PWMU.CO – Di tengah padatnya agenda Muktamar XX, Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Rabu (16/11), menyempatkan mengunjungi korban luka bakar bom molotov Gereja Oikumene Sengkotek Samarinda, yang sedang dirawat di Rumah Sakit Abdul Wahab Syahranie (RSUD AWS). Dalam kunjungan itu diserahkan pula donasi yang terhimpun dari IPM kepada keluarga korban.
Sekretaris Jenderal PP IPM Zaki Khoirudin mengatakan teror bom Samarinda itu mengancam perdamaian dan NKRI. “IPM berkomitmen untuk terus tetap mengawal persatuan NKRI dan menjadi motor perdamain yang fokus pada pelajar,” kata dia.
(Baca: Jenguk Korban Bom Samarinda, Mendikbud Teteskan Airmata)
Wakil Bendahara PP IPM Mustiawan menambahkan, bahwa IPM mengecam keras bom Samarinda. “Tindakan kekerasan dan anarkisme adalah bentuk kejahatan yang tidak bisa dimaafkan, apapun alasannya,” tegasnya. “Saya kira ini murni ulah oknum yang ingin merusak NKRI. Semua agama pasti tidak menganjurkan tindakan kekerasan dan perpecahan.”
(Baca juga: Membangkitkan Kembali Inklusivitas Pelajar Muhammadiyah, Menjawab Tantangan Mendikbud)
Alumni UMM itu melanjutkan, tragedi yang ini tidak boleh ditoleransi apalagi korbannya adalah anak-anak yang masih balita. “Saya berharap semoga tragedi ini adalah tragedi terakhir. Dalam kasus-kasus teror, selalu saja yang jadi korban adalah mereka yang tidak bersalah atau tidak tahu apa–apa,” kata dia.
Selain Sekretaris Jendral dan Wakil Bendahara, turut serta dalam kunjungan itu Ketua Bidang Organisasi Warseno dan anggota advokasi PP IPM Salma. (Uzlifah)