PWMU.CO – Belajar satwa, siswa SD Muhammadiyah 2 GKB (Berlian School) mengikuti jelajah secara virtual ke Kebun Binatang Surabaya (KBS), Rabu (7/4/21).
Ketua pelaksana Virtual Tour Kelas I Saidah SPd menyampaikan kegiatan tour kali ini bertujuan mengenalkan lingkungan yang berada di luar sekolah.
“Sebagai media belajar kepada anak-anak untuk mengenal satwa-satwa di sekitar,” jelasnya.
Selain itu, lanjutnya, jika biasanya anak bisa melakukan tour secara langsung ke lokasi, namun di masa sekarang mereka harus tetap dikenalkan dengan lingkungan luar sekolah, meskipun secara online.
“Sekitar 13 area satwa yang akan dikunjungi dalam tour kali ini. Harapannya semoga memberikan pengalaman yang baru bagi anak-anak,” tambahnya.
Perjalanan Virtual Tour
Pemandu KBS Shelvi Oktavia mengajak siswa Berlian untuk berkenalan dengan kera jepang. “Kera-kera ini ternyata tidak takut air, justru mereka suka sekali berenang, ya” katanya pada 92 siswa yang mengikuti kegiatan tour.
Dia menjelaskan monyet yang berekor panjang ini penyebarannya di Asia termasuk di Indonesia. Hewan ini memiliki rambut berwarna cokelat ke abu-abuan, ekornya panjang dan cara berjalan menggunakan kaki dan tangannya.
“Adik-adik biasanya menemui monyet ekor panjang di pertunjukan topeng monyet,” jelasnya.
Pertunjukan topeng monyet ini, sambungnya, tidak seharusnya dilakukan karena bentuk ekspoitasi satwa. Ini adalah bentuk ekspoitasi satwa yang memaksa satwa atau hewan untuk berperilaku seperti manusia.
Satwa Binturong
Di hadapan siswa secara virtual, Kak Selvi, sapaan akrabnya, menjelaskan satwa binturong, seekor musang yang bertubuh besar. Satwa ini tersebar di Asia temasuk di Indonesia, tepatnya di Pulau Kalimantan, Sumatera, dan Jawa.
“Binturong berwarna hitam ini memiliki tubuh yang sangat besar, rambut berwarna hitam dan lebat. Di ujung bulu di kepalanya ada rambut berwarna putih, seperti uban,” ujarnya.
Selain disebut Binturong, sambungnya, musang ini punya sebutan lain yaitu bearcat. Hal ini dikarenakan memiliki rambut seperti bear atau beruang, sedangkan wajahnya miliki kumis seperti cat atau kucing.
Dia memaparkan binturong atau bearcat memiliki kuku yang panjang dan tajam. Dengan kukunya yang tajam, dia bisa mudah untuk naik ke atas pohon.
Beraktivitas Malam Hari
Kak Selvi mengatakan satwa binturong disebut nokturnal karena lebih banyak beraktivitas di malam hari. Sedangkan di pagi dan siang hari mereka akan berisitrahat atau tidur.
Setelah dari area binturong, siswa diajak melihat simpanse dan jenis orang utan. Di area ini siswa dijelaskan 2 jenis onta yaitu onta punuk satu dan punuk dua.
“Untuk onta punuk satu adalah hewan hidupnya di wilayah kering, panas, dan berpasir. Makanya, mereka cocok hidup di Surabaya,” katanya.
Jika diperhatikan, lanjutnya, onta punuk satu memiliki bulu mata sangat panjang, agar ketika mereka berada di area berpasir dan panas.
“Agar mereka tidak mudah kelilipan atau kemasukan debu. Untuk kaki onta memiliki bantalan khusus agar saat mereka berjalan di pasir, tidak mudah tenggelam,” paparnya,
Harimau Terbesar Kedua di Dunia
Setelah mengajak belajar satwa onta, Kak Selvi membaca siswa melihat kawasan harimau benggala, jenis satwa terbesar kedua di dunia.
“See hay, Ragil,” ujarnya pada harimau benggala.
Ragil ini, lanjutnya, makan daging ayam dan daging sapi. Adapun pola pemberian makannya secara khusus.
“Satu hari makan dan satu hari puasa. Semacam puasa daud ya, Adik-adik,” sahutnya.
Hal ini, jelasnya, tujuannya supaya si Ragil tidak kegemukan. Untuk kesehatannya, jadi pola makan juga harus diatur.
Setelah bervirtual di kandang Ragil, siswa juga mengajak peserta melihat harimau sumatera yang ukurannya lebih kecil dari harimau benggala. (*)
Penulis Firdausi Nuzula. Editor Ichwan Arif.