PWMU.CO– Kamus Sejarah Indonesia Jilid I Nation Formation susunan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan diprotes warga NU (Nahdlatul Ulama). Pasalnya, di kamus itu tidak mencantumkan pendiri NU KH Hasyim Asy’ari.
Suara protes disampaikan Ketua Umum NU Circle (Masyarakat Profesional Santri) R. Gatot Prio Utomo. Dia menilai Kemdikbud menghilangkan pahlawan nasional Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari. Dia meminta Mendikbud bertanggung jawab atas penghilangan jejak sejarah itu.
Kamus Sejarah Indonesia Jilid I ini sebenarnya belum beredar dalam bentuk buku cetakan. Tapi edisi PDF sudah tersebar lewat WhatsApp. Dari situlah masyarakat mengetahui isinya.
Di halaman katalog disebutkan penerbit Direktorat Sejarah Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pengarah Hilmar Farid (Direktur Jenderal Kebudayaan) Triana Wulandari (Direktur Sejarah). Narasumber Suharja, Amurwani Dwi Lestariningsih, Abdurahman, Didik Pradjoko. Ada nama ahli sejarah Taufik Abdullah sebagai Pembaca Utama.
Belum ada angka tahun penerbitan. Tapi sudah ada ISBN 978-602-1289-76-1. Sepertinya kamus edisi PDF ini belum ada proses editing sebab di halaman katalog itu masih ada salah ketik pada judul. Pada kata yang seharusnya Indonesia, tertulis KAMUS SEJARAH INDONOESIA JILID I.
Hasyim Asy’ari Dilompati
Kamus ini terdiri 347 halaman. Daftar isi disusun berdasarkan alphabet A sampai Z. Pada halaman H isinya memang tidak ada nama Hasyim Asy’ari. Pada bagian ini hanya berisi 13 item kelompok huruf H. Dimulai dari HJ Van Mook, Gubernur Jenderal Belanda terakhir yang menjabat 14 September – 1 November 1948.
Ada nama Haji Oemar Said Tjokroaminoto dengan uraian dua halaman. Lalu nama Harada Kumaichi, intel Jepang yang menjadi Panglima Tentara ke-16 di Jawa. Langsung melompat ke nama Heiho, Henk Sneevliet, orang komunis pendiri ISDV yang kemudian berubah menjadi PKI, dan Hirohito, kaisar Jepang dan lainnya.
Patut menjadi pertanyaan sebab di sampul ada foto KH Hasyim Asy’ari tapi isinya tidak ada. Hal sama juga terjadi pada foto surat kabar Medan Prijaji ada di sampul, ternyata tak ada di halaman huruf M. Padahal nama surat kabar lainnya tercantum seperti Asia Raja, Bintang Hindia, Bintang Timoer.
Nama Ahmad Dahlan
Sebagai kamus sejarah Indonesia, penyusunnya sudah memasukkan banyak nama tokoh, peristiwa, lembaga, surat kabar yang berkaitan dengan sejarah 1900-1950 untuk jilid I ini. Mungkin saja belum selesai. Masih proses memasukkan data sejarah lainnya.
Di halaman kelompok huruf A, tokoh NU lainnya sudah masuk seperti nama Abdul Wahab Chasbullah dengan penjelasan tiga alinea. Tokoh NU lainnya KH Masjkur, mantan menteri agama.
Di deretan kelompok A, ada nama terkenal seperti Abdul Malik Karim Amrullah alias Hamka. Ulasannya mulai halaman 2-4.
Nama lainnya AR Baswedan di halaman 5. Ulasannya panjang 2 halaman Lalu ada Abikusno Tjokrosujoso, Agus Salim. Peristiwa Agresi Militer Belanda, Aglemeene Middlebare School (AMS).
KH Ahmad Dahlan juga sudah masuk di daftar halaman 17. Uraiannya cuma dua alinea. Nama lainnya A. Hasan pendiri Persis. Juga ada Ahmad Khatib Minangkabawi, ulama Mekkah asal Sumatra Barat. Di bawahnya ada Aisyiyah, Ortom Muhammadiyah. Kemudian nama Ansor, Gerakan Pemuda NU.
Nama Nahdlatul Ulama ada di halaman 157 dengan uraian tiga alinea. Sedangkan nama Muhammadiyah masuk di kelompok M. Di halaman 155, penjelasannya satu alinea. Di bawahnya ada Muslimat NU, dan Musso, tokoh PKI.
Tokoh Muhammadiyah lain yang sudah masuk seperti Kasman Singodimedjo dan Ki Bagus Hadikoesoemo.
Kamus Sejarah Indonesia terdiri atas dua jilid. Jilid I Nation Formation (1900-1950)dan Jilid II Nation Building (1951-1998). (*)
Penulis/Editor Sugeng Purwanto