PWMU.CO – PWM Jatim Launching Tiga Buku, Ada Sosok Nadjib Hamid di Balik Terbitnya. Tiga buah buku di-launching pada Kajian Ramadhan 1442 Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim yang digelar secara virtual Sabtu (17/4/2021) pagi.
Ketiga buku yang dimaksud adalah Jangan Tinggalkan Aku Sendiri karya Nur Cholis Huda MSi; Menyuarakan Kewarasan Publik dalam Politik karya Prof Dr Zainuddin Maliki MSi; dan Membangun Kepribadian karya Prof Dr Thohir Luth MA. Ketiganya adalah Wakil Ketua PWM Jatim.
Nur Cholis Huda mengaku, pada setiap bukunya dia selalu menampilkan judul yang memberi kesan romantis sehingga menarik minat para pembaca untuk mengetahui isinya.
“Buku saya yang kali ini berjudul Jangan Tinggalkan Aku Sendiri, banyak yang menyangka ini tentang istri yang ditinggalkan suaminya,” ungkapnya. “Sebenarnya berisi harapan hamba agar tidak ditinggalkan oleh Tuhannya.”
Buku Nur Cholis Huda berisi contoh konkrit kisah-kisah yang membuktikan bahwa Allah selalu menolong hambanya. selalu mengulurkan tangan-Nya dan tidak pernah meninggalkan hamba-Nya.
“Justru sebaliknya hamba yang sering meninggalkan Tuhannya. Saya mengambil contoh kisah dari zaman Rasulullah saat perang Badar hingga kisah kehidupan sehari hari,” ujarnya menjelaskan isi bukunya.
Kewarasan Publik
Sementara itu Zainuddin Maliki yang sedang dalam sebuah perjalanan, menyempatkan memberi komentar mengenai bukunya.
“Ini sebagai akuntabilitas saya sebagai anggota DPR RI yang di-endors PWM Jatim sehingga kami berkesempatan menjadi wakil rakyat di Senayan. Kami berusaha menyuarakan pikiran pikiran waras di dalam ranah politik,” ,” ujarnya.
Anggota Komisi X Fraksi PAN tersebut menyatakan tidak mudah mendefinisikan kewarasan dalam politik. “Karena waras sebelum menjadi anggota DPR dengan waras setelah menjadi anggota DPR itu berbeda. Waras ketika masih menjadi ulama dan ketika sudah menjadi politisi juga berbeda. Waras ketika menjadi gubernur dan ketika naik jabatan juga berbeda,” ungkapnya
Pria yang sukses duduk di kursi DPR RI melalui daerah pemilihan (dapil) Jatim X Lamongan-Gresik ini menegaskan bahwa kewarasan yang dimaksud di sini adalah kewarasan menurut masyarakat dan aspirasi mereka.
“Intinya, buku saya ini sebagai akuntabilitas publik dari apa yang sudah saya lakukan selama satu tahun menjadi anggota DPR Fraksi PAN di Komisi X dan Badan Legislasi DPR RI,” imbuhnya.
Apresiasi Haedar Nashir dan Khofifah
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr Haedar Nashir MSi menyatakan penghargaan atas diluncurkannya tiga buku yang ditulis para tokoh sekaligus pimpinan Muhammadiyah Jatim itu.
“Mudah mudahan kewarasan dimulai dari para anggota DPR yang diikuti masyarakat,” ujarnya. Haedar juga memuji karya Nur Cholis Huda yang dia sebut memiliki nilai sufisme modern.
“Begitu juga dengan buku Membangun Kepribadian penting untuk ditelaah,” ujarnya.
Atas nama Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir bersama Gubernur Jawa Timur dan Ketua PWM akhirnya secara resmi me-launching tiga buku karya Nur Cholis Huda, Zainuddin Maliki, dan Thohir Luth. Dia berharap buku-buku ini hadir mencerdaskan serta memberi pemahaman yang luas.
Dalam kesempatan ini Haedar Nashir juga mengajak peserta kaian untuk mengenang dan berdoa untuk almarhum Nadjib Hamid yang sudah banyak berperan untuk Muhammadiyah dan umat.
Menurut panitia, seperti disampaikan MC Dian Rahmah Santoso—almarhum Nadib Hamid juga merupakan editor dari buku yang sedang di-launching ini.
Khofifah Indar Parawansa menyatakan tradisi menulis (writing society) di lingkungan Muhammadiyah sudah sangat kuat, terlebih didukung ekosistem yang kondusif melalui proses schooling society.
“Indonesia memang tradisi membaca masih cukup lemah, maka schooling society akan diikuti oleh reading society. Tetapi writing society yang sudah terbangun ini memang harus didorong agar terus berkembang,” pesannya
“Ini yang jika dilakukan bersama sama akan memberikan kecerdasan. Sebagaimana dikatakan Profesor Haedar, tidak hanya mencerdaskan tetapi juga memberikan proses tafahum (kapahaman). Segala sesuatu jika ada proses tafahum akan muncul understanding,” ujarnya.
Khofifah juga secara khusus menyampaikan duka-cita atas wafatnya Nadjib Hamid. Dia menyampaikan apresiasi atas kontribusi almarhum selama ini dalam menjalin kemitraan dengan pemerintah.
“Innaa lillaahi wa innaa ilaihi rajiiun. Tentu kita semua berduka mendalam, merasa kehilangan kader yang memberi dedikasi luar biasa tidak hanya di Muhammadiyah,” tutur dia.
“Almarhum Nadjib Hamid sangat kontributif di Baznas juga FKUB (Forum Komunkasi Umat Beragama) Jatim. Artinya jejaring yang selama ini sudah terbangun dengan sangat sinergis di antara Muhammadiyah dengan jejaring yang lain,” ujarnya.
Khofifah uga secara khusus memohon pada Ketua PWM Jatim M Saad Ibrahim untuk mengutus pengganti Nadib Hamid agar kontribusi dan kehadiran Muhammadiyah di lembaga strategis yang memberi kekuatan Jatim tetap bisa dirasakan oleh seluruh stakeholder.
“Mudah mudahan seluruh amal ibadah beliau diterima Allah serta khilafnya diampuni Allah,” ujarnya.(*)
Penulis Yunia Zahrotin Nisa’ Editor Mohammad Nurfatoni