PWMU.CO– Penari Spirit of Fire Asian Games 2018 memotivasi siswa Berlian School berlatih menari tradisional. Penari profesional itu bernama Fitri Rachmadiya.
Senin (5/4/21) dia hadir secara virtual pada Guest Star Olahraga, Seni dan Teknologi (OST) di Berlian School, nama beken SD Muhamamdiyah 2 GKB Gresik.
Mengusung pembahasan cinta budaya melalui seni tari, Fitri, panggilannya, memotivasi siswa Berlian School dengan mengajak menari bersama.
Para peserta, siswa kelas I-V, menyambutnya antusias. Saat Fitri bertanya suka tari modern ataukah tradisional, Aliya Sabila Iftinan kelas 3 Celcius langsung menyalakan mikrofon menjawab,”Suka dua-duanya.”
Fitri langsung memujinya. ”Keren ya, masih kecil tapi suka tari modern dan tradisional,” komentarnya. Menurutnya, biasanya anak-anak zaman sekarang, lebih sukai tari modern, melupakan tari tradisional.
Saat Fitri bertanya apakah tarian modern ala K-Pop, langsung siswa menyahut. ”Nggak suka, karena auratnya terbuka,” jawab Aliyah. Mendengar jawaban itu, Fitri langsung semangat mengajak para siswa fokus pada tarian tradisional.
Manfaat Menari
Fitri mengenalkan manfaat menari untuk fisik maupun pikiran. ”Kalian bisa bergerak lebih luwes, berpikir bagaimana gerakan yang bagus, dan berimajinasi bagaimana gerakan terlihat menarik,” terangnya.
Menari, sambungnya, bisa melatih kedisiplinan. ”Dalam menari kita tahu tempo, jadi harus disiplin, gimana caranya tepat menyesuaikan temponya,” tuturnya.
Menurut Fitri, menari sama seperti bermain. ”Kalian cuma bergerak, bergerak, dan bergerak mengikuti irama saja,” ujarnya. Hanya saja, lanjutnya, penari perlu memperhatikan dan mengikuti ketukan-ketukan tertentu.
Lestarikan Tari Tradisional
Dijelaskan, Indonesia kaya tradisi seni berupa tarian, musik, atau kerajinan. ”Dari ujung Sabang sampai Merauke benar-benar banyak banget. Di setiap daerah pasti punya tari tradisional,” katanya.
Setiap tarian daerah itu memiliki kekhasan. ”Musiknya dan gerakannya beda-beda, tapi sama-sama bagus, bikin kita keren ya! Masyaallah indah banget gitu,” kata mahasiswa Pendidikan Seni Tari di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung itu.
Fitri mengajak siswa menyukai tari tradisional guna melestarikan budaya Indonesia. Apalagi, menurutnya, banyak gerakan tari di Indonesia yang tidak kalah bagus dengan gerakan tari negara lainnya.
Percaya Diri
Fitri mendorong siswa agar berani menampilkan tarian. ”Gak boleh malu, nanti orang-orang malas melihat,” tuturnya.
Ia menegaskan, menjadi penari harus percaya diri dan menunjukkan semangat, agar orang-orang tertarik melihat tariannya. ”Kita harus terlihat happy (senang), semangat, gimana caranya penonton senang sama kita,” ungkap penari berdomisili Cidadap, Bandung, itu.
Ia juga mengajarkan menanamkan pikiran positif pada diri sendiri agar lebih percaya diri saat menari. Seperti dengan kalimat,”Aku bisa lho, aku menarinya keren, kalian harus tertarik melihatku menari.”
Menepis perasaan grogi dan malu dia sarankan seolah menari sendirian tanpa penonton. ”Aku menari untuk diriku sendiri, anggap penonton nggak ada.”
Dia membagikan tips menumbuhkan percaya diri dengan fokus menatap satu titik tertentu sampai rasa gugup dan malunya hilang. Fitri bercerita dengan hobi menari ini bisa jalan-jalan ke mana pun. ”Bisa jalan-jalan ke luar negeri atau ke luar kota ikut lomba-lomba,” ujar penari yang pernah mewakili SMA-nya mengikuti pertukaran pelajar di Malaysia dan Singapura.
Penghobi masak ini diundang Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Singapura pada tahun 2015. Dari situ, ia juga mempelajari kebudayaan di sana.
Di akhir pertemuan pagi itu, Fitri menampilkan tarian tradisional dari beberapa daerah, seperti tari Batak dan Jawa. Ia mengombinasikan dengan tarian hip-hop modern.
Saat menari, selendang batik Fitri terlepas. Tapi ia tetap asyik menari hingga selesai. Kata Fitri, jika ada pakaian atau atribut yang lepas tak perlu panik. Abaikan saja. Teruskan menari. ”Kayak tadi atributku (selendang) lepas ya, ya udah tetap fokus pada gerakan,” tandasnya. (*)
Penulis Sayyidah Nuriyah Editor Sugeng Purwanto