Ahmad Sjarwani Ichsan, Lokomotif Muhammadiyah Bojonegoro ditulis oleh Fathurrahim Syuhadi, Ketua Majelis Pendidikan Kader (MPK) PDM Lamongan dan Wakil Ketua Kwarwil HW Jawa Timur.
PWMU.CO– Semenjak Hizbul Wathan dibangkitkan kembali pada tahun 1999 oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah dengan Surat Keputusan Nomor 92/SK-PP/VI-B/1.b/1999 tanggal 10 Sya’ban 1420 H/ 18 November 1999 M geliat kebangkitannya menggema di mana-mana.
Para pandu senior yang sudah berumur terpanggil, bersemangat menghidupkan lagi. Mereka tak sejak kepanduan dilebur menjadi Gerakan Pramuka pada 1961. Di Jawa Timur, pandu-pandu senior yang langsung bergerak itu seperti H. Asmara Hadi dan Moeslimin BBA membentuk pengurus HW Jatim lalu berkeliling ke daerah menghubungi tokoh HW setempat.
Salah satunya pandu sepuh di Bojonegoro adalah Drs Ahmad Sjarwani Ichsan MAg. Awal tahun 2000, dia langsung mengoordinasi pandu senior teman-temannya. Seperti Sholeh yang menjabat KUA (Kantor Urusan Agama) Sumberrejo, Mawardi Akhyar Pegawai Kemenag Bojonegoro, Moch Soeyardjo anggota DPRD dari Golkar.
Juga Nadjib Harun pegawai BKKBN Bojonegoro, Sa’dullah Ketua Majelis Dikdasmen PDM Bojonegoro, Salamun guru SDN Pajeng Sumberejo, A Soetardjo pegawai KUA Kedungadem dan Sulayman AA Kepala SDN di Soko Tuban.
Pandu sepuh era tahun 1960-an diajak membangkitkan Hizbul Wathan di Bojonegoro. Langkah awal langsung menggebrak pengenalan seragam lengkap HW dengan pawai taaruf. Ada iringan drumband keliling Kota Bojonegoro. Start dan finish di alun-alun Bojonegoro.
Pengurus Hizbul Wathan Bojonegoro pun dilantik oleh Ramanda H Asmara Hadi, Ketua Kwartir Wilayah pertama HW Jawa Timur. Ketua HW Bojonegoro Ahmad Sjarwani Ichsan, Wakil Ketua Sa’dullah dan A Soetardjo, Sekretaris Sulayman AA, Wakil Sekretaris Mawardi Akhyar, Bendahara Moch Soeyardjo dan Wakil Bendahara Najib Harun.
Perkemahan Silaturahim
Periode awal ini, Hizbul Wathan Bojonegoro mendapat kepercayaan sebagai tuan rumah diselenggarakan Perkemahan Silaturrahim se Jawa Timur di Dander pada 13-17 Ramadhan 1421/9-13 Desember 2000.
Ahmad Sjarwani Ichsan juga menjadi ketua kontingen Hizbul Wathan Bojonegoro menghadiri jambore dan sarasehan Hizbul Wathan pertama kali di Cibubur tahun 2001. Dia didampingi Yusman dengan mengirimkan 27 orang peserta.
Kegiatan tingkat Kwartir Wilayah HW Jawa Timur yang diikuti pada periode Ahmad Sjarwani Ichsan 2000-2001 adalah Perkemahan Silaturrahim di Jengkol Kediri, Perkemahan Silaturrahim di Lumbang, TM (Taruna Melati) 1 di Cobanrondo Malang,TM 1 Tlogosarangan, TM 1 di Batu Malang, TM 1 di Tandes Surabaya dan TM 1 di Gedeg Mojokerto.
Lalu mengadakan Taruna Melati 1 di SDN Pajeng Bubulan dan PORSEKA I HW (Pekan Olahraga Kesenian dan Kepanduan Hizbul Wathan) Kedungadem pada tanggal 30 Juni-4 Juli 2001 dengan Ketua Drs Sujitno, Sekretaris Yusman SPd dan Bendahara Jubaedi Haris BA.
H Sa’dullah menceritakan, Ramanda Ahmad Sjarwani Ichsan mempunyai insting kuat untuk kebangkitan pandu HW di Bojonegoro. Karena masa kanak-kanaknya sudah pernah mengenyam pendidikan Pandu HW ditingkat Athfal di Gresik.
”Awal berdirinya Pandu HW Kwarwil Jawa Timur, Ahmad Sjarwani Ichsan sangat aktif mengikuti rapat, sarasehan yang diadakan oleh Kwarwil,” jelas Sa’dullah yang menjabat sebagai ketua Kwarda HW Bojonegoro sejak 2001 sampai saat ini.
Dijelaskan, Ahmad Sjarwani Ichsan kemudian terpilih sebagai ketua PDM Bojonegoro periode 2000-2005, maka pimpinan Kwarda Hizbul Wathan diserahkan ke Sa’dullah. Praktis Ahmad Sjarwani hanya memimpin HW satu tahun (2000-2001).
Ramanda Sa’dullah saat itu juga menjadi Ketua Majelis Dikdasmen PDM Bojonegoro periode 2001-2006. Ia memimpin HW didampingi Ramanda Mat Muin sebagai sekretarisnya.
Jejak di PDM
Pengalaman Ahmad Sjarwani Ichsan di Muhammadiyah dimulai pada tahun 1974 sampai 1981 sebagai Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Sumberejo. Kemudian aktif di PDM (Pimpinan Daerah Muhammadiyah) Bojonegoro mulai 1985 sampai 1995.
Dia pada periode 1985-1990 menjadi anggota Majelis Pembina Kesejahteraan Umat (MPKU) dengan H. Zainuddin sebagai ketuanya.
Periode 1990-1995 ia menjabat sebagai Wakil Ketua PDM Bojonegoro di masa ketua PDM A. Kasnari Hadi S dan Abdul Djamil sebagai sekretaris.
Periode 1995-2000, dia terpilih kembali sebagai wakil ketua. Sedangkan ketua tetap A. Kasnari Hadi S dengan sekretaris A Chudlori.
Ahmad Syarwani nomor baku Muhammadiyah (NBM) 465 094 terpilih menjadi Ketua PDM Bojonegoro periode 2000-2005. Ia didampingi Ihwanuddin sebagai sekretarisnya.
Pimpinan Daerah Muhammadiyah Bojonegoro disahkan oleh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur dengan surat keputusan Nomor : 26/SK.PW/I.A/ 1.b/2001 tanggal 23 Dzulhijjah 1421 H / 19 Maret 2001 M.
Di masa dia, PDM Bojonegoro memiliki 10 majelis, lembaga dan Ortom. Yaitu Majelis Kesehatan, Majelis Dikdasmen, Majelis Ekonomi, Majelis Wakaf dan Kehartabendaan, Majelis Tabligh dan Dakwah Khusus, Majelis Pengembangan Kader dan Sumber Daya Insani, Majelis Tarjih dan Pengembangan Pemikiran Islam, Majelis Kesejahteraan Masyarakat, Lembaga Seni dan Budaya, Biro Pembinaan dan Pengawasan Keuangan.
Organisasi Otonom ada tujuh yaitu PD Aisyiyah, PD Pemuda Muhammadiyah, PD Nasyiatul Aisyiyah, Kwarda HW, PC IMM, PD IRM / IPM, dan Pimda 22 Tapak Suci Putera Muhammadiyah.
Jumlah Cabang Muhammadiyah sedaerah sebanyak 15 Cabang dan 126 Ranting. Jumlah anggota Muhammadiyah se Kabupaten Bojonegoro sekitar 6.553.000 jiwa.
Amal Usaha
Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) meliputi Bidang Pendidikan: Play Group 8 buah dan TK ABA 36 buah (diselenggarakan oleh Aisyiyah), SDM 1 buah, MIM 26 buah, MTsM 8 buah, SMPM 7 buah, MAM 4 buah, SMAM 5 buah, SMKM/SMEAM 2 buah, Pendidikan Tinggi (STIT) 1 buah.
Bidang Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial: Balai Pengobatan (Poliklinik) 2 buah, BKIA/Rumah bersalin 3 buah. Panti ada empat yaitu PAYM I Putri, PAYM II Putra dan PAYM Putra dan Putri.
Bidang Ekonomi : SPBU Syirkah Amanah 1 buah. BMT 13 se-Kabupaten Bojonegoro. Pengusaha warga Muhammadiyah Bojonegoro 381 orang.
Pada periode ini, PDM Bojonegoro berhasil meluncurkan pemancar radio Swara Madani FM sebagai corong dakwah. Radio ini sebagai media penyambung komunikasi masyarakat dengan pimpinan persyarikatan, sehingga terjadi komunikasi dua arah yang berkesinambungan.
Pimpin STIT
Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Muhammadiyah Bojonegoro berdiri di masa dia. Menjadi Ketua STIT pertama sejak berdiri tanggal 15 Juni 1986 hingga tahun 1998.
Dalam pandangan Ihwanuddin, Ketua STIT Muhammadiyah Bojonegoro periode 2011-2023, Ahmad Sjarwani Ichsan adalah sosok yang tekun, sabar, teliti dan santun dalam memimpin karyawan, dosen dan mahasiswanya.
”Hal yang tidak terlupakan dari kami sebagai generasi penerusnya adalah beliau selalu memberi contoh langsung dan keteladanan dalam setiap kegiatan dan kesempatan. Dia adalah tokoh yang sedikit bicara banyak kerja,” ujar Ihwanudin yang juga bendahara PDM Bojonegoro
Dia menceritakan, awal berdirinya STIT Muhammadiyah Bojonegoro memiliki mahasiswa sebanyak 46 orang. Saat ini alumninya sudah mencapai 1.650 orang. ”Semua itu karena kerja keras Pak Syarwani Ichsan. Kemudian diteruskan Drs H Suwito MSi dan Drs Taufiq Subty MAg,” ceritanya.
STIT Muhammadiyah Bojonegoro yang memiliki empat prodi siap bergabung dengan STT Muhammadiyah dan STIKES Muhammadiyah untuk menjadi Universitas Muhammadiyah Bojonegoro sebagaimana yang dicita-citakan Ahmad Sjarwani.
”Sebelum beliau sakit dan meninggal, Ahmad Sjarwani Ichsan telah mewakafkan semua kitab dan bukunya ke perpustakaan STITM Bojonegoro,” jelas Ihwanuddin pemilik NBM 701 156
Lahir di Gresik
Ahmad Sjarwani Ichsan lahir di Kota Pudak Gresik pada 9 Desember 1942. Ia anak pertama dari tiga bersaudara, yaitu H. Gholib dan Hj. Muthohharoh. Ayahnya H Ichsan adalah pedagang sukses. Sedangkan ibunya Syariah juga berdagang
Ahmad Sjarwani menikah dengan Siti Umiyati pada tanggal 6 Juni 1974. Siti Umiyati adalah putri pasangan Kasir dan Amisah. Dari pernikahannya ini ia dikaruniai tiga anak yaitu Ahmad Syauqi Ahsan, Lina Afifah Ahsani, dan Izzat Ummi Ahsani.
Sebelum menikah dengan Siti Umiyati, Ahmad Sjarwani pernah menikah dan dikaruniai dua anak yaitu Ainy Ihsaniyah dan Luthfi Ihsani.
Riwayat pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Kedahanan Giri Gresik, kemudian melanjutkan ke Pondok Pesantren Darussalam Gontor Ponorogo. Lanjut ke IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk sarjana muda gelar BA. Kemudian melanjutkan pendidikan sarjana di IAIN Sunan Ampel Surabaya . Pasca sarjana ditempuh di Universitas Muhammadiyah Malang.
Sejak remaja sudah aktif di organisasi pelajar Pondok Gontor. Di Gontor inilah jiwa kepanduannya diasah dengan matang. Kemudian semasa kuliah aktif di HMI (Himpunan Mahasiswa Islam).
Kepala TK
Sebelum hijrah ke Sumberrejo Bojonegoro, Ahmad Sjarwani merintis berdirinya Taman Kanak-kanak (TK) di desanya Kedahanan Giri Gresik sekaligus menjadi kepala TK.
Pada saat di Sumberrejo dia menjadi guru dan Kepala Sekolah TMI (Tarbiyatul Muallimin Islamiyah) setingkat SLTP dan SLTA di Perguruan Muhammadiyah Sumberjo.
Pada tahun 1981Ahmad Sjarwani pindah ke Surabaya menjadi dosen Fakultas Tarbiyah di IAIN Sunan Ampel. Di kampus ini pernah menjabat Sekretaris Fakultas Tarbiyah dan Pembantu Dekan II Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya. Tahun 1984, ia memutuskan pindah ke Bojonegoro mengurusi Muhamamdiyah.
Kesan Orang Dekat
Sulayman AA, Sekretaris Kwarda HW Bojonegoro periode awal menceritakan, Ramanda Ahmad Sarwani menjadi inspirasi menggerakkan Hizbul Wathan. Sulayman AA juga ketua pertama IMM Cabang Bojonegoro.
Yusman, Ketua Kwarwil HW Jawa Timur periode 2011-2016 mengatakan, Ramanda Ahmad Sarwani pandu sejati. Ia tidak mau berhenti berjuang membentuk kader generasi muda sebagai penerus, perjuangan di kepanduan.
”Ramanda Ahmad Sarwani merupakan pemimpin yang mempunyai jaringan luas. Nada bicaranya selalu lembut, tapi tegas,” jelas Yusman yang selalu mendampingi mendiang Ramanda Ahmad Sarwani saat memimpin HW Bojonegoro
Siti Umiyati istrinya menuturkan, suaminya sangat sabar, baik kepada istri maupun kepada anak. Ibadahnya rajin, baik ibadah mahdhoh maupun ibadah sunnah.
”Beliau lebih mementingkan keluarga daripada karier. Pada waktu diberi tugas oleh IAIN belajar ke Arab Saudi bersama Pak Roem Rowi tidak mau berangkat,” kenang Siti Umiyati yang telah pensiun dari guru SMAN 2 Bojonegoro.
”Surat tugas dikembalikan, gara-gara anak saya yang pertama, waktu itu kelas 3 SD tidak mau ditinggal. Apalagi saat itu saya sedang hamil anak kedua. Padahal kesempatan tugas belajar keluar negeri sangat langka pada waktu itu,” jelas Bendahara PDA Kab. Bojonegoro tiga periode tahun 2005-2020.
Menurut Yazid Mar’I, Ketua MPK PDM Bojonegoro, Ahmad Syarwani Ichsan sosok yang santun. Tidak pernah melihat marah. Bisa diterima oleh kelompok manapun.
”Ahmad Syarwani Ichsan selalu menggunakan pendekatan akomodatif. Dekat penguasa, tapi tak pernah meminta. Sebaliknya malah memberi dan berkontribusi. Bisa jadi tua dan bisa jadi lebih muda,” jelas Yazid Mar’i yang pernah menjadi aktivis IMM dan Pemuda Muhammadiyah.
Setelah sakit beberapa lama Ahmad Sjarwani Ichsan, sang Lokomotif Muhammadiyah wafat pada tanggal 13 April 2006 dalam usia 64 tahun di Bojonegoro.
Jenazahnya diberangkatkan dari rumah duka setelah Maghrib dan dishalatkan di Masjid At Taqwa Jalan Teuku Umar Bojonegoro. Setelah itu dibawa ke Masjid At Taqwa kompleks Perguruan Muhammadiyah Sumberejo untuk dishalatkan lagi. Ia dimakamkan di pemakaman umum Sumberrejo. (*)
Editor Sugeng Purwanto