PWMU.CO – Nadjib Hamid di mata Ketua PWA Jatim Dra Hj Siti Dalilah Candrawati MAg adalah luar biasa dalam kepemimpinan dan senioritas.
Hal tersebut diungkapkan Ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jatim tersebut saat menyampaikan testimoni dalam Takziah Virtual mengenang wafatnya Nadjib Hamid, Sabtu (10/4/21).
Dalam kegiatan yang digelar Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) dan Family Gathering via Zoom tersebut, Bu Candra, sapaannya, menceritakan kesannya pada almarhum. “Betapa trenyuh hati saat melihat video prosesi pemakaman Pak Nadjib, mulai dari perjalanan dari RS Siti Khodijah, Sepanjang hingga dimakamkan di Paciran, Lamongan,” ujarnya.
Bu Nadjib (Luluk Humaidah), juga dikatakan sangat sabar dalam mendampingi sang suami menjelang kapundut. “Pak Nadjib katanya sempat sarapan pagi walau hanya berupa buah dan roti. Juga masih sempat video call dengan Mas Ulin yang saat itu berada di Malaysia. Pak Nadjib juga diceritakan sempat minta untuk shalat Jumat. Namun Allah berkehendak Pak Nadjib untuk kembali ke rahmatullah,” ungkapnya.
Siti Dalilah mengatakan, jajaran Pimpinan Aisyiyah Jatim, baik tingkat wilayah maupun daerah menjadikan Nadjib Hamid sebagai teladan. “Pak Nadjib merupakan sosok pimpinan dan senior yang luar biasa. Banyak kegiatan yang dilakukan bersama, terlebih saat Pak Nadjib mencalonkan diri sebagai anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Jawa Timur,” tuturnya.
Dalam proses pencalonan tersebut, lanjut dia, Aisyiyah se-Jawa Timur mendukung penuh semua keputusan PWM Jatim. “Sehingga saat harus berkonsolidasi untuk pemenangan dengan mendatangi banyak kota dan kabupaten, seluruh jajaran Aisyiyah yang ada terus mendampingi secara intens. Namun Allah SWT belum memperkenankan Pak Nadjib untuk berkiprah di politik,” tambahnya.
Nadjib Hamid di Mata Ibu-Ibu Aisyiyah
Bagi ibu-ibu Aisyiyah, Nadjib Hamid merupakan sosok pimpinan yang memberikan uswah dan qudwah sekaligus. “Uswah dalam pergaulan, bahwa beliau sosok yang sangat dekat dan bisa dekat dengan siapa saja. Dalam pergaulan Pak Nadjib mengajak ibu-ibu Aisyiyah untuk aktif di Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB),” terangnya.
FKUB, sambungnya, merupakan forum yang langka untuk perempuan. “Terutama yang diharapkan Pak Nadjib adalah bagaimana agar dapat melaksanakan program pemberdayaan ekonomi, dengan mengambil segi kebersamaan, bukan khilafiah,” jelasnya.
Pak Nadjib, kata Siti Dalilah, merupakan sosok suami yang selalu menyertakan partner-nya dalam setiap kegiatan. “Terakhir bertemu saat Aisyiyah mengadakan rapat kantor layanan Lazismu (KLL) di PWM. Waktu itu, ibu-ibu Aisyiyah menawarkan kudapan pada Pak Nadjib dan Ibu. Dan yang dipilih merupakan kudapan alami dan lebih sehat, yakni polo pendem seperti kacang rebus dan tales,” tuturnya.
Pak Nadjib waktu itu menolak makanan berupa roti-rotian. “Pada saat itulah ibu-ibu Aisyiyah berkesempatan mendoakan Pak Nadjib untuk terus sehat dalam beraktivitas. Karena melihat kondisi beliau saat itu yang terus menurun dan agak kurus,” tambahnya.
Pak Nadjib, kata Siti Dalilah, adalah senior yang luar biasa bagi adik-adik kader di Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM). Pak Nadjib menjadi pelopor yang membanggakan, karena mampu membangun kebersamaan melalui Family Gathering. “Kegiatan yang mungkin tidak banyak dilakukan oleh kita,” jelasnya.
Menggembirakan Suasana
Nadjib Hamid juga dikatakannya sebagai Wakil Ketua PWM Jatim yang memelopori kegiatan Rihlah Dakwah ke luar negeri. “Di sana ada pengalaman berharga bagi kader-kader Muhammadiyah, terutama angkatan muda Muhammadiyah (AMM). Dalam kegiatan tersebut juga menyertakan Aisyiyah sebagai ajang belajar dan bersilaturahim,” lanjut Siti Dalilah.
Selama perjalanan di dalam bus, Pak Nadjib bersama ibu mampu mencairkan suasana. “Dengan canda tawa, Pak Nadjib menodong peserta untuk saling menceritakan pengalaman masing-masing dalam bermuhammadiyah. Termasuk , bagaimana bertemu dengan jodohnya, sehingga suasana menjadi gembira selama perjalanan,” imbuhnya.
Di kesempatan tersebut, dosen UIN Sunan Ampel Surabaya itu mendoakan agar ketiga putra Pak Nadjib diberi kemudahan dalam menemukan jodoh. “Jangan lupa juga untuk menjaga ibu dan merawat dengan sebaik-baiknya. Terus doakan bapak. Dengan wafatnya bapak di hari sayyidul ayyam, insyaallah husnul khatimah, karena sudah jelas amaliah-amaliah beliau,” ujarnya. (*)
Penulis Yulia Febrianti. Co-Editor Darul Setiawan. Editor