PWMU.CO – Kesamaan Nadjib Hamid di masa-masa akhir hidupnya menurut Prof Achmad Jainuri seperti pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan.
Hal itu dia sampaikan pada Takziah Virtual Mengenang Wafatnya Nadjib Hamid, Sabtu (10/4/21).
Menurut Jainuri, KH Ahmad Dahlan di masa-masa akhir hidupnya bekerja keras untuk memperbarui pemahaman keislaman sekaligus amal perbuatan terutama masyarakat Muslim saat itu.
“Saya mesti bekerja keras untuk meletakkan batu pertama dari amal yang besar ini, kalau sekiranya saya lambatkan atau saya hentikan lantaran sakitku ini, maka tidak ada orang yang sanggup meletakkan dasar itu. Saya sudah merasa bahwa umur saya tidak lama lagi. Maka jika saya kerjakan selekas mungkin, maka yang tinggal sedikit itu mudahlah yang di belakang nanti untuk menyempurnakannya,” ucap Jainuri membacakan kutipan KH Ahmad Dahlan.
Jainuri mengaku mengutip kalimat itu dari buku Solichin Salam di dalam Riwayat KH Ahmad Dahlan yang pernah dimuat Muhammadiyah Setengah Abad Tahun 1962.
“Saya melihat, masa-masa akhir Mas Nadjib seperti apa yang dialami KH Ahmad Dahlan,” tutur Wakil Ketua Pimpnan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur tersebut.
Dia pun mengatakan, pada akhir bulan Maret yang lalu, Jainuri masih menyaksikan Nadjib Hamid menghadiri rapat Badan Pengurus Harian (BPH) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida).
“Beliau hadir dengan kita semua, rapat BPH di kampus Umsida. Waktu itu saya melihat raut wajah beliau memang capek dan kalau tidak salah ketiduran,” kata Jainuri.
“Bagi orang biasa seperti saya, mungkin itu akan menjadi alasan ketidakhadiran saya untuk ikut rapat, tapi bagi Mas Nadjib lain,” imbuh Jainuri.
Jainuri mengaku, istri Nadjib Hamid Luluk Humaida saat itu sempat menyuruh Nadjib Hamid untuk istirahat dan tidak perlu ikut rapat sampai selesai.
“Ya, namun itulah tadi kesamaan Nadjib Hamid dengan Kiai Ahmad Dahlan,” kata Jainuri.
Tiga Fungsi Kemanusiaan Nadjib Hamid
Selain hal di atas, Jainuri menuturkan, Nadjib Hamid adalah sosok yang mewakili tiga fungsi kemanusiaan.
“Pertama memiliki kemampuan sekaligus kecanggihan di dalam berbicara. Kedua memiliki kecakapan tulis-menulis. Dan ketiga selalu ringan membantu,” ujarnya.
Wakil Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah itu mengatakan, Nadjib Hamid memiliki kemampuan serta kecanggihan dalam berbicara dan selalu menyampaikannya di banyak tempat, pada level yang berbeda.
“Jadi bukan hanya di kalangan persyarikatan, tapi juga ke Komisi Pemilihan Umum (KPU), Panwas, termasuk ke komunitas walaupun beda orientasi ideologi keagamaan. Tidak hanya komunitas Muhammadiyah, tapi juga komunitas pada umunya,” terangnya.
Fungsi kemanusiaan yang kedua, Nadjib Hamid mempunyai kecakapan tulis menulis dan selalu menginisiasi banyak hal.
“Betul bahwa beliau itu selalu menginisiasi banyak hal dan mendorong kita semua untuk menulis. Termasuk yang terakhir ini, beliau selalu mengingatkan bagaimana kita semua mengumpulkan tulisan untuk menjadi becoming Muhammadiyah,” katanya.
Jainuri mengatakan, Nadjib Hamid mengajak para pimpinan Muhammadiyah Jawa Timur untuk menulis sejak kapan mereka aktif dan masuk di Persyarikatan Muhammadiyah.
“Meski ini juga belum selesai dan beliau selalu mengingatkan, bahkan sampai batas akhir beliau wafat kemarin itu,” terang Jainuri.
Ketiga, Nadjib Hamid selalu ringan membantu.
“Betul apa yang disampaikan Pak Saad, Mas Nadjib itu selalu ringan membantu. Orang pertama yang memberi bantuan pada yang lain. Termasuk orang pertama yang selalu silaturrahim kepada masyarakat yang kesusahan,” aku Jainuri.
Jainuri pun berdoa, mudah-mudahan peserta yang hadir dalam takziyah virtual itu bisa menyontoh kebaikan-kebaikan Nadjib Hamid.
“Mudah-mudahan kita semua bisa menyontoh beliau, dalam rangka untuk melaksanakan dan menjalankan fungsi serta program Persyarikatan Muhammadiyah,” tandasnya. (*)
Penulis Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni