PWMU.CO – Sudah Siapkah Kita ketika Kematian Menjemput? Adalah pertanyaan yang disampaikan Dini Eka Permatasari SE pada Kultum Jumat Pagi yang digelar secata virtual untuk guru dan karyawan SMA Muhammadiyah 1 (Smamsatu) Gresik, Jumat (9/4/2021). Kegiatan diawali dengan murajaah bersama yang dipimpin oleh Ayuhan Purwandani SPsi.
Dini Eka Permatasari, Guru Ekonomi Smamsatu Gresik, itu mengawali kultum dengan bercerita tentabg kejadian yang dia alami beberapa hari yang lalu. Saat itu dia baru saja pulang dari sekolah. Dia merasa kaget karena banyak orang berkumpul di dekat rumahnya.
Dengan tanda tanya dia pun mulai mendekati kerumunan tersebut. Dan dia melihat salah satu orang sedang menuliskan nama di sebuah papan nisan. Ternyata yang meninggal adalah tetangga tepat samping rumahnya.
Melihat kenyataan tersebut dia sangat kaget, karena rasanya baru kemarin masih mengobrol dengan orang tersebut.
“Pada dasarnya semua ciptaan Allah itu akan binasa. Kultum ini saya buat untuk pengingat saya bahwasanya usia bukanlah patokan kematian. Yang muda belum tentu bisa merasakan hingga usia tua.
“Kematian sebagai nasihat untuk setiap dari kita. Sehingga dalam Islam mengingat kematian merupakan akhlak terpuji,” ujarnya sambil mengutip Ali Imran 185:
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, Maka sungguh ia telah beruntung. kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.”
Tak Bisa Hindari Saktatul Maut
Dia menyampakan, saat nyawa dicabut, nafas kita tersengal, mulut terkunci, anggota badan kita tanpa daya dan pintu taubat pun tertutup. Pada saat itu tak ada yang bisa menghindarkan kita dari sakaratul maut. “Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari dari padanya,” ucapnya mengutip surat Qaf 19.
Dini juga bertanya, “Apakah kita sudah siap ketika kematian datang menjemput? Sudah cukupkah bekal yang kita punya untuk menempuh perjalanan selanjutnya: menuju alam akhirat yang kekal dan abadi? Sudah pantaskah kita untuk bertemu Rabb kita? Sudah layakkah kita untuk ditempatkan di dalam surga beserta kemewahan di dalamnya?”
Dia pun berharap mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yang senantiasa mempersiapkan bekal untuk menghadapi kehidupan di akhirat. “Mati dengan husnul khatimah, dengan ridha dan diridhai Allah SWT,” ujarnya. (*)
Penulis Yulia Dwi Putri Rahayu Editor Mohammad Nurfatoni