Tanda Sukses Berpuasa, Ini Indikasinya oleh Aji Damanuri, dosen IAIN Ponorogo.
PWMU.CO– Tujuan puasa adalah takwa. Inti takwa adalah ketaatan dari iman. Taat dalam menjalankan perintah maupun taat dalam menjauhi larangan.
Ciri orang yang bertakwa disebutkan oleh Allah pada awal surat al-Baqarah, mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan shalat, dan berinfak, beriman kepada al-Quran serta kitab-kitab sebelumnya, dan yakin dengan akhirat.
Beriman kepada sesuatu yang empiris, nyata, bisa ditangkap panca indra itu mudah. Karena bisa diinvestigasi dan diverifikasi. Namun beriman kepada yang gaib tak semua orang langsung yakin sebab tak pernah melihat dan merasakan.
Ada yang gaib golongan makhluk. Seperti malaikat, jin, setan, surga, neraka, hari kiamat, wahyu, pahala. Ada lagi hakikinya gaib, gaib absolut yaitu Tuhan. Allah.
Saking gaibnya Tuhan, maka bahasa untuk menjelaskannya adalah menggabungkan kata yang kontradiksi. Seperti Dia yang menciptakan segala sesuatu, yang menghidupkan dan mematikan, yang awal sekaligus akhir, yang lahir sekaligus batin. Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. (al-Hadiid: 1-4)
Tanda Pertama
Semua kegaiban itu harus diimani. Termasuk percaya Tuhan bersama kita. Puasa adalah ibadah sangat personal. Hanya pelaku dan Tuhan yang tahu. Boleh saja orang mengaku berpuasa kepada tetangganya padahal tidak. Itu pun Tuhan tahu. Tuhan Mahatahu siapa yang bersungguh-sungguh puasa dan mana yang cuma berpuasa karena sungkan dengan takmir masjid.
Inilah pencerahan utama yang selalu diulang setiap tahunnya. Semua makhluk ditemani Allah dalam hidupnya tapi sama sekali tidak merasakan kehadiranNya. Ajakan setan lebih turuti padahal Allah selalu bersamanya.
Bersyukurlah orang yang sudah muncul kepercayaan bahwa dia selalu ditemani Allah. Sehingga perilakunya menjadi terjaga. Orang yang belum merasakan kehadiran Allah bisa jadi dia berbuat sesukanya.
Puasa mengingatkan kehadiran Allah dalam jiwa setiap manusia dengan menahan lapar, dahaga dan seksualitas meskipun tidak ada orang lain melihatnya. Inilah tanda sukses berpuasa pertama.
Tanda Kedua
Shalat adalah cara menyembah Tuhan, sesuatu yang Mahagaib. Dengan shalat, seorang hamba terjaga perilakunya. Selalu berbuat baik, terhindar dari perbuatan keji dan munkar. Bulan Ramadhan mengingatkan manusia semakin rajin menyembah Tuhannya dengan qiyamul lail.
Menegakkan shalat menyadarkan posisi seorang hamba kepada Tuhan, Sang Pencipta. Inilah tanda sukses berpuasa kedua.
Tanda Ketiga
Berinfak itu membangun kepekaan dan solidaritas sosial. Penyadaran bahwa dalam harta yang diperoleh bukan hanya miliknya sendiri. Di dalamnya ada hak orang lain yang harus diberikan. Itulah cara Islam menyucikan harta. Beda dengan cara koruptor cuci uang.
Dengan infak termasuk zakat maka harta yang dimiliki seseorang juga bermanfaat untuk orang lain. Menjauhkan seseorang dari balak. Keyakinan ini menumbuhkan kesadaran harta itu hanya titipan Allah. Cara memakai harta di dunia akan dipanen di akhirat.
Moralitas berinfak seperti itu tetap membuatnya tawaduk. Berkasih sayang kepada sesama. Bebas riya’. Mewarisi sifat Rahman Rahimnya Allah kepada semua makhluk. Seperti diserukan oleh Allah, ”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia. (Al-Baqarah: 264). Inilah tanda sukses berpuasa ketiga.
Inilah potret orang bertakwa. Hasil akhir dari berpuasa. Orang yang mendapat petunjuk dari Tuhannya sehingga menjadi orang-orang yang beruntung. Bukan orang yang dapat lapar dan dahaga saja. (*)
Editor Sugeng Purwanto