PWMU.CO – Prof Achmad Jainuri: Literasi Ciri Kemoderenan. Demikian Prof Achmad Jainuri PhD dalam Peluncuran dan Sosialisai Program Literasi dan Numerasi Kelas Awal Sekolah dan Madrasah Muhammadiyah Jawa Timur, Senin (5/4/2021)
Dia mengatakan, pernyataan tersebut merupakan hasil penelitian teori modernisasi Daniel Lerner dalam bukunya, The Passing of Traditional Society: Modernizing the Middle East, yang menyimpulkan betapa pentingnya literasi dan numerasi sehingga menjadi salah satu ciri dari kemoderan seseorang.
“Jadi, selain mobilitas tinggi, maka literasi dianggap sebagai ciri lain dari kemoderenan seseorang,” ujar Guru Besar UIN Sunan Ampel Surabaya itu.
Menurut Jainuri, dalam dunia ilmu pengetahuan dan ilmu sosial, ada perdebatan, apakah literasi cukup pada sekitar baca tulis. Tetapi yang lain mengemukakan tidak sekadar itu, kemampuan menganalisa dan memahami semua yang ada di alam ini juga termasuk di dalamnya.
“Inilah kemudian, di dalam teori modernisasi, literasi mencakup semuanya, Termasuk bisa baca tulis. Tetapi di balik baca tulis itu, ada pemahaman dan peningkatan ilmu pengetahuan,” terang dia.
Muhammadiyah Organisasi Modern
Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur itu menyatakan, sesungguhnya ilmu pengetahuan itu berfungsi untuk mempermudah hidup. Sedangkan agama sebagai landasan hidup.
“Ini yang disadari oleh Muhammadiyah. Sehingga sampai sekarang program pendidikan menjadi ikon daripada program-program Muhammadiyah yang lain,” ujarnya.
Oleh karena itu, sambungnya, tidak keliru jika Muhammadiyah masuk sebagai gerakan modern. Hal itu menurutnya karena komitmennya untuk selalu menyelenggaraan pendidikan.
“(Dan) inti gerakan pendidikan itu adalah memberi bekal ilmu pengetahuan kepada peserta didik dalam rangka agar nantinya hidup mereka itu mudah,” ujarnya.
Menurutnya, acara yang diselenggarakan hari ini, tidak hanya menjadi bagian dari tradisi kemoderan. Tetapi juga untuk menyiapkan generasi post-modern dengan segala tantanganya.
“Oleh karena itu generasi yang dimaksud tidak sekadar bisa membaca dan menulis. Tetapi mampu mengaktualisasikan diri dalam menghadapi tantangan milenial. Ini yang penting,” tandasnya.
Jainuri menambahkan, program literasi dan numerasi tingkat SD/MI ini sangat penting dalam meningkatkan kemampuan dasar dalam membaca, menulis, dan menghitung. Menurut dia, sesungguhnya hal itu sudah ada dan menjadi ciri pendidikan Muhammadiyah. Dasar inilah yang kemudian dikembangkan dalam pendidikan lanjut.
“Membaca tidak hanya ada pada tingkat dasar berupa pengenalan huruf, tetapi juga meningkat, menjadi alat yang sangat penting dalam mengenal, memperdalam dan mengembangkan ilmu pengetahuan,” ujarnya.
Pentingnya Literasi dan Numerasi
Prof Ahmad Jainuri lalu mengemukakan landasan pentingnya literasi dan numerasi. “Ayat yang pertama turun adalah al-Alaq ayat 1, Iqra’, bismi rabbika ladzi khalaq. Bacalah dengan nama Tuhanmu yang telah menciptakan,” terangnya.
Kemudian dalam surat-surat yang lain, lanjut dia, diperintahkan untuk memikirkan semua peristiwa dan kejadian yang telah diberikan oleh Allah melalui ciptaan-Nya dalam penggalan ayat, afala taqkilun, afala tadzakkarun, afala ta’lamun dan lain sebagainya.
Sedangkan dalam ayat yang lain disebutkan yarfail ladzina amanu minkum wal ladzina utul ilma darajat, bahwa Allah mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan beberapa derajat.
“Jadi, konteks membaca ini bukan hanya pengenalan huruf tetapi adalah kemampuan untuk melihat, memahami, dan menganalisa. Yang paling penting kemudian mengembangkan,” tandasnya. (*)
Penulis Estu Rahayu Editor Mohammad Nurfatoni