PWMU.CO– Puasa mengajarkan kita untuk mendekat kan diri kepada Allah swt dan berbaik hati dengan sesama manusia.
Itu disampaikan Prof Dr Abdul Munir Mulkan dalam Kajian Spesial Jumat Malam secara virtual dengan tema Ramadhan dan Peradaban Manusia. Kajian diadakan oleh IRo Society, Jumat (2/4/2021).
Guru besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta itu menceritakan, berpuasa dilakukan sebagai peluang untuk membuktikan diri sendiri dapat menahan godaan atau tidak. ”Saya pernah diajak ke Amerika dan ada pertemuan di kantor orang Yahudi pagi hari. Ada sajian makanan. Saat itu sedang berpuasa, maka saya menyampaikan bahwa saat ini melaksanakan puasa sebagai muslim,” katanya.
Dia mengatakan, jika ibadah semakin sulit dilakukan maka semakin besar pahalanya. Kita juga tidak akan mendapatkan apa-apa, jika puasa kita tidak membuahkan perilaku yang baik. Dari Ramadhan ke Ramadhan kembali lagi tidak ada peningkatan baiknya, hanya meninggalkan makan dan minum.
”Betapa banyak orang berpuasa tidak memperoleh pahala puasa kecuali lapar dan haus,” kata Abdul Munir Mulkan mengutip hadits riwayat Thobrony.
Abdul Munir Mulkan mengatakan, puasa adalah tradisi di mana kita mengambil jarak rutinitas, sehingga kita dapat mempelajari perjalanan hidup dan menjadikan diri sebagai manusia yang lebih sabar, santun, paham dengan situasi sekitar.
”Jadi hikmah berpuasa adalah kemampuan kita mengambil jarak dalam kehidupan sehari-hari, melihat lemahnya orang yang menderita kesulitan makan, dan merasakan, betapa derita orang yang kehausan dan kelaparan,” tutur pengarang buku Warisan KH Ahmad Dahlan dan Amal Usaha Muhammadiyah.
Tujuan Dakwah
Dia menyampaikan, barang siapa yang memberi makanan untuk berbuka puasa, maka pahala yang besar. Dia menjelaskan, Islam memandang, kehidupan manusia bukan hanya fisik namun spiritual. Seperti kebaikan menolong orang lain, untuk bekal kehidupan sesudah mati. Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia.
Dia juga mengutip hadits tentang berpuasa dengan sungguh-sungguh. ”Barangsiapa yang berpuasa karena iman dan penuh perhitungan, niscaya akan diampuni dosanya yang telah terdahulu.”
Dia juga menyinggung tujuan dakwah Islam. Rumah sakit, sekolah yang dibangun Muhammadiyah, bukan dengan tujuan mengislamkan orang yang ditolong namun murni kemanusiaan. Di Universitas Muhammadiyah juga ada mahasiswa Kristen.
Dikatakan, bulan Ramadhan pada masa pandemi ini kegiatan tadarus, shalat malam, dan sahur tetap dilaksanakan seperti biasa. Sebelum pandemi, kegiatan ibadah Ramadhan luar biasa seolah meninggalkan kegiatan duniawi.
Namun saat Syawal, tutur dia, kegiatan ibadah menjadi berkurang. Padahal semua yang kita lakukan pada bulan Ramadhan memberikan kesejukan dalam kehidupan. ”Mempersiapkan orang untuk memperoleh hidayah merupakan tujuan dakwah,” katanya.
”Kita mendalami bagaimana indahnya sebulan penuh berpuasa pada bulan Ramadhan dan menunjukkan bagusnya Islam dengan kehidupan spiritual yang lebih baik dan semoga Allah mencatat amal ibadah kita,” tandasnya. (*)
Penulis Hilman Sueb Editor Sugeng Purwanto