PWMU.CO– Buya Anwar Abbas, Ketua PP Muhammadiyah, menjadi pembicara dalam talkshow Ramadhan Aman dan Sehat yang diselenggarakan Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah dengan dukungan Lazismu dan Wardah., Senin (19/4/2021).
Dalam ceramahnya dia menyampaikan surat Mujadalah: 11. ”Yarfaillahulladziina amanu minkum walladziina utul ilma darojah.” Artinya, Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang berilmu beberapa derajat.
Dia mengatakan, umat Islam punya iman tapi dalam bidang ekonomi dan bisnis tidak punya ilmunya. Sementara dalam salah satu hadits Bukhari dinyatakan: Man aroda dunya fa’alaihi bil‘ilmi, man arodal akhiroh fa’alaihi bil‘ilmi, wa man aroda humaa fa’alaihi bil‘ilmi.
Artinya: Barangsiapa ingin memperoleh kebahagiaan hidup di dunia harus dengan ilmu dan barangsiapa ingin memperoleh kebahagiaan akhirat harus dengan ilmu dan barang siapa ingin memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat harus dengan ilmu.
”Kalau seandainya kita punya keinginan untuk bisnis, maka kita harus tentukan bisnis kita apa. Kalau bisnis kita ayam, ya harus punya ilmu tentang ayam. Kalau kita tidak punya ilmu tentang ayam, maka tidak akan berhasil dalam berbisnis ayam,” katanya.
Dia mencontohkan, Nurhayati Subakat CEO Wardah sukses bisnis kosmetik, karena punya ilmunya. Dia lulusan jurusan kimia ITB. Bahkan dapat gelar Dr (HC) karena ilmunya itu. ”Mengapa dia sukses? Ya pertama, takdir Allah. Kedua, dia bersungguh-sungguh di dalam mengusahakan usahanya dan dalam menjalankan bisnisnya,” tuturnya.
Jalan Sunatullah Kaya
Dia mengutip pepatah Arab: man jadda wa jadda. Barangsiapa yang bersungguh-sungguh dalam berusaha maka ia akan mendapatkan. Dia mencontohkan pengusaha sukses lain seperti almarhum Mohammad Najikh dan Herry Zudianto.
”Saya lihat memang mereka itu ya boleh dikatakan all out, menghabiskan waktunya dalam jumlah sangat besar untuk mengurusi bisnisnya,” ujarnya.
Buya menceritakan, pernah bertanya kepada pengusaha Chairul Tanjung, pukul berapa keluar dari rumah dan pulang. ”Jawabannya berangkat jam 7 pagi. Pulangnya jam 12 malam. Kadang jam 1 pagi,” jelasnya.
”Dengan demikian bekerja sekitar 18 jam sehari, sementara orang-orang yang tidak kaya-kaya ini ya, masuk jam 8 pulang jam 4. Itu pun tidak produktif karena tidak punya ilmunya,” jelas Buya Anwar Abbas.
Kesimpulannya, kata dia, mengapa nasib kita seperti ini, Allah berfirman, innallaha laa yughayyiru ma bi qaumin, hatta yughayyiru ma bi anfusihim. Artinya,sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali mereka mengubah diri sendiri.
”Salah satu yang diubah itu adalah mentality. Mentality kita adalah employee mentality. Mentalitas karyawan. Sementara kalau ingin jadi pengusaha itu harusnya entrepreneurship mentality, atau minimal intrapreneurship mentality.
Menurut Buya Anwar Abbas, inilah jalan sunnatullah. Siapa pun manusia, muslim atau non muslim, maju ekonominya karena dia menempuh sunnatullah yang akan mengantarkan dia menjadi orang yang kaya. Jalan menjadi kaya itu bisnis. (*)
Penulis Syahroni Nur Wachid Editor Sugeng Purwanto