab, UU Keormasan menyatakan satu-satunya organisasi siswa di sekolahsekolah yang ada di Indonesia hanyalah Organisasi Siswa Intra-Sekolah (OSIS). Sementara di sekolah-sekolah Muhammadiyah juga terdapat organisasi pelajar Muhammadiyah, yaitu IPM. Selanjutnya halaman 2….