PWMU.CO – Sanggar Bimbingan dibentuk oleh Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Malaysia bekerja sama dengan Kedutaan Besar RI di Kuala Lumpur. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) ini akan menjadi laman sekolah bagi anak-anak pekerja migran Indonesia di Malaysia.
Ide ini pertama kali digulirkan bersama Atase Pendidikan KBRI yang lampau Prof. Ari Purbayanto. Kini program tersebut terealisasi. Sekolah ini menggunakan kurikulum Paket Belajar A, B, C untuk SD, SMP, dan SMA.
Sabtu (10/4/2021) malam langkah kecil itu dimulai dengan peresmian Sanggar Bimbingan PCIM Malaysia oleh Dr M. Farid Ma’ruf, atase Pendidikan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur.
Turut hadir dengan dukungan penuh adalah Encik Abdul Hajar, Kepala Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL) beserta jajaran stafnya.
Lokasi Sanggar Bimbingan ini di Jl. Raja Alang Kampung Baru, Kuala Lumpur. Di kawasan kantong pemukiman dan komersial warga Melayu di ibukota Malaysia.
Meski informal dan tanpa seragam, anak-anak didik Sanggar Bimbingan ini bisa belajar seperti anak-anak lainnya. Malah mereka juga bisa ikut ujian dan mendapatkan ijazah resmi jika lulus. Nama mereka pun akan tercatat dalam sistem pendidikan nasional di Indonesia.
Dalam sambutan peresmian, Atase Pendidikan KBRI Dr Mokhamad Farid Ma’ruf menyampaikan apresiasinya terhadap Muhammadiyah Malaysia atas inisiatif ini.
”Muhamamdiyah berpengalaman dalam bidang pendidikan dan pelayanan masyarakat, saya berharap agar sinergi KBRI, SIKL dan PCIM ini dapat berjalan dengan baik dan semakin banyak pesertanya,” katanya.
Sibuk Berbuat Baik
Ketua PCIM Malaysia Sonny Zulhuda juga berharap sanggar ini menjadi pemantik pencerahan pendidikan anak-anak Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Malaysia dan perbaikan kehidupan PMI secara umumnya.
”Saya ucapkan terima kasih atas semua yang terlibat baik dari Majelis Pendidikan PCIM maupun dari PRIM Kampung Baru dan Himpunan Warga Muhammadiyah Bulubrangsi (HWMB). Mari kita ingat pesan guru kita yang baru saja meninggalkan kita hari ini Bapak Nadjib Hamid,” katanya.
”Untuk jadi pengurus Persyarikatan memang dibutuhkan orang sibuk. Sibuk berbuat baik merupakan tanda mereka bermanfaat,” kata Sonny menukil kata-kata almarhum Nadjib Hamid, Wakil Ketua PWM Jawa Timur yang baru meninggal Jumat (9/4/20201).
”Semoga anak-anak kita semua menjadi anak pembelajar. Berakhlak mulia, berdiri dan duduk sama tinggi dan sama pintar,” ujar Sonny.
Kisah pekerja migran Indonesia (PMI) di Malaysia banyak lika-likunya. Banyak anak-anak PMI yang tidak bisa bersekolah. Alasannya mulai dari masalah ekonomi, kekangan waktu, masalah dokumen, atau memang tidak ada sekolah yang bisa menampung mereka di Malaysia ini.
Contoh saja, ada permasalahan PMI menikah di Malaysia namun pernikahannya belum didaftar resmi. Praktis jika mereka memiliki anak, anaknya akan menemui masalah terkait legalitas dan dokumen.
Akhirnya, jadilah mereka anak-anak tanpa sekolah, berkeliaran di pasar, tidak belajar baca tulis, malah tidak bisa mengaji dan fardhu ain lainnya. (*)
Penulis Tim Media Editor Sugeng Purwanto