PWMU.CO– Guru inovatif dan kreatif itu penting di sekolah Muhammadiyah. Artinya, sesuatu yang sudah ada, seperti materi pembelajaran, media pembelajaran, metode, diciptakan yang terbaru menjadi sesuatu yang lebih baik.
Hal itu disampaikan Muflich Hasyim, anggota Majelis Dikdasmen PDM Sidoarjo, saat memberi materi Darul Arqom Guru dan Karyawan SMA Muhammadiyah 1 Taman (Smamita), di Masjid Manarul Ilmi Smamita, Jumat (16/4/2021).
Menurut dia, jika guru tidak mau berinovasi pada proses pembelajaran di masa pandemi ini, itu menjadi sia-sia. ”Kalau guru inovatif dan kreatif dalam mengajar, walaupun pembelajaran itu dilaksanakan secara daring, tentu saja sangat menyenangkan dan membangkitkan semangat belajar bagi siswa,” katanya.
Menyenangkan, lanjut Muflich, bukan berarti guru itu harus lucu dan bisa membuat siswanya tertawa. Tapi cara mengajar guru itu sesuai dengan gaya belajar siswa di kelas. ”Guru inovatif dan kreatiflah yang bisa melayani gaya belajar siswa dengan baik,” ujarnya.
Gaya Belajar
Secara umum, mantan kepala sekolah berprestasi tingkat nasional mengatakan, ada beberapa gaya belajar siswa yang perlu kita ketahui. Di antaranya gaya belajar kinestetis atau gerak. Artinya, ketika belajar Matematika, Fisika dan lainnya, siswa jangan hanya diminta untuk duduk saja. Tapi ajak siswa keluar kelas sambil bermain voli, atau apa yang membuat mereka tidak terdiam dan duduk manis di kelas.
Kemudian, ada gaya belajar visual atau audio. Artinya, siswa yang belajarnya sambil mendengarkan musik, radio, film malah lebih konsentrasi belajarnya. ”Sebagai guru, ini yang perlu kita ketahui bersama terhadap gaya belajar siswa,” tuturnya.
Dia mencontohkan, model student center, yakni kegiatan belajar yang dilakukan oleh guru banyak melibatkan aktivitas siswa di dalamnya. Seperti diskusi, peraga, dan lainnya. Guru cukup dua sampai lima menit saja ceramahnya.
”Guru itu ceramah yang sifatnya hanya memotivasi, bukan ceramah yang tidak jelas apa isinya,” ungkapnya.
Dijelaskan, ilmu itu akan terus berkembang, maka jangan cukup puas dengan keilmuannya di S1 atau S2 saja. Banyak pelatihan-pelatihan yang akan menambah ilmu pengetahuan guna meningkatkan kualitas keilmuan kita.
Guru Hebat
Apa syarat untuk menjadi guru hebat. ”Guru yang hebat itu bukan guru yang pinter saja, namun guru yang mampu menginspirasi siswanya. Semua tindakan yang dilakukan guru, senyumnya, bicaranya, semuanya menginspirasi bagi siswanya ataupun temannya,” tandas Muflich Hasyim.
Inspirasi itu, sambung dia, datang ketika sudah dimotivasi, maka guru perlu mendapat motivasi agar dapat meningkatkan kemampuan diri menjadi guru yang menginspirasi.
”Saya berharap kepada semua guru agar tidak langsung memberi materi ketika di kelas, berilah motivasi dulu di menit-menit awal pembelajaran,” pesannya.
Daya Tarik di Smamita
Ada dua hal yang membuat mantan Kepala SMP Negeri 3 Sidoarjo ini tertarik dengan SMAMITA, yaitu pertama, fisik atau bentuk gedung sekolah yang berbeda dengan sekolah pada umumnya.
”Penampilan itu penting, tidak dapat kita pungkiri tentang sebuah penampilan, baik sekolah maupun orang,” ungkapnya.
Dia juga menceritakan, ketika mengisi materi motivasi di suatu tempat. Saat peseta mengenakan batik, maka dia harus berbeda dengan peserta.
Daya tarik kedua, lanjut Muflich, isi di dalamnya yakni guru. Sejauh mana komitmen guru terhadap sekolah. Dengan dasar pengabdian untuk Muhammadiyah, berapa pun besaran nominal gaji yang diterima guru, tidak menjadi masalah.
”Kalau orang yang mencari uang, pastinya bukan di sekolah Muhammadiyah, tapi di tempat lain. Dengan adanya guru yang hebat, dengan jiwa yang luar biasa komitmennya bersama sekolah, inilah guru hebat Smamita dan menginspirasi banyak orang,” pungkasnya.
Muflich tidak sekadar memberi motivasi kepada seluruh guru dan karyawan Smamita, tapi memberi hadiah yang begitu bermakna. Seperti sajadah, kurma, kain batik, dan sejumlah uang. (*)
Penulis Emil Mukhtar Efendi Editor Sugeng Purwanto