PWMU.CO – Pola Hidup Sehat Harus Dilanjutkan Pascapandemi. Hal itu dipaparkan oleh Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim Dr M Saad Ibrahim MA.
Dia menyampaikan hal itu dalam Kajian Ramadhan PWM Jatim 1442 dengan tema “Hidup Pascapandemi” yang digelar secara virtual oleh PWM Jatim, Sabtu (17/4/2021). Sejumlah tokoh hadir memberikan materi. Seperti Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Patawansa.
Saad Ibrahim memohon maaf, terutama, kepada Khofifah Indar Parawansa dan Haedar Nashir karena di awal acara ada sedikit masalah teknis.
“Maknanya dalam beberapa hal atau mungkin bahkan dalam banyak hal kita ini bukan penentu. Termasuk kondisi umat manusia yang hari-hari ini mengalami cobaan yang sangat dahsyat yaitu pandemi Covid-19. Sekalipun demikian kami optimis bahwa suatu hari nanti semoga lebih cepat dan lebih cepat pandemi Covid-19 segera berakhir,” ungkapnya.
Atas dasar itulah, lanjutnya, PWM Jatim menggagas Kajian Ramadhan 1442 H ini dengan membahas sikap dan tindakan kita ketika pandemi ini sudah berakhir.
“Ada beberapa poin yang perlu kita sampaikan pada kesempatan ini. Pandemi Covid-19 ini menyadarkan kita sesadar-sadarnya betapa lemahnya manusia di hadapan Allah SWT,” ujarnya.
“Sekalipun perkembangan modern telah mengantarkan manusia menjadi manusia yang kuat dengan berbagai senjata strategis, senjata nuklir yang dilombakan, tapi ternyata dengan musuh yang tidak tampak yang bernama Virus Corona ini manusia tidak berdaya sama sekali menghadapinya. Negara-negara superpower pun juga tidak bisa menghentikan pandemi ini,” tambah dia.
Meski demikian, ujarnya, kita diwajibkan berikhtiar. Dan ikhtiar pemerintah, misalnya, dengan melakukan vaksinasi. Dan Muhammadiyah mendukung ikhtiar yang dilakukan oleh pemerintah ini untuk menghentikan dan menghindari terpapar Covid-19 ini.
“Inilah bagian sinergi Muhammadiyah dengan pemerintah. Sinergi Muhammadiyah dengan elemen-elemen penting atau strategis bangsa, sebuah istilah yang diperkenalkan gubernur kita Hj Khofifah Indar Parawansa,” paparnya.
Virus Corona bagaikan Ombak yang Menggulung
Menurutnya ada gambaran yang sangat riil dalam konteks ini di dalam al-Quran. Misalnya Surat al-Ankabut ayat 65 dan Surat Lukman ayat 31-32. Ayat-ayat itu menggambarkan bahwa Allah menundukkan lautan kepada manusia. Allah kemudian menjadikan manusia menciptakan kapal dan lain sebagainya.
“Lalu ketika berlayar yang awalnya diberikan kenikmatan oleh Allah, dengan mudah dikirimkan angin dan lain sebagainya nikmat-nikmat Allah. Tiba-tiba Allah ganti dengan ombak yang besar, ombak yang bagaikan gunung-gunung. Maka dalam konteks seperti itulah orang yang ada di kapal itu merasa tidak ada yang bisa menyelamatkan kapal itu. Lalu mereka menyadari masih ada Allah. Lalu mereka memohon kepada Allah dengan tulus dan ikhlas,” jelasnya.
Jadi Allah ingatkan, seringkali manusia itu begitu bencana itu dilepaskan dengan menghentikan ombak yang besar tadi, lalu mereka selama di daratan banyak yang kufur kepada Allah.
Menurut Saad, ini peringatan bagi kita. Oleh karena itu begitu masuk pada masa pascapandemi Covid-19, maka kesadaran kita akan kebesaran Allah akan terjaga.
“Kecondongan kita untuk meminta perlindungan Allah, kecondongan kita untuk menambah kedekatan kepada Allah, itu harus tetap terjaga. Bahkan ingatan kita pada masa lampau mengenai Covid-19 itu harus menjadi pendorong kita semakin dekat dan semakin dekat kepada Allah SWT,” pesannya.
Tetap Jalani Protokol Kesehatan
Saad Ibrahim mengatakan, meski nanti Covid-19 sudah berlalu, kesadara pentngnya protokol kesehatan tetap harus dijaga.
“Ada bagian-bagian attitude kita, sikap dan tindakan kita, sekalipun Covid-19 itu telah berhenti yang masih harus terus kita lanjutkan. Kesadaran kita termasuk pentingnya kesehatan itu harus menjadi bagian pola hidup kita pascapandemi,” tambahnya.
“Menggunakan masker hemat saya ini bagian penting juga untuk menghindari hal-hal atau virus-virus. Dan ketika Covid-19 berhenti masih ada bahaya lain yang itu bertebaran juga. Maka hal seperti itu harus tetap menjadi bagian perhatian kita. Kebersihan kita untuk mencuci tangan dan lain sebagainya maka ini harus kita teruskan,” tuturnya.
Al-Quran, ungkapnya, memberikan pelajaran mengenai orang yang ada di kapal. Dan rasanya pelajaran itu sekarang makna dunia bagaikan sebuah kapal dan kemudian ombak itu sudah sedemikian rupa menyentuh kita.
“Ombak menyentuh kita itu tidak pandang bulu. Nuwun sewu ‘Gubernur’ Muhammadiyah Jatim juga kena Covid-19. Juga termasuk Gubernur Jatim terkena Covid-19. Begitu juga dengan Gubenur DKI Jakarta juga terpapar Covid-19,” urainya.
Padahal, sambungnya, pasti orang yang disebutkan di atas adalah orang yang sangat punya perhatian. Menjaga diri dengan sebaik-baiknya, mengikuti protokol kesehatan dengan sangat ketat. Para dokter pun kemudian banyak juga yang menjadi korban.
“Maknanya ini sebuah pelajaran sangat penting bagi kita. Manusia tetap saja harus berikhtiar, tetapi ikhtiar manusia itu bukanlah penentu. Ikhtiar itu wajib, soal hasilnya kita tawakal atau serahkan kepada Allah SWT,” ungkapnya.
“Maka ini juga bagain ikhtiar PWM Jatim termasuk ikhtiar untuk menyiapkan hidup dengan prinsip optimis bahwa Covid-19 ini akan berhenti lalu kita berpikir ke depan. Berpikir proyektif menyiapkan hidup. Dan itu kita bicarakan dalam Kajian Ramadhan kali ini,” jelasnya. (*)
Pola Hidup Sehat Harus Dilanjutkan Pascapandemi; Penulis Sugiran Editor Mohammad Nurfatoni