PWMU.CO – Program Inovasi untuk meningkatkan mutu pendidikan Sekolah Dasar disampaikan M Adri Budi Sulistiyo, Senin (5/4/21).
Dalam acara webinar Peluncuran dan Sosialisasi Program Literasi dan Numerasi Kelas Awal Sekolah/ Madrasah Muhammadiyah Jatim dia mengatakan hal yang dilakukan dengan peningkatan kompetensi guru MI/SD.
“Upaya yang dilakukan adalah dengan penguatan komunitas belajar guru dengan proses pendampingan dari pengawas,” ujarnya Provincial Coordinator Inovasi Jawa Timur.
Dia menjelaskan program Innovation for Indonesia’s School Children Australia Indonesia Partnership (Inovasi) Jatim yang menjalin mitra dengan Majelis Dikdasmen Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jatim akan menangani 4 program yaitu literasi, numerasi, inklusi dan kelas rangkap.
“Untuk selanjutnya akan ditambah 2 program yaitu penguatan pendidikan karakter dan ketrampilan abad 21. Dengan program ini, harapannya peningkatan mutu pendidikan bisa dicapai,” ungkapnya.
Nilai Literasi Siswa Indonesia
Adri mengatakan berdasarkan data Programme for International Student Assessment (PISA) 2018, nilai literasi siswa Indonesia 371, jauh di bawah rata-rata negara Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) yaitu 487.
“Angka ini memang lebih rendah dari tahun sebelumnya yang ditengarai lonjakan jumlah sampling,” jelasnya.
Program literasi dan numerasi, lanjutnya, adalah untuk menaikkan nilai tersebut sehingga nilai rata-ratanya bisa di atas negara OECD.
Tahapan Program Inovasi
Adri mengungkapkan Program Inovasi pada fase dua Jawa Timur yang direncanakan terlaksana antara tahun 2021 sampai 2023 ini memiliki beberapa tahapan.
“Yang pertama kemitraan. Selain dengan Dikdasmen PWM Jatim, Inovasi juga menjalin kemitraan dengan beberapa lembaga pendidikan lainnya,” ujarnya.
Setelah terjalin kemitraan, harapnya, akan timbul kepercayaan. Setelah itu akan dilanjutkan dengan program peningkatan kualitas pembelajaran.
Penguatan SDM
Adri menjelaskan dengan menjalin kemitraan, maka program ini akan terus bergerak. Untuk itu perlu adanya penguatan sumber daya manusia (SDM).
“Supaya program ini terlaksana, maka akan dilaksanakan seleksi fasilitator, training of trainer (ToT) fasilitator, pelatihan, dan pendampingan komunitas belajar,” ujarnya.
Untuk pola pendekatan penguatan komunitas, sambungnya, akan dilaksanakan secara berkesinambungan. Dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan refleksi pelaksanaan.
“Refleksi pelaksanaan satu akan menjadi referensi pelaksanaan dua. Begitu seterusnya,” tuturnya.
Enam PT Muhammadiyah
Adri mengatakan untuk mengembangkan modul dengan memasukkan nilai-nilai Muhammadiyah di dalamnya, pihaknya sudah berkolaborasi dengan enam Perguruan Tinggi Muhammadiyah, yaitu Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dan Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya.
“Ketiga Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), Universitas Muhammadiyah Lamongan (Umla), Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG), dan Universitas Muhammadiyah Ponorogo,” tandasnya. (*)
Penulis Yunia Zahrotin Nisa. Editor Ichwan Arif.