Berpegang Teguh pada Hukum Allah, Khutbah Jumat Populer oleh Drs Muhammad Thoha Anggota Majelis Tabligh PWM Jatim
إِنَّ الْحَمْدَ لِلهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه.ُ اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ. عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ: يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan Allah
Salah satu bukti ketakwaan kepada Allah adalah kita mampu mengendalikan diri untuk tidak berbuat zalim dan kemudharatan. Baik kepada diri sendiri maupun masyarakat di sekitar kita apalagi sampai berbuat kerusakan di muka bumi. Sehingga kita sebagai ‘Khalifah fil ard’ ini senantiasa mensyukuri dengan cara menjaga dan memanfaatkan segala karunia Allah sesuai dengan hukum dan syariat yang telah Allah tentukan.
Indikasi lain kita sebagai khalifah terbaik adalah menjaga bumi Allah dan mengambil manfaat dengan tidak berbuat kerusakan. Dan tidak pula membuat hukum-hukum sesuai hawa nafsu kita sehingga mengabaikan al-Quran dan as-Sunnah yang mengakibatkan berbagai kerusakan di berbagai dimensi. Dalam hal ini Allah mengingatkan melalui Surat al-Baqarah: 22:
الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ فِرَاشًا وَالسَّمَاءَ بِنَاءً وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ فَلَا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ
“Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutusekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.”
Ayat di atas memberikan warning keras kepada kita, sesungguhnya hanya Dialah yang mempersiapkan bumi dengan kekuasaan-Nya, membentangkan permukaannya agar mudah untuk ditempati dan didayagunakan. Dia menjadikan langit, benda-benda dan planetnya seperti bangunan yang kokoh.
Dia juga memberikan kepada kalian sumber kehidupan dan segala nikmat, yaitu air. Dia menurunkan air dari langit dan menjadikannya sebagai sebab tumbuhnya tanaman dan pepohonan yang berbuah yang dapat kalian ambil manfaatnya.
Dengan demikian, tidaklah benar kalian berpandangan bahwa Allah memiliki sekutu yang kalian sembah seperti menyembah Allah, sebab tiada sekutu bagi-Nya. Dengan fitrah dasar, kalian dapat mengetahui bahwa tidak ada sekutu bagi-Nya. Maka janganlah kalian menyeleweng dari fitrah tersebut.
Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan Allah
Allah ‘azza wajalla adalah satu-satunya pemberi sumber kehidupaan dengan segala kenikmatanya dan Allah pula yang mengancam dengan siksaan yang pedih bagi orang-orang yang fasiq, tamak, dan berbuat kerusakan.
Bukankah akhir-akhir ini banyak kita temui orang-orang yang membuat hukum atau aturan yang hanya berlandaskan hawa nafsu, kepentingan pribadi, golongan dan mengabaikan hukum al-Qur’an sebagai cerminan. Tak heran tidak jarang bertentangan dengan hati nurani sehingga mengakibatkan kerusakan di mana-mana.
Dalam hal ini Allah telah memberikan ancaman bagi orang-orang yang mengedepankan hawa nafsunya al-Araf 179:
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ
“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah).
Dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.”
Ayat di atas menegaskan, sungguh Allah telah menciptakan banyak di antara jin dan manusia yang, di hari kiamat nanti, akan berada di api neraka. Hal itu karena hati mereka tidak digunakan untuk menembus kebenaran, mata mereka tidak merenungi kekuasaan Tuhan, dan telinga mereka tidak mendengarkan ayat-ayat dan nasihat- nasihat untuk direnungi dan diambil pelajaran.
Mereka layaknya seperti binatang yang tidak menggunakan akal yang diberikan Allah untuk bertadabbur. Bahkan mereka sebenarnya lebih sesat dari binatang. Sebab, binatang dengan instinknya akan selalu mencari kebaikan dan menghindari bahaya, sementara ada manusia malah menolak kebaikan dan kebenaran yang ada. Mereka itu memang orang-orang yang tidak berakal lagi bebal!
Hadirin sidang Jumat yang dimuliakan Allah
Dengan berbagai fenomena alam saat ini, perpecahan umat menjadi-jadi, memementingkan kelompoknya menjadi tujuan, menganggap kelompok mereka paling benar padahal jauh melenceng dari syariat, pemimpi dzalim semakin terang-terangan menampakkan keangkuhanya, dan munkarot begitu jelas mereka tonjolkan demi ego dan hawa nafsu syetan, sehingga Rasulullah, Muhammad SAW mewasiatkan dua hal agar umat tidak semakin terperosok kedalam lubang kehancuran dan kehinaan;
تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا : كِتَابَ اللهِ وَ سُنَّةَ رَسُوْلِهِ
“Aku tinggalkan kepada kamu dua perkara, kamu tidak akan tersesat selamanya selama kamu berpegang dengan kedua-duanya, yaitu kitab Allah (al-Qur’an) dan Sunahku.” (HR Al-Hakim).
Secara lugas, manthuq hadis di atas menerangkan semua umat Muhammad bisa menjadikan keduanya sebagai petunjuk agar tidak tersesat selamanya, dengan syarat mereka ber-tamassuk pada keduanya.
Menurut Mu’jam al-Ghaniy, lafaz at-tamassuk semakna dengan al-i’tisham yakni berpegang teguh dan mengenggam kuat agar tidak terlepas. Maka, memaknai hadis di atas bisa dilakukan dengan merujuk penjelasan mufassir tentang ayat I’tisham. Di antaranya di dalam Ali ‘Imran 103:
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah secara keseluruhan, dan janganlah kamu bercerai berai.”
Menurut Imam Baidhawi tali Allah adalah agama Islam atau kitab-Nya. Jadi, berpegang teguh pada tali Allah berarti berpedoman hidup pada al-Qur’an. Ini berdasarkan sabda Rasul SAW:
“Aku tinggalkan di antara kalian kitab Allah. Ia adalah tali Allah. Barang siapa yang mengikutinya, niscaya berada atas petunjuk hidayah. Barang siapa yang meninggalkannya, niscaya tersesat.” (HR Ibn Abi Syaibah dan Ibn Hibban).
Selanjutnya lafaz jami’an, pada ayat tersebut juga memerintahkan agar sikap teguh berpedoman hidup pada Kitabullah dilakukan secara keseluruhan. Maknanya, al-Qur’an tidak boleh diambil sebagian dan ditinggalkan sebagian lainnya.
Demikian juga, harus diambil pedoman dari seluruh hadis yang menjabarkan dan mencontohkan secara nyata isi al-Qur’an. Jangan sampai syariat dipakai untuk hal yang dianggap menguntungkan dan syariat disingkirkan saat dianggap mengancam kedudukan dan kemaslahatan diri dan kelompoknya.
Hadirin Sidang Jumat yang dimulyakan Allah
Sebagai akhir dari khutbah ini saya mengajak, pertama, berkomitmen dengan sekuat tenaga untuk berpegang teguh kepada al-Quran dan Sunnah Rasulullah SAW. Seraya meneladani dan menerapkan Akhkul Karimah Rasulullah Muhammad SAW.
Kedua, sebagai seorang Muslim yang berpegang teguh kepada al-Quran kita harus melaksanakan ibadah karena al-Qur’an berisikan tuntunan yang berkaitan dengan ibadah, yakni shalat, puasa, zakat, haji, dan lain sebagainya.
Ketiga, sebagai seorang Muslim yang mendapatkan amanah sebagai pemimpin, pejabat, imam atau sejenis wajib hukumnya berpegang teguh kepada al-Qur’an dan as-Sunnah agar segala kebijakan dan keputusan yang diambil membawa kemaslahatan bagi umat dan harus bergaul dengan sesama dengan baik sebab al-Qur’an berisi tuntunan yang berkaitan dengan amal perbuatan manusia dalam masyarakat dalam berbagai Aspek kehidupan.
Keempa, sebagai seorang Muslim selalu meningkatkan ketaqwaannya kepada Allah Swt setiap saat.
Demikianlah khutbah yang bisa kami sampaikan, Mudahmudahan kita selalu berpegang teguh dengan al-Qur’an serta selalu menjadikan al-Qur’an sebagai pedoman hidup yang akan menjadi panduan berbagai aspek kehidupan kita.
Semoga Allah senantiasa meridloi ikhtiyar dan langkah kita dalam menjaga agama Allah sehingga kita akan Istiqomah dengan segala perintah dan larangannya, Amin
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ, اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمِّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ؛ عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ، فَاتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، فِي العَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدُّعَاءِ
اللَّهُمَّ اجْعَلْ جَمْعَنَا هَذَا جَمْعاً مَرْحُوْماً، وَاجْعَلْ تَفَرُّقَنَا مِنْ بَعْدِهِ تَفَرُّقاً مَعْصُوْماً، وَلا تَدَعْ فِيْنَا وَلا مَعَنَا شَقِيًّا وَلا مَحْرُوْماً
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ أَنْ تَرْزُقَ كُلاًّ مِنَّا لِسَاناً صَادِقاً ذَاكِراً، وَقَلْباً خَاشِعاً مُنِيْباً، وَعَمَلاً صَالِحاً زَاكِياً، وَعِلْماً نَافِعاً رَافِعاً، وَإِيْمَاناً رَاسِخاً ثَابِتاً، وَيَقِيْناً صَادِقاً خَالِصاً، وَرِزْقاً حَلاَلاً طَيِّباً وَاسِعاً، يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ
اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَوَحِّدِ اللَّهُمَّ صُفُوْفَهُمْ، وَأَجمع كلمتهم عَلَى الحق، وَاكْسِرْ شَوْكَةَ الظالمين، وَاكْتُبِ السَّلاَمَ وَالأَمْنَ لِعَبادك أجمعين
رَبَّنَا لا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا، وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً، إِنَّكَ أَنْتَ الوَهَّابُ
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الخَاسِرِيْنَ
عِبَادَ اللهِ
إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ
Naskah Berpegang Teguh pada Hukum Allah, Khutbah Jumat Populer ini pernah dimuat majalah Matan.
Berpegang Teguh pada Hukum Allah, Khutbah Jumat Populer: Editor Mohammad Nurfatoni