PWMU.CO – Kenangan Terakhir sebelum Idayanti Wafat. “Mohon titip doanya di setiap waktu dan setelah shalat terkait kesehatan Ustadzah Idayanti yang sekarang dirawat di ruang ICU.”
Pesan WhatsApp Gruop oleh Kepala SD Muhammadiyah 2 (Berlian School) GKB Fauzudin Ahmad SPd kepada semua guru membuat kaget semua guru.
Ucapan doa demi kesembuhan Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana Berlian School Idayanti SPd seketika mengalir terus sepanjang hari Rabu (7/4/21).
Sebelumnya, para guru mengetahui sakitnya Iday, sapaan akrabnya, sejak Selasa (30/03/21). Saat itu Iday sudah tidak masuk ke sekolah seperti biasanya.
Fauzudin Ahmad sekali lagi memberikan kabar yang membuat kesedihan yang begitu mendalam. Dia meneruskan pesan yang mengguncang kami, keluarga Berlian School. Guru senior dan salah satu perintis Mugeb School itu ternyata telah menghadap kepada pencipta-Nya.
Innalillahi wainna ilaihirojiun telah meninggal dunia Ustadzah Idayanti, hari ini Ahad tgl 11 April 2021, jam 7.03 WIB di RSMG (Rumah Sakit Muhammadiyah Gresik). Siapa yang sangka, Iday yang pembawaannya dikenal sangat periang dan penuh semangat itu, kini telah tiada. Secepat itu.
Pengabdian Terakhir sebelum Meninggal
Iday lima bulan terakhir ini ditugaskan dari SMA Muhammadiyah 10 GKB ke Berlian School. Pengabdian terakhirnya terhadap amal usaha Muhammadiyah ini adalah kiprahnya mempersiapkan Pelatihan Service Excellent.
Pelatihan untuk para karyawan empat sekolah di bawah naungan Majelis Dikdasmen Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) GKB itu dilaksanakan di Aula Berlian School secara daring, Sabtu (27/3/21).
Sesekali terlihat dia naik turun tangga dengan agak sedikit berlari, untuk mempersiapkan dan mengecek apa apa yang perlu diselesaikan oleh timnya.
Menurut Koordinator Kesehatan dan Keselamatan Siswa Hakiky SPd, terakhir bertemu dengan Idayanti adalah ketika pelatihan karyawan itu.
“Waktu acara tersebut, saya sebagai moderator dan beliau memberikan sambutan. Tidak ada tanda-tanda beliau sakit. Seperti biasanya beliau penuh semangat waktu itu. Bahkan tiap hari selalu mengkonsumsi vitamin yang selalu ada di meja kerja beliau,” kenang Kiky, Rabu (14/4/2021).
Drop karena Kepergiannya
Kesedihan mendalam sepeninggal Iday dirasakan oleh driver Berlian School Achbib Mudawwam Wahib. “Saya kaget, lemas ketika mendengar Ustadzah Iday meninggal. Rasanya tidak percaya, saya merasa kehilangan sosok yang disegani, yang dihormati,” kata dia.
Sambil tertunduk menahan sedih Dawwam, sapaannya, mengenang Iday, “Beliau orang tegas dan bijaksana, namun selalu care dengan bawahannya dan selalu peduli. Pokoknya saya merasa terlindungi dengan sosok beliau sebagai atasan saya.”
Satu lagi yang tak dapat dilupakan Dawwam, Iday selalu memperhatikan karyawanya, ” Beliau selalu mau mendengar curhatan dan aspirasi anak buahnya. Selama menjadi anak buah nya kita dibikin nyaman, semuanya terpenuhi apa yang kita butuhkan pasti diberi.”
Dawwam—yang mengenal Idayanti tahun 2009 ketika dia menjadi kepala sekolah Berlian School—menceritakan bagaimana Iday treath bawahannya. “Ustadzah Iday selalu mnyemangati anak buahnya. Kasih support dan motivasi walaupun harus dana pribadi yang keluar, demi anak buahnya tetap semangat bekerja dan tidak mengeluh,” kenangnya.
“Dari dulu 2009 dari awal saya mengenal Ustadzah Iday sebagai kepala sekolah, sampai terakhir di sini tidak ada yang berubah. Tetap memperhatikan bawahannya. Makanya kita dari jajaran tim di bawahnya Ustadzah Iday sangat bangga sekali kepada beliau,” kenang Dawwam.
Pernyataan Dawwam, senada dengan yang disampaikan Koordinator Sarana dan Prasarana Muhammad Khosiun, SPd. “Beliau ibu yang menyenangkan, menenangkan, menguatkan buat saya pribadi dan tim, tidak pandang status dalam berhubungan dalam tim,” uajrnya
Khosiun menambahkan, “Layaknya keluarga, mampu menempatkan diri sesuai situasi, beliau jadi pemimpin dan pembimbing kami saat serius, dan beliau jadi ibu dan teman kami saat sharing dan bercanda.”
“Beliau bukan apa-apa saya, hanya kenal sebagai atasan saya selama lima bulan terakhir ini. Namun sakit sekali rasanya ditinggal beliau,” tambahnya.
Siswanto, salah satu pramubakti pun mengungkapkan hal yang sama. “Ustadzah Iday orangnya tegas dan tidak pernah membeda-bedakan bawahannya. Selalu mendengarkan dan peduli kepada bawahan, saya sampai sekarang seperti tidak percaya, seperti blank harus menghadapi kenyataan kalau Ustadzah Iday sudah tidak ada,” kenang dia.
Pesan Terakhir pada Tim Umum
Sebagai Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana, Iday membawahi beberapa koordinator. Yaitu Koordinator Gizi dan Nutrisi, Koordinator Kesehatan dan Keselamatan Siswa, serta Tim Leader Pramubakti dan Koordinator Satpam. Tim ini biasa disebut tim umum.
Koordinator Gizi dan Nutrisi Ika Methasari SPd mengingat kenangan bersama Idayanti. Dia melihat wajah Iday terakhir ketika melakukan video call saat Iday belum dipindahkan ke ruang ICU.
Metha, panggilan akrabnya, mengatakan waktu itu kondisi Idayanti sudah tampak sakit, mengobrol pun tidak banyak, hanya tersenyum.
Metha lalu mengenang sata kali pertama bertemu Iday tahun 2012 silam. Ketika itu dia yang datang sebagai guru baru disambut begitu hangat oleh Iday.
“Beliau adalah sosok yang bisa ngemong saya, khususnya yang baru di tim umum. Tidak ada sekat antara pimpinan dan anak buah, yang membuat kami segan kepada beliau,” ungkap Metha.
Menurut Metha, Iday adalah sosok teladan. Apapun yang disampaikan, tidak hanya teori, melainkan dengan perbuatan sebagai contoh. Di samping itu, Iday sangat royal dengan bawahan selevel pramubakti sekolah.
“Dari pertama kali dipertemukan sebagai kepala sekolah, dan terakhir sebagai waka sarana, dari dulu sampai sekarang tidak berubah,” ujar Metha.
Dia mengungkapkan, pesan yang selalu disampaikan Iday kepada tim adalah, “Kerjakan semua tugas dengan senang hati. Dengan memberi tidak membuat kita miskin.”
“Pesan ini yang sudah diaplikasikan oleh Iday kepada anak buahnya,” kata Metha.
Satu lagi yang masih diingat Metha, “Tim umum harus bisa memberikan pelayanan yang terbaik dan prima (excellent service ) untuk sekolah, customer kita tidak hanya wali siswa, namun seluruh warga sekolah juga.”
Ikut Babat Alas Mugebs School
Kepala Sekolah Berlian School Fauzudin Ahmad SPd menjelaskan, Iday termasuk ikut babat alas di Mugeb School.
“Mengawali sebagai guru periode pertama di SD Mugeb (SD Muhammadiyah 1 GKB ), kemudian ditugaskan sebagai kepala sekolah pertama di Berlian School. Selanjutnya ditugaskan dalam pendirian Smamo (SMA Muhammadiyah 10 GKB,” jelasnya.
“Sebagai pimpinan, beliau orangnya tegas dalam mengamankan peraturan dan sangat dekat dengan bawahannya. Pimpinan yang mendengarkan keluh kesah dan memberikan solusi atas masalah yang dialami anak buahnya. Kadang mengajak seluruh anak buahnya untuk refreshing sebagai bagian dari menjalin kekompakan dan memberi semangat baru,” kenang Ahmad.
Selamat jalan Ustadzah Idayanti. Terima kasih atas semua jasa, pesan, dan teladan kepemimpinanmu. Semoga Allah senantiasa menerangi jalanmu ke surga-Nya. (*)
Penulis Anita Firlyando Editor Mohammad Nurfatoni