PWMU.CO – Guru Smamita Divaksin AstraZeneca. Guru SMA Muhammadiyah 1 Taman (Smamita) Sidoarjo menjalani vaksinasi Covid-19 di Rumah Sakit Ibu dan Anak Soerya Taman Sidoarjo, Selasa (30/3/21).
Kepala Smamita Drs Zainal Arif menjelaskan ada 69 guru, karyawan, dan petugas kantin sekolah yang mendapatkan vaksin tahap kedua ini.
“Diharapkan, jika tenaga pendidik sudah divaksin, pembelajaran tatap muka yang ditargetkan pemerintah pada tahun ajaran baru bulan Juli mendatang bisa dilaksanakan sesuai rencana,” ujarnya.
Vaksin AstraZeneca
Petugas kesehatan Smamita Aknes Nurul Hikmawati Amd Keb menjelaskan jika vaksin yang diterima tenaga pendidik adalah vaksin AstraZeneca atau AZD1222.
“Vaksin ini untuk mencegah Covid-19. Vaksin ini merupakan hasil kerja sama antara Universitas Oxford dan AstraZeneca yang dikembangkan sejak Februari 2020,” jelasnya.
Dia mengatakan vaksin ini bekerja dengan cara menstimulasi atau memicu tubuh untuk membentuk antibodi atau kekebalan kelompok yang dapat melawan infeksi virus SARS-Cov-2.
Tahapan Melakukan Vaksin
Aknes memaparkan dalam mengikuti kegiatan vaksin, ada tahapan yang harus diikuti peserta. Tahap pertama, peserta diwajibkan menyerahkan identitas diri.
“Identitas tersebut dicocokkan dengan data penerima vaksin yang terdata di Rumah Sakit Ibu dan Anak Soerya. Setelah identitas dan data cocok, peserta vaksinasi diberikan formulir screening (pemindaian),” katanya.
Formulir pemindaian itu, sambungnya, berisi tentang identitas, berat badan, tinggi badan, riwayat penyakit yang diderita, hingga catatan tensi darah.
“Pada tahapan kedua, pemindaian kesehatan dilakukan. Peserta vaksinasi terlebih dulu diukur tekanan darahnya,” ungkapnya.
Tekanan Darah Sistolik
Petugas pemindaian dr Anis Setyaningrum menjelaskan jika tekanan darah sistolik melebihi 170 mmHg dan atau tekanan darah diastolik melebihi 90 mmHg, vaksin sementara belum bisa diberikan.
“Jadi harus ditunggu dulu agar tekanan darahnya normal agar bisa divaksin. Demikian juga dengan riwayat penyakit yang diderita,” ujarnya.
Untuk itu, sambungnya, perlu ditanyakan secara terperinci tentang riwayat penyakit. Ada pula peserta vaksinasi yang harus menunjukkan obat yang diminum seperti obat statin dan beta blocker.
“Tujuannya agar screening yang dilakukan akurat dan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) pemberian vaksin,” tambahnya.
Petugas Pemberi Vaksin
Anis mengatakan setelah lolos tahapan kedua, peserta diarahkan menuju petugas pemberi vaksin. Di hadapannya, sudah terdapat vaksin dan jarum suntik. Setiap dosis vaksin yang diberikan berisi 0,5 ml vaksin AstraZeneca.
“Tidak ada efek samping spesifik setelah pemberian vaksin. Hanya biasanya, ada rasa ngilu atau mengantuk setelah vaksin,” ujarnya.
Dia menjelaskan setelah vaksin pertama, masih ada pemberian vaksin dosis kedua. Dosis kedua diberikan untuk memicu sistem kekebalan. Pemberian dosis kedua vaksin, nanti diberikan sekitar 8 pekan dari pemberian vaksin pertama.
Tahu-tahu Sudah Selesai
Guru matematika Smamita Rizky Rahmawan SSi menuturkan pengalaman pertama ketika divaksin. Menurutnya pemberian vaksin ini tidak terasa sakit sama sekali.
“Tahu-tahu, sudah selesai dan diberi kapas,” ujarnya.
Dia mengatakan jika setelah vaksin atau disuntik dan diobservasi selama 30 menit tidak terasa apa-apa. Memang, sambungnya, tangan yang bukan bagian disuntik merasakan capek-capek.
“Untuk menghilangkan rasa itu, saya minum air hangat berulang kali dengan rutin sehabis pulang dari sekolah,” rasanya.
Jangan pantang, pesannya, dengan vaksin. Insyaallah reaksi negatif vaksin seperti capek-capek hanya dirasakan kurang lebih 1×24 jam. Bahkan bisa dibilang tubuh ini berasa lebih kuat.
“Semoga kita semua sehat setelah divaksin,” tandasnya. (*)
Penulis Wahyu Murti. Editor Ichwan Arif.