PWMU.CO – Nama dari gerakan kepanduan Muhammadiyah ini adalah Hizbul Wathan (HW) yang artinya ‘Cinta Tanah Air’. Dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia, HW merupakan salah satu penggerak dan sebagai garda terdepan dalam perjuangan membela tanah air agar lepas dari penjajahan. Karena pandu HW adalah kader bangsa.
Ketua Kwarda HW Lamongan Fathurrahim Syuhadi menyampaikan, HW merupakan salah satu organisasi otonom (Ortom) Muhammadiyah yang memiliki fungsi sebagai pelopor, pelangsung dan penyempurna gerakan dan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM). Untuk itu, lanjut Fathurrahim kader HW dituntut harus dinamis dan selalu tanggap terhadap permasalahan umat, bangsa dan Persyarikatan. Pandu HW juga diharuskan mampu menjawab tantangan perkembangan zaman.
(Baca: Tanggal 18 November sebagai Hari Batik Muhammadiyah Kota Surabaya)
”Pandu HW harus tekun dan giat dalam belajar, memiliki sifat pantang menyerah, selalu memperkuat iman dan ketaqwaannya, berkontribusi positif bagi masyarakat, peduli lingkungan, suka menolong dan sedikit bicara tetapi banyak bekerja,” tegas Fathurrahim di hadapan 1.500 pandu saat peringatan Hari Kebangkitan HW, di SMK Muhammadiyah 5 Babat, Lamongan, Jum’at kemarin (18/11).
Fathurrahim lantas menuturkan kembali sejarah gerakan kepanduan HW Putra Muhammadiyah yang didirikan tahun 1335 Hijiriyah atau bertepatan tanggal 18 Desember 1918 Masehi. Dalam rentang sejarahnya, gerakan kepanduan HW pernah dibubarkan oleh tentara Jepang di tahun 1942. Tetapi atas dorongan Panglima Besar Jendral Soedirman, sebelum beliau wafat di awal tahun 1950, organisasi pandu HW akhirnya dapat dibangkitkan kembali.
(Baca juga: Panglima Sudirman’ Hadir pada Upacara Milad 107 Muhammadiyah di Surabaya)
Selain itu, keberadaan pandu HW juga sempat vacum selama tahun 1961 sampai dengan 1998 disebabkan berbagai faktor. Tetapi pada akhirnya, gerakan kepanduan HW dibangkitkan kembali oleh Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah dengan terbitnya Surat Keputusan (SK) Nomor: 92/SK-PP/VI-B/1.B/1999 tertanggal 10 Sya’ban 1420 H atau bertepatan dengan tanggal 18 November 1999 dan dipertegas dengan SK PP Muhammadiyah Nomor: 10/Kep/I.O/B/2003 tertanggal 1 Dzulhijjah 1423 H atau bertepatan dengan tanggal 2 Februari 2003.
”Setiap tanggal 18 Nopember ini seharusnya semua elemen Hizbul Wathan memperingatinya sebagai hari lahirnya kembali kepanduan Hizbul Wathan dan atau hari kebangkitannya,” imbuhnya. (aan)