Pesan Nadjib Hamid tetap aktif di Muhammadiyah ditulis oleh Sekretaris Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Tanggul Kabupaten Jember dan Kontributor PWMU.CO Humaiyah.
PWMU.CO – Jumat pagi (9/4/2021) pukul 08.30 WIB mata tertuju ke layar komputer mengerjakan data anggota Aisyiyah yang diminta Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Jember. Tak lama handphone berbunyi. Seorang teman guru Kunti Muzayyanah SAg membagikan berita duka di grup guru SMP MBS Tanggul.
Inna lillahi wa inna ilaihi roji’un. Telah berpulang ke rahmatullah Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim Drs H Nadjib Hamid MSi.
Deg, tercekat rasa di leher. Tak mampu berkata- kata. Benarkah? Akhirnya akupun memastikan berita itu di grup kontributor PWMU.CI. Ya Allah. Ternyata berita duka itu benar. Sejurus kemudian akupun teringat chat beliau tanggal 24 Maret 2021 pukul 06.38.
PCM Unggulan untuk Matan
“Assalamualaikum wr.wb. Mbak Humaiyah, bisa bantu nulis tentang Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) yang dinilai paling unggul di Jember. Seperti PCM Wuluhan, Cakru dan Tanggul?“ tulis beliau.
“Untuk rubrik Dinamika Dakwah Matan. Kelak akan diterbitkan. Tulisannya berbentuk reportase. Contoh-contoh ada di Majalah Matan 6 edisi terakhir. Matur nuwun,” lanjut Nadjib Hamid.
Rasa tak percaya menyelimuti benak saat itu. Tak kusangka aku mendapat chat dari orang penting di PWM Jawa Timur.
“Waalaikumussalam. Insyaallah siap Bapak. Saya pilih satu cabang atau ketiga cabang di atas njih?” balasku.
“Kalau bisa semua,” jawab beliau.
“Insyaallah siap,” jawabku.
“Matur nuwun. Dilengkapi foto,” tulis beliau.
Saat mendapat WA tersebut, aku pun menghubungi beberapa teman di cabang yang beliau sebut. Namun karena masih ada kesibukan sekolah dan Aisyiyah, aku menunda mengerjakan tugas itu. Ah nanti saja setelah semua urusan selesai. Tak ku sangka sebelum tugas itu aku selesaikan beliau berpulang.
Kepedulian kepada Keluarga Kader
Awal bertemu Nadjib Hamid saat acara seabad Milad Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) tahun 2012. Begitu perhelatan selesai jalanan macet. Aku, suami dan kedua putraku berdiri di pinggir jalan sambil menunggu bus yang membawa rombongan Jember.
Saat menunggu itulah beliau menyapa suamiku. Suamiku adalah adik kelas saat menimba ilmu di Pesantren Tinggi Ilmu Fikih dan Dakwah Bangil Pasuruan. Saling bertegur sapa dan menanyakan kabar.
Kemudian beliau merogoh sakunya dan memberikan masing- masing satu lembar uang dua puluh ribuan kepada dua putraku kala rombongan beliau tiba.
“Siapa Bu?” tanya anak sulungku.
“Temannya Bapak,” jawabku.
Yang Penting Masih di Muhammadiyah
Pertemuan kedua saat Kopi Darat 1 Kontributor PWMU.CO. Pagi itu bertemu beliau di lobi Kantor PWM Jatim. Kemudian akupun menyampaikan salam dari suami.
“Pak Mursyid sekarang di mana?” tanya beliau.
“Di Jember Pak,” jawabku.
“Maksud saya apa masih di Muhammadiyah,” beliau kembali bertanya.
“Iya Pak. Bedanya Jenengan di wilayah, suami saya di ranting,” jelasku.
“Tidak apa-apa yang penting tetap aktif dan masih di Muhammadiyah,” tegas beliau menyemangati kami.
Kemarin kita sangat kehilangan. Pejuang persyarikatan yang tak kenal lelah itu berpulang. Namun yakinlah pasti ada hikmah di balik setiap kejadian.
Allah memang telah memanggil beliau, namun siapa tahu ke depan Allah mempersiapkan lebih banyak Nadjib Hamid lain untuk memperjuangkan Islam melalui Muhammadiyah. (*)
Editor Sugiran.