PWMU.CO – Prof Muhadjir Effendi mengatakan Nadjib Hamid meskipun fokus dengan organisasi, tidak pernah lupa mengader keluarganya.
Dalam acara testimoni pada Takziah Virtual Mengenang Almarhum Drs H Nadjib Hamid MSi, Sabtu (10/4/21), Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan ini mengungkapkan salah satu kelebihan Nadjib Hamid yang harus kita contoh adalah masalah mengader keluarganya.
“Walaupun fokus dengan organisasi, dia tidak melupakan urusan ini,” ujarnya.
Dia mengatakan setiap ada acara Muhammadiyah, Nadjib Hamid tidak lupa membawa putranya untuk ikut di acara tersebut. Hal ini, lanjutnya, orang menganggap ini hal sepele, tetapi sangat penting.
“Nadjib Hamid telaten sekali dalam hal ini,” tambahnya.
Salah satu kegagalan keluarga Muhammadiyah, sambungnya, adalah mengader keluarganya sendiri. Ini yang harus menjadi cacatan kita. Nadjib Hamid salah satu sosok yang mendarahdagingkan Muhammadiyah pada anak-anaknya.
“Saya sendiri tidak telaten membawa anak ke kegiatan Muhammadiyah. Saya hanya bisa mengader anak saya melalui sekolah Muhammadiyah saja,” katanya.
Kehilangan Sahabat
Prof Muhadjir mengaku sangat kehilangan sosok sahabat terbaik. Dia tipe pekerja keras yang fokus organisasi, sampai-sampai lupa dengan kesehatannya.
“Yang saya tahu sikap dia amanah dan simpel. Karakater inilah yang membentuk Nadjib Hamid menjadi kader Muhammadiyah yang betul-betul militan,” jelasnya.
Yang jelas, lanjutnya, saya kehilangan seorang sahabat sekaligus adik. “Tiga hari sebelum meninggal saya mendapat kabar dari Ir Tamhid Masyhudi kalau Pak Nadjib Hamid masuk rumah sakit. Kepulangannya begitu mendadak dan sangat cepat,” katanya.
Menjadi Jangkar
Prof Muhadjir mengatakan kenal dekat dengan sosok Nadjib Hamid setelah dua periode di Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur.
“Sejak beliau menjadi sekretaris sampai menjabat sebagai wakil ketua,” ujarnya.
Yang tidak bisa dilupakan, lanjutnya, Nadjib Hamid menjadi jangkar yang mampu menghubungkan berbagai keperluan pada setiap pemangku kepentingan. Yang luar biasa lagi, sambungnya, beliau bisa menyelesaikannya.
Tuhan Berikan Pilihan Lain
Prof Muhajir mengaku bersalah dengan Nadjib Hamid karena yang mendorong untuk maju di Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Jawa Timur.
“Saya dorong betul. Ternyata Tuhan memberikan pilihan lain, yang berbeda. Tuhan Maha Mengetahui perjalanan dari beliau. Saya merasa saya berhutang karena saya tidak bisa optimal membantunya,” ungkapnya.
“Harus kita mengiklaskan ‘kepergiannya’. Beliau sudah meninggalkan bekas-bekas yang bermakna,” tandasnya. (*)
Penulis Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.