Wasiat Nadjib Hamid: Semangat Menulis dan Terus Berbuat Baik ditulis oleh Emil Mukhtar Efendi, Humas SMA Muhammadiyah 1 Taman (Smamita) Sidoarjo.
PWMU.CO – Jantung serasa berdetak lebih kencang dari biasanya ketika membaca pesan bahwa Ustadz H Nadjib Hamid MSi—Wakli Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PW) Jawa Timur—wafat di Rumah Sakit Khodijah, Sepanjang, Sidoarjo, Jumat (9/4/2021) sekira pukul 08.00 WIB.
Saya masih antara percaya dan tidak. Ketika buka berbagai Whatsapp Group Muhammadiyah, hampir semua isinya sama. Teks ucapan dan gambar bela sungkawa untuk almarhum.
Begitu saya kontak rekan Smamita M Nashiruddin Addaii yang berada di RS Khodijah, ternyata dia menjawab hal yang sama, “Benar, Pak Nadjib wafat,” katanya.
Berdasarkan informasi yang beredar, jenazah akan dishalatkan di Masjid Al-Badar, depan Kantor PWM Jatim seusai shalat Jumat. Kemudian dibawa ke rumah duka di Jalan Ubi IV No 27 Surabaya, untuk selanjutnya dimakamkan di tanah kelahirannya, Paciran, Kabupaten Lamongan.
Wasiat Nadjib Hamid
Saya pribadi merasa sangat kehilangan. Ini benar-benar membuat saya terkejut. Kenapa? Karena Rabu (23/3/2021) saya dikontak langsung oleh Pak Nadjib agar membuat tulisan tentang perkembangan Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Sepanjang untuk majalah Matan.
“Assalamualaikum, Mas Emil santai apa sibuk?” tanyanya.
“Walaikumsalam, siap, nggeh bapak, saya di Trawas ada kegiatan liputan Koncab PGRI Sukodono untuk Kabupaten Sidoarjo,” jawab saya.
“Alhamdulillah, ya begitu harus bisa bergabung dengan organisasi lainnya, biar manfaatnya nambah,” sambung Pak Nadjib.
“Ada yang bisa saya bantu Bapak?” tanya saya.
“Tolong dibuat tulisan perkembangan PCM Sepanjang ya, mulai dari perkaderan, Amal Usaha, dan sebagainya, untuk muat di Majalah Matan. Sekira 700-800 kata,” pintanya.
“Inggeh Bapak, siap,” jawab saya.
“Tulis saja mengalir dengan wawancara beberapa narasumber di Sepanjang, tulis model reportase seperti menulis berita seperti biasa,” lanjutnya.
“Inggeh Bapak, Insyaallah siap,” jawab saya lagi.
“Ya sudah, silahkan dilanjut aktivitasnya, semoga semuanya sehat, Wassalamualikum,” pungkasnya.
Sepertinya itu menjadi percakapan terakhir saya dengan Pak Nadjib. Ini adalah wasiat yang diberikan ke saya untuk tetap semangat menulis.
Nadjib Hamid sang Motivator
Pak Nadjib adalah motivator bagi diri saya. Pasalnya, banyak tugas yang pernah diberikan untuk saya, termasuk menjadi penulis atau kontributor untuk PWMU.CO.
Selain itu Pak Nadjib memberi tugas untuk menulis di majalah Matan, rubrik “Kiprah Daerah” terkait kegiatan Muhammadiyah. Terutama di Cabang Sepanjang dan Cabang Krian, Sidoarjo.
Tulisan saya, seringkali direvisi dan diberi masukan untuk menjadi tulisan gaya reportase yang enak dan mudah dibaca. Bahkan, kegiatan di sekolah Muhammadiyah seperti Smamita, saya juga didorong oleh Pak Nadjib untuk terus memberitakan kemajuan dan perkembangan sekolah melalui tulisan.
Dari berbagai tulisan yang pernah saya kirim, saya coba kumpulkan kembali sebagian, dan dijadikan sebuah buku Antologi Dakwah Digital dan Marketing Sekolah. Belum sempat karya buku itu saya berikan, namun Allah sudah meminta Pak Nadjib untuk pulang.
Nasihat untuk Terus Berbuat
Saya pernah mendapat nasihat yang mungkin hingga saat ini menjadi sebuah referensi motivasi tersendiri.
“Teruslah berbuat, walau kamu masih dicaci,” dia berpesan, agar saya terus berbuat melakukan kebaikan-kebaikan, walupun sebagian orang tidak menyukai atau tidak sama dalam berpendapat. Tapi itulah yang membuat lebih baik dan bermanfaat bagi orang lain.
Tahun 2018 lalu, Pak Nadjib hadir di Smamita. Undangan khusus dari sekolah itu diberikan untuk memberi motivasi di pelantikan tiga ortom sekolah.
Ia berpesan, agar siswa Muhammadiyah tidak terjerumus atau terjebak dalam pusaran narkoba. Dan yang paling penting, selain shalat lima waktu, pelajar Muhammadiyah juga harus rajin shalat malam.
Semoga almarhum husnul khatimah, diterima amal ibadahnya, diampuni kesalahan, dan dimasukkan ke surga jannatun na’im dengan ridho Allah Ta’ala. (*)
Co-Editor Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni