PWMU.CO – Saad Ibrahim, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur menyampaikan duka yang sangat mendalam atas wafatnya Nadjib Hamid, Jum’at (9/4/2021)
“Hari ini kita telah, sedang dan akan mengantarkan Pak Nadjib. Sampai titik terakhir,” katanya saat melepas jenazah Nadjib Hamid di masjid al-Badar, depan Kantor PWM Jatim.
Pria yang akrab dipanggil dengan sebutan Pak Saad ini menyampaikan doa untuk Nadjib Hamid yang meninggal pada Jum’at pagi ini pukul 08.20 WIB.
“Mudah-mudahan Pak Nadjib Hamid diampuni kesalahannya, dan diberi kemudahan menghadap Allah Subhanahu wa Ta’ala”, katanya dengan suara serak.
Kepada para jamaah yang menyolatkan Nadjib Hamid, Doktor Tafsir Al-Quran ini bertanya, “Apakah Pak Nadjib orang baik?” tanyanya.
“Ya,” jawab jamaah serempak.
“Apakah jenengan yakin, seyakin-yakinnya bahwa pak Nadjib orang yang sangat baik?” tanya Saad lagi.
“Ya, sangat baik,” ujar jama’ah lagi.
Diiringi tangis sesenggukan, Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang ini berkata, “Ya Allah saksikanlah! Saksikanlah saudara kami yang baik ini akan menghadap-Mu,” ucapnya.
Tetap Menangis
Walaupun sebagai Ketua PWM, yang memahami larangan menangisi orang yang sudah meninggal, namun Saad Ibrahim tetap menangis.
“Bapak, Ibu, sekalipun Nabi melarang kita menangis, tapi ketika putra beliau, Ibrahim meninggal, beliau juga menitikkan air mata. Itu manusiawi,” tegasnya.
Saad mengingatkan jamaah agar senantiasa husnuzhon kepada Allah bahwa kematian Nadjib Hamid di usia 57 tahun adalah hal terbaik dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
“Husnudzon billah. Sangat mengherankan urusan Islam. Jika mendapat rizki dia bersyukur, kalau ditimpa musibah ia bersabar,” lanjutnya.
Pak Nadjib Orang Terdepan dalam Kebaikan
Menurut Saad, musibah atas meninggalnya Wakil Ketua PWM Jatim Nadjib Hamid akan melahirkan ganti dan kebaikan-kebaikan dari Allah.
“Tapi percayalah, pasti diberikan Allah ganti yang terbaik. Dibimbing putra-putranya, dicukupkan rizkinya,” tandas pria kelahiran Mojokerto tersebut.
Saad menyampaikan kenangannya selama bersama Nadjib Hamid. Menurutnya, Nadjib selalu menjadi orang yang pertama dalam segala kebaikan.
“Kalau ada orang yang kesusahan, Pak Nadjib orang yang pertama sampai. Kalau ada pengumpulan dana beliau yang terdepan menyumbang baru diikuti oleh yang lain,” ujarnya.
“Bahkan saat dia sakit di Dukun itu juga dalam rangka berhikmat kepada agama, kepada ummat, kepada negara,” pungkas Saad. (*)
Penulis Ernam Co-Editor Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni