PWMU.CO – Prof Zainuddin Maliki MSi mengatakan Festival Faqih Usman (FFU) V sebagai wahana mengenal potensi peserta didik, Sabtu (03/04/21).
Dalam sambutan opening ceremony secara virtual anggota DPR RI Komisi X ini menjelaskan pendidikan akan berhasil jika berasal dari minat, bakat, dan watak bawahan anak.
“Keberhasilan pendidikan sangat ditentukan dari minat dan bakat yang diasah dari dini. Sedangkan, kurikulum berada pada urutan kedua setelah minat dan bakat tersebut,” ujarnya.
Sejak Dini Kenali Watak
Prof Zainuddin menguatakan semakin dini kita mengenal minat, watak, dan bakat anak didik kita, maka semakin besar peluang kita untuk bisa mengantarkan anak didik tumbuh berkembang sesuai dengan minat dan bakatnya.
“Coba dilihat YouTube-nya Lionel Messi, when he was five years old (ketika dia berumur 5 tahun),” katanya.
Saat Messi berusia lima tahun, lanjutnya, dia sudah suka bermain sepak bola. Dari video itu kita bisa melihat bakat Messi. Setelah dikembangkan apa yang terjadi? Dia, sambungnya, berkembang menjadi pesepak bola profesional Argentina.
Melahirkan para Juara
Prof Zainuddin sangat mengapresiasi adanya FFU V yang diselenggarakan Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG) sebagai sarana mengenal minat dan bakat anak.
“Festival ini sangat penting sekali, bukan hanya untuk melahirkan juara tapi ini adalah suatu wahana atau media untuk menumbuhkan kepribadian dan potensi anak didik kita,” ungkapnya.
Integrated Eco Education System
Prof Zainuddin menceritakan pengalamannya saat mengunjungi Australian Science and Mathematics School, Adelaide, Australia.
“Sekolah menengah di sana memiliki sistem pembelajaran yang unik. Kelas-kelasnya tidak memiliki sekat. Siswa kelas X, XI, dan XII berada dalam ruangan terbuka seperti auditorium,” tuturnya.
Zainuddin mamaparkan di auditorium itu terdapat kelompok-kelompok belajar. Model pembelajaran yang digunakan adalah tutorial. Jadi anak-anak di sana belajar tidak hanya dengan mendengar ceramah dari gurunya, tetapi melaporkan proyeknya masing-masing.
“Mulai dari kelas X, anak-anak di sana sudah memiliki proyek. Setelah kelas XII nanti proyek tersebut harus sudah selesai,” katanya.
Uniknya, sambungnya, Australian Mathematic School bekerjasama dengan Flinders University. Dosen di sini melakukan pembimbingan dan fasilitas laboratorium bisa digunakan siswa untuk menyelesaikan penelitiannya.
“Inilah yang bisa disebut dengan Integrated Eco Education System, suatu sistem pendidikan yang terintegrasi dari sekolah menengah atas sampai perguruan tinggi,” jelasnya.
Mumpung rektornya baru, lanjutnya, semangat untuk berintegrasi harus semakin bergairah. Maka, sistem pendidikan ini dapat diwujudkan. (*)
Penulis Viki Safitri. Editor Ichwan Arif.