PWMU.CO – Aisyiyah beri kontribusi terbesar dalam pendidikan anak usia dini (PAUD). Sudah lebih dari 25 ribu jumlah TK Aisyiyah di seluruh Indonesia.
Demikian yang disampaikan Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof Dr Muhadjir Effendy MAP dalam Kajian Ramadhan 1442 H yang digelar Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim, Ahad (18/4/21).
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) RI itu menuturkan, ada target jumlah PAUD di Indonesia. “Pemerintah sebenarnya menarget satu desa satu PAUD, dan sampai sekarang total PAUD di seluruh Indonesia itu sudah di atas 60 ribu dari sekitar 74 ribu desa yang ada di Indonesia,”ujarnya.
Tentu saja, kata Muhadjir, kontribusi Muhammadiyah melalui Aisyiyah sampai sekarang adalah merupakan organisasi terbesar kontribusinya, yang belum bisa ditandingi oleh organisasi lain.
“Karena setahu saya di atas 25 ribu jumlah Aisyiyah Bustanul Athfal (ABA) di seluruh Indonesia itu. Jadi dari 60 ribu itu yang 25 ribu adalah sumbangan dari Aisyiyah dan Muhammadiyah,” paparnya.
Jadi, lanjutnya, target dari Bapak Presiden tidak boleh ada satupun ada anak usia dini, yang tidak tersentuh PAUD. “Itu yang menjadi target utama kita,” imbuhnya.
Sebelumnya, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) itu membawakan materi kajian bertema “Dampak Pandemi terhadap Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) Bangsa”.
Grand Strategy
Muhadjir lalu memaparkan Visi dan Misi Presiden 2020-2024. Ada Nawa Cita, yang sebagian menjadi tugas utama Kemenko PMK. Yaitu meningkatkan kualitas manusia Indonesia, pembangunan merata dan berkeadilan, dan kemajuan budaya yang mencerminkan kepribadian bangsa.
“Dari sembilan Nawa Cita tersebut, tiga itulah yang menjadi fokus dan tugas utama Kemenko PMK. Saya yang kebetulan kader Muhammadiyah, yang sekarang sedang mendapatkan amanah sebagai pembantu presiden,” ungkap Muhadjir.
Pada “Siklus Pembangunan Manusia dan Kebudayaan”, yang merupakan Grand Strategy atau Strategi Induk dari Kemenko PMK untuk merealisasi tiga bidang tadi. “Intinya adalah mengurus manusia, dimulai dari pre natal dengan program utama adalah penurunan stunting, masalah kurang gizi kronis. Karena angka stunting kita sangat tinggi, masih 27,6 persen. Dan dugaan saya, karena wabah ini bisa naik lagi di atas 30 persen,” jelasnya.
Sebelum itu, kata Muhadjir, pemerintah juga akan mulai menggarap di sektor usia produktif di usia pranikah. Karena masalah stunting dan kemiskinan dalam rumah tangga itu,dimulai dari ketiadaan dan rencana yang cermat pada waktu menyiapkan pernikahan. “Banyak sekali keluarga-keluarga baru, rumah tangga baru yang dimulai dengan kemiskinan, ini yang masih menjadi tanggung jawab kita,” terangnya.
Selain pada masa pre natal dan pemberian air susu ibu (ASI) oleh ibu menyusui, strategi induk Kemenko PMK lainnya dalam investasi SDM ada pada masa usia dini dan anak, SD sampai SMA/SMK, hingga perguruan tinggi. (*)
Penulis Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.