PWMU.CO – Outdoor learning Sekolah Kreatif SD Muhammadiyah 1 Menganti tetap asyik dan seru meskipun secara virtual di masa pandemi covid-19 ini. Kegiatan ini mengajak para siswa merasakan pengalaman belajar di luar sekolah.
Setelah mengajak para siswa mengenal produksi sarung tenun secara tradisional pada hari Senin (5/4/2021), pada hari Rabu (7/4/2021), Sri Wahyuni SPd dan guru pendamping kelas 1, Melindha Dia Ayu SPd mengajak para siswa kelas 1 mengenal budidaya ikan konsumsi di kolam pancing Mitra Tirta di Sumber Langgeng, Kecamatan Benowo, Surabaya.
Ada berbagai macam ikan yang dapat dipancing oleh pengunjung di kolam seluas 2 hektare ini. ”Ada ikan patin, bandeng, dan gurame,” jelas Andrio Budi Hartono, pengelola kolam Mitra Tirta.
Tak hanya mengajak pengelola kolam pancing untuk menjelaskan budidaya ikan konsumsi, Sri Wahyuni dan Melindha Dia Ayu juga mewawancarai pengunjung yang tengah memancing. Salah satu siswa yakni Razka Satya Viandika penasaran dengan berat ikan yang didapat oleh pemancing tersebut yang diperkirakan seberat 2 kilogram.
Belajar Rambu Lantas
Di tempat lain, siswa kelas II belajar dengan materi Tematik 8 tentang Keselamatan di Rumah dan Perjalanan. Siswa didampingi guru Fariatus Sholikah SPd dan Usfatul Ulumiyah SPd yang mengajak para siswa kelas II belajar mematuhi rambu lalu lintas di Satlantas Polres Gresik pada hari Kamis (8/4).
Kegiatan dipandu oleh Bripka Gembit DH. Setelah menyapa siswa kelas II melalui Zoom Clouds Meeting yang disambut antusias, Bripka Gembit DH menjelaskan pengertian tiap rambu-rambu lalu lintas. Dia mengingatkan kepada para siswa untuk selalu mematuhi rambu lalu lintas selama berkendara demi keselamatan. ”Walau telat, asal selamat,” tuturnya.
Selanjutnya pada hari Jumat (9/4) Ida Rosita SPd mengajak para siswa kelas V mengenal proses produksi tauge (kecambah) di Desa Hulaan, Kecamatan Menganti. Lokasi ini dipilih karena Desa Hulaan terkenal dengan produksi tauge. Para siswa pembelajaran tematik 8 tentang Kegiatan Ekonomi Masyarakat.
”Anak-anak lebih mengenal jenis-jenis usaha masyarakat di sekitar mereka,” terang Ida Rosita. Proses produksi di lokasi ini lengkap mulai dari pemilahan dan pencucian biji kacang hijau, hingga perendaman. Namun sayangnya, para siswa kelas V tidak dapat melihat hasil panen tauge karena biasanya dipanen pada siang hari.
Kegiatan virtual outdoor learning Sekolah Kreatif Menganti ini memang memiliki kekurangan seperti kendala sinyal yang membuat suara saat live menjadi kurang jelas. Namun, para siswa Sekolah Kreatif Menganti tetap semangat dan antusias mengikuti kegiatan ini. Mereka berharap pandemi segera berakhir sehingga bisa mengikuti kegiatan outdoor learning seperti biasanya. (*)
Penulis Rawadan Reza Rachman Editor Sugeng Purwanto