Cerita di balik sukses Pesirator (Pengingat Solusi Kendaraan Bermotor) SDMM meraih Juara I Karya Ilmiah Festival Faqih Usman V Tahun 2021.
PWMU.CO – Kepekaan terhadap lingkungan sekitar sekolah menjadi anugerah bagi kedua siswi SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik. Kayla Mumtazah Mudzakkir dan ‘Abidah Kaysah Al Barkah, siswa kelas V Al-Kindi itu memenangi juara I lomba karya ilmiah Festival Faqih Usman (FFU) V, Sabtu (10/4/2021).
Festival ini digelar Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Gresik bekerja sama dengan Prodi PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah Gresik 3-10 April 2021.
Munculnya Ide
Kayla Mumtazah Mudzakkir mengaku menemukan ide ini sejak sebelum ada pandemi Covid-19. Ia menemukan masalah di kala kepulangan sekolah.
Ia mengatakan, wali siswa yang menjemput anaknya dengan mobil tidak mematikan kendaraannya karena memilih menunggu di dalam mobil yang menjadikan banyak asap sekitar lingkungan sekolah. “Padahal di halaman sekolah sudah ada plakat pengingat untuk mematikan kendaraan,” ujarnya pada PWMU.CO, Sabtu (17/4/2021).
Hal itu yang membuat siswa yang tergabung dalam Klub IPA SDMM ini menyimpulkan adanya masalah. Ia pun menyampaikan hal tersebut saat pembelajaran Klub IPA sesi brainstorming ide.
Salah satu guru pembina IPA, Ria Eka Lestari mengatakan, banyak ide yang ditemukan siswa klub, mulai dari masalah yang ditemukan di rumah, di sekolah, atau saat siswa jalan-jalan.
“Karena banyaknya ide yang muncul, tim pembina menyeleksinya dengan berkolaborasi dengan Tim Mekatronikum, ide-ide siswa yang bisa direalisasikan solusinya,” ujarnya.
Langkah Penelitian
Akhirnya, kata dia, ide Kayla Mumtazah Mudzakkir ini yang terpilih dan terakomodasi sejak awal Maret 2020 dan segera dilakukan eksekusi. Langkah pertama yang dilakukan Kayla-Kaysah dan pembina IPA yaitu menyebarkan kuisioner kepada wali siswa berkenaan polusi udara di lingkungan sekolah untuk pengambilan data.
Langkah selanjutnya, pembina IPA dan Mekatronikom memutarkan beberapa video tentang detektor asap yang sudah pernah ada kepada Kayla-Kaysah. Mereka berdiskusi bersama tentang alat yang solutif dari masalah tersebut.
Ria Eka Lestari menjelaskan, pembuatan alat ini sudah jadi sampai tahap pengenalan program Arduino Uno saat itu. Lalu terjeda pandemi Covid-19 dan akhirnya terhenti sementara waktu.
“Saat ada lomba FFU ini dilanjutkan lagi. Waktu yang dibutuhkan sekitar dua pekan untuk menyiapkan lomba karya ilmiah Pesirator ini dengan meng-upgrade terlebih dulu alat lama yaitu ditambahkan inovasi baru seperti layar LCD dan kotaknya,” jelasnya.
Ia melanjutkan, tantangan yang dihadapi tim dalam lomba FFU kali ini yaitu penulisan karya ilmiah. Anak-anak belum mendapatkan materi tersebut dalam pembelajaran Klub IPA.
“Mereka masih belajar tentang laporan praktikum atau eksperimen. Pada babak penyisihan, tim membuat laporan eksperimen kemudian mereka dikenalkan format karya ilmiah oleh pembina IPA,” ujarnya.
Ia menambahkan, semula laporan eksperimen mereka hanya memuat latar belakang, alat bahan, hasil, konsep IPA, dan kesimpulan. Setelah belajar tentang format karya ilmiah, tim menambahkan tinjauan pustaka, rumusan masalah, tujuan, metodologi penelitian, dan saran.
“Tentunya hal tersebut mendapat arahan dan bimbingan dari pembina tim IPA SDMM yaitu Umi Syarifah, Ita Muflikhatul Ummah, Ria Eka Lestari, dan Askiyatin,” tambahnya.
Ria Eka Lestari mengaku bersyukur anak- anak tidak panik dan bisa menjaga penampilannya tetap baik saat final live Zoom. “Bahkan diapresiasi oleh Bu Nurul Wahyu, salah satu juri, yang menyampaikan, meskipun ada kendala tapi tetap bisa melakukan presentasi dengan sangat baik”, jelasnya. (*)
Penulis Siti Mariyanti Editor Mohammad Nurfatoni